Medan Prijaji, De Expres, dan Sipatahoenan yang Terbenam di Pusat Kota Bandung

Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip) Perjalanan sejarah memang tak terduga. Tiga tempat bersejarah di Bandung zaman pergerakan, kini menjadi ini: Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, tanah lapang, dan Parahyangan Plaza. SEIRING DENGAN perkembangannya menjadi pusat perkebunan di akhir abad ke-19, dibukanya jalur kereta api, dan setelah diresmikannya menjadi gemeente (kotapraja) pada tahun 1906, Bandung makin menggeliat. Hingar-bingarnya Bandung di … Lanjutkan membaca Medan Prijaji, De Expres, dan Sipatahoenan yang Terbenam di Pusat Kota Bandung

Ngaleut Rasia Bandoeng, Tentang Skandal di Bandung Tahun 1914

Oleh: Nurul Ulu (@bandungdiary) Tahun 1917 bulan Desember di kota Bandung terbit sebuah novel berjudul Rasia Bandoeng. Novel ini berkisah tentang sepasang muda mudi Tionghoa yang jatuh hati dan kawin lari. Karena keduanya berasal dari marga yang sama, maka cinta mereka terhalang tradisi. FYI, kisah dalam novel ini merupakan kisah nyata. Menambah nilai bonus bagi … Lanjutkan membaca Ngaleut Rasia Bandoeng, Tentang Skandal di Bandung Tahun 1914

Rasia Bandoeng: Skandal Terlarang 100 Tahun Silam

Oleh: Irfan Noormansyah (@fan_fin) “Liefde Is Bliend” artinya cinta itu buta, entah sudah berapa banyak film dan buku yang mengambil tema tersebut. Demi cinta, Romeo bahkan berani menenggak racun karena ingin menyusul Juliet yang berpura-pura mati demi dirinya. Tak perlu jauh-jauh datang ke Verona untuk menelusuri kisah cinta buta yang melegenda itu, karena Bandung pun … Lanjutkan membaca Rasia Bandoeng: Skandal Terlarang 100 Tahun Silam

Rasia Bandoeng: Romeo & Juliet dari Citepus

James T. Siegel melihat melalui roman ini bahwa orang-orang Tionghoa juga berkontribusi pada pergerakan nasional. Kemampuan bahasa untuk menerjemahkan isi buku atau surat kabar yang dimiliki Hilda dan Tan Tjin Hiauw sebagai kalangan terdidik berperan untuk mempercepat proses penyebaran ide revolusi di kalangan kaum muda.

Rasia Bandoeng dan Ngaleut Tjerita Tjinta jang Benar Terdjadi di Bandoeng Tahon 1900-an

Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip) Katanya jatuh cinta membuatmu jadi orang dungu. Oh baiklah pembaca yang budiman, sebelumnya maaf hanya judulnya yang pakai Bahasa Melayu Pasar, karena saya malas dan tak punya cukup kedunguan untuk menuliskannya dalam bahasa seprimitif itu, apalagi ejaan yang setuwir itu. Entahlah, kalau sekiranya jatuh cinta, mungkin bisa saja, tapi saya tak sedungu … Lanjutkan membaca Rasia Bandoeng dan Ngaleut Tjerita Tjinta jang Benar Terdjadi di Bandoeng Tahon 1900-an

Penelusuran Belum Usai (5)

Lanjutan kisah Roman Rasia Bandoeng oleh Lina Nursanty. SATU per satu tokoh dalam novel roman Rasia Bandoeng terungkap. Setelah hampir satu abad sejak pertama kali novel itu diterbitkan pada awal abad 20, cucu dan cicit para tokoh bermunculan. Mereka mencari asal usul leluhurnya melalui kepingan cerita dalam novel. Dendam lama yang diceritakan dalam novel pun … Lanjutkan membaca Penelusuran Belum Usai (5)

Romeo Juliet dari Citepus (4)

Lanjutan kisah Roman Rasia Bandoeng oleh Lina Nursanty. SERAYA berseloroh, Charles Subrata menyebut kisah cinta antara Tan Gong Nio dan Tan Tjin Hiauw dalam novel roman Rasia Bandoeng yang terbit pada awal abad ke-20 di Kota Bandung sebagai “Kisah Romeo-Juliet dari Citepus.” Penyebutan itu terilhami dari kisah perjuangan cinta antara keduanya yang sangat berat karena … Lanjutkan membaca Romeo Juliet dari Citepus (4)

Tan Sim Tjong (3)

Bagian ketiga: Pencarian Makam Tan Sim Tjong SEMASA hidupnya, Tan Sim Tjong dikenal sebagai saudagar kaya yang memiliki tanah luas yang tersebar di antara Cibadak, Jalan Raya Barat (Jenderal Sudirman sekarang, RED), dan sekitar Kali Citepus. Selain sebuah rumah gedong besar, keluarga Tan Sim Tjong juga memiliki kebun yang ditanami pohon bambu Cina dan pohon … Lanjutkan membaca Tan Sim Tjong (3)

Tan Sim Tjong (1)

Berikut ini serial penelusuran tokoh Tan Sim Tjong yang ditulis oleh rekan saya dan sudah dimuat bersambung di HU Pikiran Rakyat Bagian Pertama: Telusur Silsilah Melalui Roman MENJELANG Imlek lalu, Pikiran Rakyat mengulas sebuah roman Tionghoa yang menceritakan perkawinan satu marga (she) di Bandung pada tahun 1917. Roman berjudul Rasia Bandoeng yang ditulis oleh Chabbaneau … Lanjutkan membaca Tan Sim Tjong (1)

Siapakah Chabanneau? – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (3)

Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (3) Siapakah Chabanneau? Ada informasi yang cukup mengejutkan ketika menelusuri jejak literatur yang menyinggung nama Chabanneau ini. Seorang antropolog, James T Siegel, menguak kabar bahwa ternyata sang penulis roman sesungguhnya adalah seorang pemeras. Cuplikan pemuatan artikel ini (bagian 3) di HU Pikiran Rakyat, Selasa, 17 Februari 2015. Dalam buku Siegel … Lanjutkan membaca Siapakah Chabanneau? – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (3)

Merekam Denyut Nadi Pusat Kota – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (2)

Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (2) Merekam Denyut Nadi Pusat Kota Membaca roman Rasia Bandoeng karya Chabanneau dapat membawa kita melancong ke pusat Kota Bandung pada periode awal 1916 dengan deskripsi yang cukup detail. Tampak kuat sekali kesan bahwa mobilitas orang-orang Tionghoa saat itu berada di pusat-pusat kota. Misalnya kediaman tokoh utama roman, yaitu Tan … Lanjutkan membaca Merekam Denyut Nadi Pusat Kota – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (2)

Kawin Semarga di Bandung Baheula – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (1)

Berikut ini saya muatkan artikel bersambung tulisan rekan saya, Lina Nursanty, yang membahas sebuah roman baheula dengan latar cerita Kota Bandung di awal abad ke-20. Selamat membaca! Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (1) Kawin Semarga di Bandung Baheula Pengantar: Roman lahir untuk melukiskan perbuatan, watak, dan isi jiwa sang tokoh yang lebih banyak membawa sifat-sifat zaman. “Rasia … Lanjutkan membaca Kawin Semarga di Bandung Baheula – Seri Tionghoa Bandung dalam Roman (1)