Tag: Technische Hogeschool

J. W. Ijzerman, Kereta Api, dan Bandung

Para pembaca buku-buku karya Haryoto Kunto yang sering disebut sebagai Kuncen Bandung, tentu sering menemui nama tokoh Dr. J. W. Ijzerman. Namanya ditabalkan sebagai nama taman di sebrang kampus THS, Ijzermanpark, bahkan di teras taman itu didirikan juga patung dadanya. Di caption foto patung dadanya, Haryoto Kunto menuliskan bahwa Dr. Ijzerman berjasa memelopori pendirian Technische Hoogeschool yang sekarang menjadi ITB.

Sejak masa kemerdekaan nama taman itu lebih dikenal sebagai Taman Ganesha, sesuai dengan nama jalan di depannya. Sedangkan patung dada Ijzerman sudah tidak ada, karena sudah dipindahkan ke tempat lain dan berganti dengan monumen abstrak yang biasa disebut Patung Kubus atau Monumen Perjuangan Warga Ganesa 10, walaupun posisinya agak bergeser sedikit.

Dalam buku Semerbak Bunga di Bandung Raya Haryoto Kunto menyebutkan bahwa Ijzerman adalah seorang pegawai Staatsspoorwegen yang merancang dan memimpin pemasangan jalur kereta api dari Bogor ke Bandung. Pada saat itulah Ijzerman merasakan betapa perlunya tenaga teknisi untuk pembangunan, bukan hanya untuk bidang teknik sipil, tetapi juga ahli-ahli mesin dan elektro, semua dibutuhkan untuk melaksanakan pemasangan jaringan kereta api di seluruh Pulau Jawa.

Jan Willem Ijzerman. Koleksi geni.com
Continue reading

ITB sebagai Objek Wisata Alternatif

Oleh: M. Ryzki Wiryawan (@sadnesssystem)

Alkisah sekitar seabad yang lalu, tepatnya pada 4 Juli 1919, empat gadis mewakili empat bangsa secara simbolis menanam empat batang pohon di tengah lahan persawahan Dago, menandai pembangunan sekolah tinggi teknik pertama di Hindia Belanda – Technische Hogeschool – yang akan didirikan di lahan tersebut.

Beberapa tahun sebelumnya, niat pendirian sekolah tinggi teknik itu sudah dibicarakan oleh sekelompok pengusaha swasta (semacam KADIN) di Belanda. Salah satu pertimbangan utamanya adalah kesulitan mereka memenuhi tenaga teknisi yang handal atas industri mereka di Hindia Belanda. Usaha mendatangkan insinyur-insinyur Eropa ke  Hindia Belanda dianggap sangat mahal, oleh sebab itu muncul ide untuk membuat “pabrik” teknisi sendiri di Hindia Belanda, berbentuk sekolah tinggi teknik yang nantinya diharapkan bisa menghasilkan tenaga-tenaga insinyur “murah” yang kiranya akan diberdayakan pada industri-industri milik orang Eropa.

Nah sampai di sini, bisa disimpulkan bahwa pada awalnya ITB didirikan untuk menghasilkan SDM berkualitas yang diproyeksikan untuk bekerja bagi perusahaan asing. Maka itu, bagi para mahasiswa ITB yang sekarang kuliah hanya untuk bekerja di perusahaan asing, sungguh mulia mereka karena sejatinya telah meneruskan idealisme  para pendiri kampus itu.

Oke lanjut ke sejarah, intinya setelah membentuk komisi khusus yang tugasnya bikin kajian, pengumpulan dana, dan sebagainya, diputuskanlah izin pendirian sekolah teknik di Hindia Belanda oleh kerajaan Belanda sono. Dalam satu pertemuan melibatkan para inisiator dan pemerintah, sempat timbul perdebatan terkait lokasi kampus. Terdapat opsi Batavia, Solo, Yogyakarta dan Bandung. Tampil memberi solusi, Walikota Bandung yang kebetulan ikut rapat, namanya B. Coops (biasa dipanggil Kang Engkus karena ikut-ikutan Kang Emil), langsung tunjuk tangan. Continue reading

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑