Tulisan ini merupakan hasil latihan Kelas Menulis sebagai bagian dari Aleut Development Program 2020. Tulisan sudah merupakan hasil ringkasan dan tidak memuat data-data penyerta yang diminta dalam tugas.
Ditulis oleh: Annisa Almunfahannah
Buku “9 Pahlawan Nasional Asal Jawa Barat” merupakan buku yang cukup tipis sebagai buku sejarah, karena memuat biografi sembilan tokoh Pahlawan Nasional hanya dalam 210 halaman. Tapi tentu saja buku ini bukan mau menyampaikan biografi lengkap dan rinci dari kesemua tokoh itu, melainkan hanya ringkasan sebagai perkenalan saja kepada publik pembaca. Biografi tokoh-tokoh tersebut diceritakan secara singkat, padat, dan memuat beberapa kejadian penting yang berkaitan dengan tokoh tersebut.
Sebagai bagian dari Kelas Belajar Menulis, setiap peserta ADP-20 Komunitas Aleut mendapatkan tugas untuk membuat resensi sederhana, tidak untuk keseluruhan buku, melainkan satu tokoh saja untuk masing-masing peserta. Saya kebagian tokoh Kusumah Atmaja. Berikut ini ringkasannya.
Ringkasan Biografi Prof. Dr. Mr. Kusumah Atmaja
Kusumah Atmaja lahir di Purwakarta pada tanggal 8 September 1898 dengan nama Sulaeman Effendi Kusumah Atmadja. Latar belakang keluarga dari kalangan ménak membuat Kusumah Atmaja mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan hingga ke jenjang tinggi, Rechtsschool di Batavia.
Setelah menyelesaikan pendidikan ilmu hukumnya dan mendapat gelar meester in de rechten (Mr.) pada tahun 1919, Kusumah Atmaja mendapatkan beasiswa dari Kerajaan Belanda untuk melanjutkan studi hukum di Universitas Leiden Belanda, dan berhasil meraih gelar Doctor in de recht geleerheid pada tahun 1922 dengan disertasi berjudul De Mohammedaansche Vrome Stichtingen in Indië (Lembaga Ulama Islam di Hindia Belanda) yang menjabarkan tentang hukum wakaf di Hindia Belanda.
Kusumah Atmaja mengawali karirnya sebagai hakim di pengadilan negeri dan kemudian diangkat menjadi Kepala Pengadilan Negeri di beberapa kota di Pulau Jawa. Kemudian beliau diangkat sebagai anggota Raad van Justitie (Pengadilan Tinggi) dan menjadi satu-satunya pribumi yang menduduki posisi tersebut.
Continue reading