Oleh : Nara Wisesa (@naraws)
Naah, kebetulan kan Aleut! hari ini akan mengadakan acara berbuka bersama nih, jadi terinspirasi untuk nulis lagi deh, hehe…
Ketika memasuki bulan Ramadhan, satu istilah yang mendadak sering terdengar adalah “ngabuburit”
Sebenarnya apa sih artinya?
Apakah, seperti yang saya kira waktu masih kecil: ngabubur beurit (tikus)? – YA NGGAK LAAAH :p
Saya sendiri sih sebenarnya selama ini juga gak tau apa arti sebenarnya dari istilah ini, maklum, gak fasih berbahasa sunda, hehe… jadi setelah melakukan pencarian google, saya menemukan dua situs blog yang membahas etimologi dari istilah ‘ngabuburit’, yaitu http://zakiiaydia.com/2011/08/31/kenapa-harus-kata-ngabuburit/ย danย http://websitedada.wordpress.com/2011/08/06/ngabuburit/
Dari yang tertulis dalam kedua blog tersebut (utk lengkapnya silakan dibaca sendiri, hehe), bisa disimpulkan bahwa kata ‘ngabuburit’ adalah sebuah jargon yang berasal dari bahasa sunda, dan memiliki arti menunggu senja/magrib (ngalantung ngadagoan burit).
Nah, bila dilihat dari arti kata secara literal, maka ‘ngabuburit’ sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, tidak hanya ketika melakukan ibadah shaum.. Tetapi ya mungkin kalau tidak sedang shaum, masyarakat jarang melakukan kegiatan yang khusus diperuntukan sembari mengisi waktu sambil menunggu senja. Sehingga, istilah ngabuburit menjadi identik dengan menunggu datangnya waktu magrib untuk kemudian melakukan iftar (berbuka) ๐
Mengapa kata yang berasal dari bahasa sunda ini sekarang menjadi sebuah istilah yang digunakan secara umum, kemungkinan antara lain karena semakin menyebarnya orang-orang sunda ke seluruh Indonesia, terutama Jakarta.
Populernya penggunaan istilah ini di Jakarta mungkin juga berbuntut dengan meningkatnya intensitas penggunaan istilah ini dalam media televisi yang setiap bulan ramadhan menayangkan acara-acara religi, yang tentunya ditayangkan ke seluruh pelosok negeri.
Mungkin teman-teman ada yang mau berbagi pendapat sambil ngabuburit? ๐
Leave a Reply