Oleh : M.Ryzki Wiryawan

Nama…..

 Karena banyaknya pasukan2 bersenjata yang lahir, maka banyak juga jawatan2 baru terpaksa dilahirkan oleh pemerintah, untuk mengurusi pasukan2 ini.

Nama jawatan macam-macam, antara lain ada seorang muda yang rajin menyebut tempat bekerjanya. Kalau ditanya : …Saudara bekerja di mana ..?”

Dijawabnya : “..Di Kementrian Pertahanan Bagian TNI bagian Masyarakat Biro Perjuangan Urusan Pembelaan Rakyat Inspektorat Pemuda di daerah IX bagian ……… suple ……”

Sleutel Oposisi dan alligatar

 Revolusi juga mendorong pemuda2 kita belajar teori revolusioner, dan kadang2memaksa mereka memakai beberapa kata-kata asing. Demikianlah disalah satu rapat kongres pemuda seorang wakil dari daerah Banyumas berpidato :

“Disamping berjuang melawan musuh pemuda harus banyak menduduki sleutel-oposisi …..”

Lain utusan utusan lagi berbicara : “…Disamping bertempur di garis depan, digaris belakang kita harus banyak mendidik ….. aligator-aligator ….”

Yang dimaksudnya ialah agitator.

K.T.N.

 Rakyat kita mengenal orang2 Amerika dan orang2 kulit putih lainnya pertama2 di zaman revolusi, ialah ketika mereka itu masuk pedalaman dengan kendaraan yang dikasih tanda “K.T.N.” atau “Komisi Tiga Negara”.

Rakyat ketika itu tidak diberitahu itu apa, tetapi pada umumnya mereka secara insting membau itu apa, dan sering mengejek mereka itu : “…Kaki Tangan Nica…”

Temple….

 Pada suatu hari seorang anggota KTN  ingin melihat Candi Borobudur. Ia bilang sama sopirnya seorang Indonesia. Katanya : “To the temple…”

Serenta mobil berhenti, alangkah tercengangnya anggota KTN ini serenta melihat bahwa di sekitar tempat berhenti ini tidak ada candi sama sekali. Sebabnya ? ia bilang “to the temple”, tetapi sama sopirnya diantarkan ke Tempel, desa dipinggir kota Jogja.

Pidato

 Tahukah saudara bahwa ketika KNIP Pleno bersidang di Malang ada anggota yang berpidato begitu ngotot sehingga ada satu giginya yang jatuh ? Di papan pengumuman di depan ditulis :

“Siapa yang kehilangan gigi supaya diambil di sekertariat…..”

Tahukah saudara bahwa ketika berbicara di KNIP Pleno Malang mbakyu Sri Mangunsarkoro menyatakan menolak Linggarjati sambil “menggebrak meja”, kemudian turun dari panggung meninggalkan sidang, tetapi kemudian kembali lagi ke panggung sambil bilang sama Sartono : “Maafkan saudara ketua, payung saya ketinggalan….”