Ditulis oleh: Aditya Wijaya

Penampungan air di Setiabudhi tahun 1920. Foto: Leiden University

Tulisan ini adalah lanjutan dari bagian pertama Ngaleut Cidadap: Mata Air di Kota Bandung Kini (1). Bagian pertama adalah rangkaian perjalanan dan cerita saat mengunjungi Gedong Cai Cidadap dan Gedong Cai Tjibadak, sedangkan pada bagian ini saya ingin bercerita ketika kami mengunjungi tempat penampungan air di Setiabudhi dan Gedong Cai Cikendi.

Setelah dari Gedong Cai Cidadap dan Tjibadak, kami melanjutkan perjalanan menuju tempat penampungan air di Setiabudhi. Tempat ini tampak berbeda dengan Gedong Cai yang kami kunjungi sebelumnya. Bagian atas bangunan terlihat agak membulat dan tertutupi tanah dan rumputan, dulu bangunan seperti ini disebut sebagai gunung cai. Namun sayang ketika kami berkunjung ke sana, kondisi bangunan sudah tertutup dengan rerumputan. Sebagian bangunan juga terkena aksi vandalisme, penuh coretan.

Continue reading