Oleh: Arya Vidya Utama (@aryawasho)

Selain terkenal dengan domba, dodol dan belakakangan juga terkenal dengan batu akik, Garut juga kesohor dengan satu hal lagi: pangkas rambut. Bagi para pria yang sering mengunjung barbershop, cobalah bertanya dari mana si pemangkas rambut berasal. 90% akan menjawab “Asgar”, alias Asli Garut.

Siapa sangka jika kiprah pemangkas rambut Asgar ini sebetulnya berawal dari kondisi perang. Pada sekitar tahun 1950, saat Kartosuwiryo dengan Negara Islam Indonesia-nya berusaha melakukan makar di Garut. Warga Garut yang saat itu merasa ketakutan akan aksi Kartosuwiryo ini akhirnya memilih untuk mengungsi ke luar Garut.

Untuk menyambung hidup, beberapa pengungsi ini memilih untuk menyambung hidup dengan menjadi pemangkas rambut. Pekerjaan ini dipilih karena modal yang dikeluarkan tak terlalu besar. Cukup dengan sedikit keterampilan, gunting, dan pisau cukur, jasa pangkas rambut bisa dijajakan di bawah pohon rindang.

Pekerjaan sebagai pemangkas rambut ternyata mampu mengantarkan mereka ke gerbang kesuksesan. Tak ayal kabar gembira ini langsung menyebar luas di kampung halaman, membuat beberapa warga Garut yang tergiur kesuksesan kawan mereka di perantauan ikut merantau. Sejak saat itulah para pemangkas rambut asal Garut tersebar luas di beberapa kota di Indonesia.

Pangkas rambut Asgar melayani segala kalangan masyarakat. Mulai dari kaum proletar hingga borjuis, dari yang tua dan yang muda, dan dari rakyat biasa hingga sekelas presiden. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari harga Rp 10.000,00 untuk sekali cukur hingga yang mencapai enam digit.

***

Salah satu yang menawarkan harga Rp 10.000,00 untuk sekali cukur adalah Pak Ujang, tukang pangkas rambut yang menjajakan jasanya di pinggir jalan Jl. Teri, dekat Pasar Andir. Peralatan yang ia punya cukup lengkap, namun semuanya dioperasikan dengan tenaga tangan.

DSC_1791 Continue reading