Oleh : Hafiyyan Inatsan Apsarini
Hari ini, Minggu 20 Februari 2010, aku nggak ada kerjaan (sebenarnya ada sih, tadinya orang tuaku ngajak ke Dayeuh Kolot di Bandung Selatan buat ngelihat daerah-daerah yang kena banjir). Tapi, kakak sepupuku juga ngajak aku jalan-jalan di Bandung menelusuri tempat-tempat bersejarah peristiwa Bandung Lautan Api dan melihat sepuluh stilasi yang ada. Kebetulan, ada saudaraku satu lagi yang mau ikut, namanya Dinda. Jadilah, aku milih ikut sama kakak sepupuku tadi. Akhirnya aku dan Dinda bersiap-siap dulu. Nggak lama, kita berangkat deh naik angkot.
Nyampe-nyampe, di Braga ketemu ama temen-temen kakak sepupuku dari Komunitas Aleut. Aku dan Dinda dikenalin ama mereka. Tapi, aku ngga hapal nama-namanya. Nah, perhentian pertama di Gedung Denis (Bank Jabar) yang ada di pertigaan Jalan Braga-Naripan (harusnya mah perhentian pertama itu di gedung Kantor Berita Domei. Tapi kelewat. Karena jauh gitu. Di Dago gitu, lho! Jadi, maklumlah). Gedung Denis itu tempat perobekan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) yang dirobek oleh dua orang pribumi Bandung. Yang warna biru benderanya disobek dan jadilah bendera Merah-Putih bangsa Indonesia. Distulah stilasi pertama yang kami lihat.
Oya stilasi itu, kayak monumen kecil yang di setiap sisinya ada lagu Halo-Halo Bandung, rute semua stilasi, dan peristiwa disetiap tempat stilasi itu berada. Bagian bawah stilasi sebagian berbahan batu, sebagian lagi berbahan kayak ubin gitu. Katanya itu kesan seperti yang dirobek karena pinggirannya seperti kertas yg dirobek (ya, begitulah). Dan ada patung bunga di bagian paling atas yg namanya bunga Patrakomala. Bunga khas Bandung.
Ini loh makam Bupati Bandung..
Terus kedua, kita berhenti di stilasi kedua di gedung Jiwasraya. Itu tuh, gedung yang dibangun udah lama banget, yang dulunya dinamain gedung NILMIJ dan pernah menjadi markas resmi tentara Indonesia. Katanya pada tanggal 24 Maret 1946 diadain rapat perumusan dan pemutusan Bandung Lautan Api. Dari situ, aku dan yang lainnya pergi ke gang yang ada di Kota Kembang, yang banyak toko-toko sepatunya. Eh, tiba-tiba kita ada di sebuah makam tempat pendiri Bandung. Namanya aku nggak hapal. Pokonya makam Bupati Bandung yang dulu banget. Makam itu berada tepat di belakang Masjid Agung. Nyelip gitu. Aneh ya..
Stilasinya tersembunyi di balik pagar..
Nah, tempat stilasi yg ketiga ada di rumah di deket Jalan Ciguriang yang sekarang sudah jadi kayak toko. Dan sayangnya, stilasi itu sudah ditutupi pagar yang membuatnya tidak terlihat dari luar. Juga, biasanya di stilasi ada buletan gede tempat menopangnya. Di sini itu udah ga ada. Soalnya ketutupan ubin. Haaahhhh…aneh banget ya.
Abis itu kita ke tempat stilasi yang keempat, adanya di SD Dewi Sartika di Jalan. Kautamaan Istri. Katanya ini SD wanita pertama yg didirikan oleh Dewi Sartika sendiri. Dulu pernah juga jadi markas tentara. Di pinggir stilasinya ada bunga patrakomala yg aslinya, lho! Di dekat stilasinya juga ada sebuah dapur umum. Tapi, kayaknya udah ditutup.
Stilasi di pinggir warung, aneh ngga sih ?!
Yang kelima! Bangunan di Jalan Dewi Sartika yang pernah jadi markas tentara juga sekaligus rumah Kolonel A.H. Nasution. Ngan sekarang rumah itu sama sekali tak berbekas karena menjadi daerah pertokoan. Malah stilasinya ada di pinggir warung. Ngga jelas gitu.
Sayang ya, stilasinya ngga kerawat..
Lanjut! Tempat stilasi yg keenam ada di pertigaan Lengkong. Tempat ini katanya dulu perumahan orang-orang Indo-Belanda yang dibom sama pesawat Inggris. Ehm, disitu aku ngeliat ada bapa-bapa yg menembak seekor kelelawar coklat dipohon. Sayapnya robek (gak nyambung ceritanya). Kasian ya kelelawarnya. Dan juga, stilasi disana udah dicorat-coret! Bener-bener ga kerawat! Sedih.
Karena cape, istirahat dulu ah..
Karena cape, kita istirahat sebentar, terus kita jalan lagi. Tapi sebelum ke tempat stilasi yang ketujuh (apa kedelapan ya? Bingung, soalnya yg pertama kelewat.), kita ngeliat monumen meriam. Kartanya disitu ada beberapa peristiwa peperangan yang terjadi dengan orang-orang Belanda. Lagi-lagi Belanda. Huh. Udah gitu, kita ke tempat toko Es Lilin! Wuiihh, enak… Panas-panas makan eslilin. Aku makan yang rasa lecia dan rasa vanilla. Hmmmmm, rasanya…suegeerrrr…
Wah, stilasi yang ini bagus banget..
Beberapa menit kemudian, kita udah nyampe di tempat stilasi yang ada di Jalan Jembatan baru. Dulunya lokasi perang, Tapi, stilasinya ada di atas sebuah tembok. Jadi, tinggi deh… Moto-moto bentar, terus kita pergi lagi untuk menelusuri tempat stilasi yg ke sembilan yang ada di SD Asmi di Jl. Asmi. Dulunya SD Asmi ini maskas pejuang juga. Gitu kata tulisan yang ada di stilasi. Di tempat itu, ada anak-anak laki-laki yang lagi maen bola. Stilasi disana sempurna. Ada bunga patrakomalanya. Stilasi-stilasi yg lain kebanyakan tidak ber-bunga patrakomala. Banyak yg sudah hilang. Hihi..aku dan Dinda jadi foto-foto dulu. Abis stilasi yang ini bagus.
Hari makin panas, badan juga mulai pegel. Cape, cape, cape. Jadi, kita ke warung deket SD Asmi terus beli minuman. Aku dan Dinda beli tahu dan leupeut. Udah makan itu, rasanya kenyang. Jadi, kita lanjutkan ke perhentian berikutnya alias perhentian terakhir di Gedung Pemancar NIROM di Jalan Moch Toha. Di depan gedung itu ada selokan (rada gede) yang kayak memberi pembatas antara Gedung Pemancar NIROM dengan stilasi yang ada di trotoar jalan. Aku dan Dinda moto-moto stilasinya. Kalau kakak sepupuku berada jauh dibelakang. Biasa. Telat.
Cantik ya bunga patrakomala..
Nah, karena itu yang terakhir, maka kita selesaikan perjalanan dengan beristirahat di Tegalega, tempat Monumen Bandung Lautan Api. Disana, kita beli rambutan buat makan. Kita masuk ke sebuah lapangan basket. Nyebelinnya, kita nggak boleh masuk ke sana soalnya harus bayar kata seorang bapa-bapa. Huh… sebel.
Ngumpul-ngumpul sambil makan rambutan
Jadilah kita akhirnya kita duduk-duduk di tempat lain sambil makan rambutan. Setiap orang disuruh nyeritain pengalamannya saat itu juga. Dinda dan aku juga. Kalo Dinda seneng banget soalnya jadi tau asal muasal lagu Bandung Lautan Api. Trus Dinda juga baru nyadar ternyata pernah lewat salah satu stilasi (yang di dekat Tegalega) tapi ngga ngeh. Kalo aku ngga cerita. Biasa. Males. Mending nulis aja ntar. Udah gitu aku dan Dinda pulang dengan menaiki motornya mama Dinda. Di tengah jalan (hampir nyampe) kita keujanan. Terlanjur basah deh.
Oke, begitulah cerita jalan-jalan hari ini. Hmm..untuk perjalanan ini, aku kasih empat bintang deh. Satu bintang sisanya disimpen, soalnya jalan-jalannya bikin cape..hehe..
(ditulis oleh Ririn & difoto oleh Dinda)
Penulis ini katanya masih di SD ya? Bener gak? Mohon konfirmasi…
Yup, betul sekali! keren banget yah.. gairah menulisnya mantap!
Dear Kawan Kawan Komunitas aleut…
Kami dari M32 Event Organizer bermaksud mengundang kawan2 untuk ikut berpartisipasi dalam
ACARA : CIHOG 2012 Bandung Lautan Api
Tanggal : 24-25 Maret 2012
Untuk informasi dan pendaftaran bisa hubungi KREASI M32, Jl.Saledri 42 Bandung, Tlp/Fax. 7306615
Pendaftaran dengan satu pohon produktif