Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip)
“Duh stasiun London berapa nih?”
“Oh itu properti milik Arip Podomoro Group, hmm… bayar 2000 weh”
“Jis geuleuh ke cewek mah pake diskon”
Meski cashflow sedang hancur, saya tetap istiqomah jadi pebisnis yang murah hati. Apalagi sedang dalam bulan baik bernama Ramadan. Tapi nampaknya permainan Monopoly nggak mengenal yang namanya matematika sedekah. Meski berhasil memonopoli jaringan bisnis transportasi internasional, krisis finansial pun melanda saya. Ini diperparah dengan munculnya faktor godaan wanita. Ah klise banget.
Enrichissez-vous! Francois Guizot, cendikiawan dan ahli sejarah yang jadi menteri utama Prancis di abad ke-19 menyeru agar setiap orang harus menjadi kaya, dan ini adalah inti dari permainan monopoly. Ya, jadilah kaya! Jadilah kapitalis yang bisa mengeruk kekayaan sampai pebisnis lain jatuh pailit. Nggak ada kamusnya untuk jadi filantropi dalam permainan ini. Continue reading