Salah satu tempat yang dikunjungi bersama Komunitas Aleut pada hari Minggu tanggal 12 Juni 2011 adalah SLB (Sekolah Luar Biasa untuk tunarungu dan tunagrahita) di Jalan Cicendo No. 2. Letaknya persis di belakang Gedung Pakuan rumah dinas gubernur Jawa Barat. Dahulu sekolah ini bernama Doofstommen Instituut (Lembaga Bisu Tuli) didirikan pada 1933.

Saya belum mendapatkan data siapa arsitek gedung SLB ini. Atapnya bergaya tradisional, sedangkan penyangga atap dan rangka jendela menggunakan pelat baja, suatu yang langka pada jamannya. Ketika mendongak ke atas ternyata pada genting tercetak “J.B. Heijne//Bandoeng”. Langsung saya teringat dengan bekas pabrik pembuatnya yang dekat dengan tempat tinggal saya.

1. Plakat peletakan batu pertama
2. Plakat kedermawanan K.A.R Bosscha yang menyumbang F 50.000 untuk pembangunan gedung SLB
3. Genting buatan pabrik J.B. Heijne
4. Rangka baja pada atap gedung
J.B. Heijne adalah seorang ahli keramik dari Belanda yang mendirikan pabrik genting di daerah Ujungberung sebelah timur kota Bandung. Pabrik ini didirikan pada awal abad ke-20. Berdasarkan buku telefon tahun 1936 perusahaan Heijne bernama N.V. Oedjoengbroeng. Pada jamannya pabrik ini tergolong modern dengan fasilitas mesin pres, lori, kereta gantung, dll. Hasil produksinya tidak hanya untuk kota Bandung dan sekitarnya, tetapi dikirim pula ke beberapa daerah di Nusantara.

Pada tahun 1959 perusahaan ini dinasionalisasi dan berganti nama menjadi PT Nila. Ketika “taneuh angir” (tanah lempung) yang merupakan bahan baku mulai habis di daerah Cijambe-Ujungberung, PT Nila mencari bahan baku di luar Bandung. Dan yang mendekati mutu tanah seperti yang diinginkan adalah dari Jatiwangi – Majalengka. Cikal bakal genteng Jatiwangi yang terkenal baik mutunya, teknologi awalnya disinyalir dari N.V. Oedjoengbroeng/PT Nila ini. Bagi orang Ujungberung nama Heijne & PT Nila cukup akrab, semacam legenda. Namun sepengetahuan saya tak pernah seorang pun penulis buku tentang Bandung yang menyinggung J.B. Heijne dan peninggalannya.
Bacaan:
Suganda, Her. “Jendela Bandung”, Kompas Media Nusantara, 2007, hal. 246
Link terkait:
http://bandung.detik.com/read/2011/04/04/100146/1607817/486/genting-heyne-ujungberung-yang-kini-tinggal-legenda (Erna Mardiana – detikBandung)
ah … ini yang saya cari
sejarah PT.NILA
… ketika pertama kali pindah ke daerah situ (1986), saya masih ingat PT.NILA masih berdiri.. dan masih ada lorinya! (walo pake tenaga orang alias didorong)
genteng rumah saya tertulis J.B. HECNE BANDOENG.. bukan HEIJNE.. apakah ada hubungannya?
Apa mungkin salah cetakan aja? Ada fotonya?