Oleh : Noviana Dewani
Hari ini kali ketiga saya ikut ngaleut, sebelumnya saya ikut ngaleut cikapundung dan Romantika cinat Inggit ganarsih. Sebenarnya hari ini gak ada agenda untuk ikut aleut. Tapi dari pada semua gak pasti jadi mending saya ikut ngaleut, sekalian refreshing dan pengen tau juga tentang pabrik kertas.hehe
berhubung tidak di agendakan, maka saya pun bangun telat, mencari referensi tugas dahulu, santai-santai dan berangkat pakai kereta jam 8.10. dengan asumsi kereta itu adalah kereta yang pertama ke padalarang diatas jam 8. jadi saya tidak akan ditinggal oleh Aleut!.hehehe.
Dengan menumpang Kereta Baraya Geulis dengan jadwal 09.12, para aleutian berangkat menuju padalarang. Saya sendiri baru tahu kalau di Padalarang itu ada pabrik kertas. Yang saya tahu hanya Kota Baru Parahyangan, Tebing Citatah. Sampai padalarang, menyusuri jalan yang lumayan tidak panjang, sampailah kami di PT. Kertas Padalarang. PT. Kertas Padalarang ini merupakan pabrik kertas pertama yang ada di Indonesia. Sebelumnya, perusahaan ini merupakan milik Belanda, dan merupakan salah satu cabang pabrik kertas yang ada di Belanda. Dan masyarakat sekitar pabrik ini pula mengenal pabrik ini dengan sebutan PN Kertas, bukan PT kertas.
PT. Kertas Padalarang ini memproduksi dua jenis kertas, yakni jenis sekuritas dan jenis kertas sigaret. Kertas sekuritas adalah kertas yang memiliki ciri-ciri khusus atau memiliki tanda pengamanan agar tidak bisa ditiru. maksudnya dapat diketahui mana yang asli atau kalau ada yang palsu bisa diketahui. Contoh kertas sekuritas antara lain ijazah, cek, label roko bea cukainya. Intinya yang ada seperti hologramnya. Sekuritasnya sendiri ada beberapa macam, misalnya yang memang dengan bahan kimia, kertasnya akan mengalami perubahan. atau dengan komposisinya sendiri.
Bahan utama pembuat kertas selain serat-serat tanaman, yakni air. air yang digunakan untuk proses pembuatan kertas ini didapat dari kaki gunung yang berjarak sekitar 5 km dari pabrik kertas ini. Debit yang diperlukan pada dahulu kala sekitar 18 liter per detik, sedangkan sekarang bisa sampai 80 liter per detik. Di halaman depan gedung utama, ada semacam tempat penampungan air berbentuk bulat dan berdiameter sekitar 5 meter. dahulu itu merupakan tempat penampungan air dari kaki gunung tersebut. namun sekarang tidak berfungsi seperti fungsi awalnya. sumur itu pun, memiliki panah yang berfungsi sebagai indikator sumur itu penuh atau tidak. Kerenlah pokoknya! Karena sumber air itu pula, dahulu pabrik kertas ini didirikannya di Padalarang, bukan di daerah lain. Sangat penuh pertimbangan orang jaman dulu yah berarti. Oia, di sebelah rumah dinas administatur sendiri ada pohon yang unik. Bawahnya bukan kelapa, tapi diatasnya pohon kelapa. Bingung kan? Sama. Jadi inget sama pohon karet di sekolah SMA dulu.
Tidak terawat
Saatnya masuk ke dalam pabrik. Setelah menyimpan semua barang bawaan, kita mulai masuk untuk melihat bagaimana kertas itu diproduksi, walaupun saat itu tidak sedang produksi. Bangunan pabrik kayak bukan pabrik. Dibayangan saya, pabrik itu tidak seperti itu. Terawat, dan yaa gitulah. Kayak pabrik-pabrik yang ada di lumayan dekat rumah, Rancaekek, walaupun belum pernah masuk juga sih.hehe. kalau dipakai untuk syuting sinetron yang adegan penculikan, mungkin bagus. Saya hanya menyayangkan pabrik dibiarkan seadanya seperti itu padahal ini milik pemerintah loh.. Malah cabangnya pabrik kertas ini, yakni PT. Kertas Leces pun sudah tidak beroperasi selama kurang lebih 6 bulan belakangan. Sungguh sangat disayangkan…
Import
Setelah selidik menyelidik dengan banyak bertanya, akhirnya saya tau kalau semua bahan produksi nya itu i-m-p-o-r-t. Bahan produksi di import dari kawasan eropa. Saya orang awam yang hanya tau kalau Indonesia itu punya hutan yang luas pun Cuma bisa prihatin dan bingung. Katanya karena kita belum bisa memproduksi kayu ke bahan setengah jadi, atau pulp. Dan kayu pun memiliki harga jual yang lebih tinggi jika untuk bahan dasar mebel. Maka, dipilih untuk import, walaupun harganya tidak jauh berbeda, tapi kualitas pasti terjamin. Begitulah alasannya setelah saya banyak bertanya.
Lalu, mengapa tidak bisa bersaing dengan perusahaan penghasil kertas lainnya?
Perusahaan kertas lainnya itu memproduksi kertas dari awal sampai akhir sendiri. Dalam arti, mereka mengolah dari bahan mentah, sampai kertas itu sendiri. Mereka mempunyai hutan sendiri, dan lain sebagainya.
Yang masih saya tidak mengerti, kemana hasil hutan produksi Indonesia itu ya?!
***
Begitulah cerita ngaleut ketiga saya. Sungguh membuka wawasan baru, temen baru, pengalaman baru, kesan baru. Tidak lupa dapet makan gratis.haha. terimakasih banyak aleut!. Semoga bisa ikut ngaleut ngaleut selanjutnya.
Sumber : Perjalanan aleut PT. Kertas Padalarang, 6 Maret 2011
Leave a Reply