Pertama… dan Selanjutnya Apa???

Oleh : Ujanx Lukman

PERTAMAX….

Sebuah kata yg sering ditulis pada setiap posting pertama di sebuah portal online, lalu seperti apakah  perjalanan “pertama” ke sebuah pabrik yang menjadi saksi sejarah “tirani” di Indonesia dan Bandung khususnya yang kemudian menyimpan banyak kontroversi. Pemirsa… ehh salah pembaca inilah notes investigasi…. (pake gaya In*r*t di <>tv)

Gedung dinas administratur PT. Kertas Padalarang

Penelusuran sebuah sejarah pasti membutuhkan bukti otentik, dari mulai fisik hingga fiktif. Dari mulai tertulis hingga tersimpan di dalam ingatan, sangat beruntung penelusuran kali ini semua aspek tersebut terpenuhi. Mari kita mundur beberapa puluh tahun ke belakang di saat Belanda masih menjajah Indonesia dimana pada saat itu hampir seluruh penduduk pribumi harus patuh kepada mereka.

Kekuasaan di atas segalanya

Untuk pertama kalinya Belanda membuat sebuah pabrik kertas di Indonesia yang merupakan cabang dari NV. Papier Fabriek Nijmegan sekitar tahun 1922 dan memilih Padalarang sebagai lokasi pabriknya. Alasannya karena daerah ini mempunyai mata air yang sanggup memenuhi kebutuhan operasional pabrik yaitu 80 liter/detik, dan untuk mesin-mesinnya langsung di import dari sana.

Gambar pabrik pada tahun 1923

Salah satu produksi unggulannya ialah kertas security, yaitu kertas yg hanya bisa dilihat dgn cara tertentu, contohnya kertas cukai pd rokok. Sst.. hanya kita aja yg boleh tahu, bahwa 39 persen dari pendapatan negara berasal dari cukai rokok dan penyumbang terbesarnya ialah Gud*** G***m. Jadi sangat wajarlah apabila pemilik perusahaan ini menjadi orang2 terkaya di Indonesia, teringat salah satu obrolan imajiner antara teman yg sudah saling akrab.

Teman 1 : Mengapa kamu suka merokok ??

Teman 2 : merokok itu menimbulkan suatu kebanggan dihadapan teman2

Teman 1 : emang klo merokok untung nya buat kamu apa ??

Teman 2 : klo uwis mangan ora udut enek, menyumbang ke negara, ikut nyumbang event yg disponsori oleh produsen rokok, klo tidak ada perokok ga akan ada siaran sepakbola di tv. Betapa berjasanya para perokok terhadap negara ini

Teman 1 : Emang kamu ga tau bahayanya merokok bagi diri sendiri dan sekitarmu ?? kan udah ada peringatannya di kemasan

Teman 2 : peringatan itu dibuat buat yg bisa baca. Sedangkan saya sekolah pun tidak, mana bisa baca

Peringatan pada kemasan rokok di Malaysia

Perjalanan ngAleut kali ini merupakan jalur terenak yg pernah dilalui karena cuma satu lokasi dan langsung finish serta ramah tamah. Didampingi oleh saksi sejarah dari perkembangan pabrik kertas pertama di Indonesia yaitu Bp. Suparman yang juga merupakan ayah dari pegiat Aleut kang Oi menjadikan kami serasa terbawa ke masa-masa Belanda. Pada masa jayanya dahulu, pabrik ini merupakan market leader di bidang kertas dimana semua kertas di Indonesia berasal dari sini. Namun sayang kunjungan Aleut kali ini, tidak dapat mendokumentasikan keadaan didalam pabrik karena kebijakan manajemen. Berdasarkan penuturan Bp. Suparman kebijakan tersebut diambil karena dahulu banyak kunjungan perorangan/organisasi yg ternyata berniat membajak resep dan cara pembuatan kertas di pabrik tersebut bukan kunjungan biasa, sehingga untuk menghindarkan kerugian yg lebih besar maka dibuatlah larangan tersebut. Ohh… ternyata bajak membajak emang dari dulu sudah ada.

Bp. Suparman yg sangat “perkasa”

Namun kini perusahaan yang telah berganti nama menjadi PT. Kertas Padalarang tidak seperti dulu, karena banyaknya saingan dan kurangnya modal menjadikannya terbatas memproduksi kertas dan hanya memenuhi beberapa pesanan dari BUMN dan perusahaan. Teringat pesan Bp. Suparman “kudu motekar” (harus kreatif) yg bisa menjadikan kita berhasil, karena kebanyakan tipe orang Indonesia adalah bosenan dan tidak focus menjadikannya sagala di embat tapi teu bisa-bisa .. ooh mudah-mudahan sanes abdi. Saat masih aktif bekerja, beliau setiap dua bulan sekali berkunjung ke luar negeri untuk menambah pengetahuannya tentang pembuatan kertas, yang menjadikannya bisa menduduki posisi penting di perusahaan tersebut.

Prjalanan yang diakhiri dengan ramah tamah di salah satu SLB pertama di wilayah Bandung Barat, yang juga merupakan inisiatif dari istri Bp. Suparman menjadikan ngAluet kali ini penuh dengan pengetahuan dan makanan..

Parasmanan di SLB pertama di Bandung Barat

Sungguh suatu kilas balik yg penuh makna dan pelajaran bagi kita sebagai generasi muda. Terima kasih sebesar-besarnya kepada keluarga besar Bp. Suparman atas jamuan dan berbagi pengetahuanya. Akhir kata tong kapok lamun kasumpingan pribados sareng rerencangan ti Komunitas Aleut, Hatur nuhun pisan …

Sumber : kunjungan ngAleut ke PT. Pabrik Kertas Padalarang pada 6-03-2011

Yang punya foto : Ayu “kuke”, Yandi Dephol, Ihsan “bedu”, Nara, googling

1 Comment

  1. andini juliani

    iya sungguh miris PT Kertas Padalarang itu ya, padahal perusahaan tersebut adalah perusahaan kertas terbesar dan pertama di Indonesia . Mama aku kerja disana 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑