Catatan Momotoran; Pabrik Teh Santosa

Oleh: Fikri M Pamungkas Desir angin Pangalengan yang menerpa tubuh pagi ini sungguh terasa menggigit, padahal kali ini saya duduk di belakang, dibonceng oleh Reza, rekan di Komunitas Aleut. Hari ini kami mengadakan perjalanan momotoran ke kawasan Pangalengan untuk mengungjungi beberapa lokasi di sana. Rute yang sudah disusun adalah Cinyiruan/Kertamanah, Talun-Santosa, Sedep, dan Negla. Karena … Lanjutkan membaca Catatan Momotoran; Pabrik Teh Santosa

Di Sana… di Negla (Bagian 2/2)

Oleh Guriang (Bagian Pertama) Ketika Jerman masuk ke Bloemendal pada bulan September 1944 dan menganggap wilayah itu sebagai daerah Kamp, Carla dan Marga pun harus mengungsi ke Overveen, sementara ibu mereka dirawat di rumah sakit setelah operasi fibroid dan sedang mengidap trombosis paru. Carla kemudian tinggal terpisah walaupun masih tetap di Overveen, kemudian bersama pacarnya, … Lanjutkan membaca Di Sana… di Negla (Bagian 2/2)

Di Sana… di Negla (Bagian 1/2)

Oleh Guriang “Di sana!” kata Marga, sambil menunjuk ke arah topi yang berada di atas lemari pajangan di ruang tamu rumahnya di Belanda kepada Wijnt van Asselt. “Di sana”adalah di Hindia Belanda, di wilayah pergunungan perbatasan antara Pangalengan dengan Garut. Negla. Para pembaca novel Heeren van de Thee karya Hella S. Haase tentu ingat bagaimana … Lanjutkan membaca Di Sana… di Negla (Bagian 1/2)