Oleh : Asep Suryana
Hari kemarin dapat berita dari Direktur Observatorium Bosscha, Dr. Hakim L. Malasan bahwa nama-nama mantan Direktur Observatorium Bosscha diabadikan menjadi nama Asteroid dan sudah disetujui IAU (International Astronomical Union). Masing-masing asteroid tersebut adalah:
12176 Hidayat (Prof. Dr. Bambang Hidayat, Dir. Observatorium 1968 – 1999)
12177 Raharto (Dr. Moedji Raharto, 1999 – 2004)
12178 Dhani (Dr. Dhani Herdiwijaya, 2004 – 2006)
12179 Taufiq (Dr. Taufiq Hidayat, 2006 – 2010)
Ini adalah pengakuan IAU atas kontribusi Observatorium Bosscha dan Astronomi Indonesia. Keempat nama tersebut bukanlah penemu asteroid bersangkutan. Menurut Dr. Budi Dermawan keempatnya ditemukan pada satu malam pengamatan (16 Oktober 1977) oleh C. J. van Houten, I. van Houten-Groeneveld, dan T. Gehrels. Penemu tidak otomatis menjadi nama asteroid yang ditemukannya. Seorang pengamat bahkan bisa saja menemukan lebih dari satu asteroid. Perlu diketahui bahwa jumlah asteroid yang sudah ditemukan berjumlah ratusan ribu. Yang sudah diketahui orbitnya dengan baik diberi nomor dan nama permanen. Asteroid disebut juga planet minor ukurannya lebih kecil dari planet dan lebih besar dari meteor, sebagian besar berada di sabuk utama antara planet Mars dan Jupiter. Ceres yang ditemukan tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi mempunyai diameter 941 km dan merupaka asteroid terbesar hingga saat ini.
Nama-nama asteroid yang berkaitan dengan Indonesia sudah masuk dalam katalog sekitar tahun 1950-an seperti:
731 Sorga
732 Tjilaki
754 Malabar
770 Bali
772 Tanete (nama tempat di Sulawesi Selatan)
2019 van Albada (1949 – 1958: Prof. Dr. Gale Bruno van Albada, Dir. Obs. Bosscha 1949 – 1958:)
2307 Garuda
2378 Pannekoek (Antonie Pannekoek, astronom Belanda yang datang ke Jawa tahun 1926 untuk penelitian Astronomi)
5408 The (Prof. Dr. The Pik Sin, Dir. Obs. Bosscha 1959 – 1968)
7172 Multatuli (nama samaran Eduard Douwes Dekker, pengarang Max Havelaar)
10966 van der Hucht (Karel A. van der Hucht astronom Belanda sering melakukan kerjasama riset dengan Obs. Bosscha terutama melalui Leids Kerkhoven-Bosscha Fonds)
Stichting Het Leids Kerkhoven-Bosscha Fonds (LKBF) mengandung dua nama orang Rudolf A. Kerkhoven dan K.A.R Bosscha, Rudolf yang lahir pada tanggal 27 Agustus 1879 di perkebunan teh Arja Sari, Gambung, Bandung Selatan adalah putera Rudolf Edouard Kerkhoven pendiri perkebunan teh Malabar sedangkan Bosscha adalah pamannya. Keduanya merupakan penyantun Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda atau Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) yang didirikan tahun 1920. Bosscha meninggal di perkebunan teh Malabar 25 November 1928 sedangkan Rudolf A. Kerkhoven meninggal di Belanda 5 Februari 1940 dan sebagian hartanya digunakan untuk penelitian astronomi, khususnya kerjasama penelitian dengan Observatorium Bosscha Indonesia melalui LKBF yang didirikan tahun 1954.
Nama asteroid Malabar dan Tjilaki pastilah berhubungan dengan Kerkhoven-Bosscha yang pernah menjadi administratur Perkebunan Teh Malabar dan berjasa pada kemajuan ilmu astronomi. Tjilaki atau ejaan sekarang adalah Ci Laki nama sungai yang terdapat di area tersebut.
Leave a Reply