Tag: Paulina Emilia Kerkhoven

Arsitek Rumah Bosscha

Oleh: Aditya Wijaya

Di internet ada cukup banyak foto-foto terkini dari Rumah Bosscha. Tampaknya Rumah Bosscha menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan saat berkunjung ke Pangalengan. Tapi sebenarnya siapakah sosok arsitek di balik pembangunan Rumah Bosscha?

Belakangan ini saya mencoba menelusuri mengenai siapa sosok arsitek dalam pembangunan Rumah Bosscha. Beberapa postingan di internet mengenai foto lama Rumah Bosscha hanya disertai caption keterangan dan angka tahun tanpa ada yang menyebutkan siapa arsiteknya.

Jacob Frederik Klinkhamer

Rumah Bosscha pertama kali dibangun pada tahun 1903 oleh arsitek J.F. Klinkhamer. Rumah ini bergaya chalet dengan atap yang menjorok jauh. Ukiran kayu yang banyak dan serambi yang mengelilingi rumah. Rumah Bosscha ini memiliki kesamaan dengan vila-vila di Lochem, Belanda, karyanya Klinkhamer.

Prof. Ir. Jacob Frederik Klinkhamer, seorang arsitek dan insinyur, lahir pada tahun 1854 dan meninggal pada tahun 1928, merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam dunia arsitektur di Belanda.

Pada tahun 1882, Klinkhamer memulai karir sebagai seorang arsitek mandiri. Keputusan ini kemungkinan didukung oleh stabilitas keuangan dan jaringan kontak yang baik. Tahun 1883, ia menikahi Margaretha Elisabeth Bosscha, putri dari Paulina Emilia Kerkhoven dan Prof. Dr. J. Bosscha. Keluarga Kerkhoven aktif dalam bisnis perkebunan teh di Hindia Belanda dan juga terlibat dalam pembangunan jalur kereta api. Hubungan pernikahan dengan keluarga Kerkhoven dan Bosscha yang kaya dan berjiwa wirausaha akhirnya membawa sejumlah proyek untuk Klinkhamer.

Continue reading

Namanya, Bosscha.

Tulisan ini adalah hasil “Kelas Menulis” yang merupakan bagian dari kegiatan pelatihan Aleut Development Program (APD) 2020

Ditulis oleh: Inas Qori Aina

Setiap kali mendengar nama Bosscha, yang terlintas di pikiran saya hanyalah peneropongan bintang atau observatorium yang terletak di kawasan Lembang. Hari ini saya mengetahui bahwa Bosscha lebih dari sekadar nama itu, melainkan nama sosok yang punya cukup banyak peran bagi kemajuan Kota Bandung dan tanah Priangan.

Begini kisahnya:

Nama lengkapnya Karel Albert Rudolf Bosscha. Laki-laki kelahiran s-Gravenhage (Den Haag), 15 Mei 1865 ini merupakan anak terakhir dari enam bersaudara. Ayahnya Prof. Dr. J. Bosscha, seorang fisikawan Belanda yang kemudian menjadi direktur Sekolah Tinggi Teknik Delft. Ibunya bernama Paulina Emilia Kerkhoven, putri seorang pemilik salah satu perkebunan teh tertua di Jawa. Trah Kerkhoven inilah yang nantinya membawa Bosscha sampai di tanah Priangan.

Ke Hindia Belanda

Bosscha sempat mengenyam pendidikan dengan berkuliah Teknik Sipil di Politeknik Delft. Pada suatu waktu, Bosscha berselisih dengan dosennya hingga akhirnya Bosscha memilih untuk meninggalkan pendidikannya. Tahun 1887 ia memutuskan untuk pergi ke Hindia Belanda, usianya saat itu baru 22 tahun. Ia hendak ke perkebunan teh di Sinagar Sukabumi milik pamannya, Eduard Julius Kerkhoven. Di sinilah awal Bosscha mempelajari teknik  budidaya teh.

Sesampainya di Hindia Belanda, Bosscha tidak lantas menjadi pengusaha perkebunan. Ia sempat pergi menyusul salah satu kakaknya yaitu dr. Jan Bosscha yang bekerja sebagai ahli geologi di Kalimantan. Beberapa tahun Bosscha bersama kakaknya melakukan eksplorasi penambangan emas di Sambas Kecil. Namun pada tahun 1892 Bosscha kembali lagi ke pamannya di Sinagar.

Jan Bosscha di Sambas, Kalimantan Barat. Foto: KITLV.

Mengelola Perkebunan Malabar

Continue reading

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑