Kawasan Cihapit pernah memiliki masa-masa kelam, tepatnya ketika kawasan tersebut difungsikan sebagai salah satu lokasi Interniran terbesar di Bandung. Dikenal juga sebagai kamp Bunsho II, Kamp Tjiapit ditujukan untuk menampung tawanan wanita, orang-orang tua dan anak-anak Belanda. Pada saat dibuka pada 17 November 1942 penghuninya sekitar 14.000 orang, dan ketika ditutup pada Desember 1944 penghuninya sekitar 10.000 orang dipindahkan ke berbagai kamp di Jakarta, Bogor dan Jawa tengah. Tercatat sekitar 243 korban pernah meninggal di Kamp ini.

Dalam kamp ini tawanan menempati rumah-rumah dan bangunan lain yang dikelilingi dengan pagar kawat berduri dan gedek (bilik). Komandan Kamp antara lain Mr. Boenjamin, Mr. Arsad, Kapten Susumu Suzuki, Letnan Ryoichi Takahashi. Kepala penjaga: Muroi, Otsuka, Hashimoto, Nada, Yashuda, Shirakawa. Pengawasan kamp dilakukan oleh orang-orang Indonesia yang tergabung dalam Heiho.

Pada bulan Agustus 1943 di Bagian barat dari kawasan ini didrikan kamp baru yang disebut Bloemenkamp.

Oleh : M.Ryzki Wiryawan