CATETAN PEMANDOE LANTJONG PLEZIER GEDONG MERDEKA

Oleh : Taufik Hidayat (Opik)

Ajo melantjong dalem “Pezier Gedong Merdeka”…
Djangan ketinggalan,adjak serta keloergamoe,dan siapken pajoeng djoega djas hoedjanmoe!!
Ja,djas hoedjan boekan djas toetoep kerna kita soeda berada di djeman moderen,
djeman merdika.Maka dari itoe edjaanpoen mesti sigra dioebah ke edjan mederen…
(salah satu kalimat ajakan yang digunakan dalam promosi Plezier Gedong Merdeka 2010 yang cukup unik)

Minggu pagi itu (18 April 2010) disekitaran Gedung Merdeka sudah nampak keramaian yang amat sangat,keramaian tersebut bukan tanpa sebab,karena hari itu bertepatan dengan rangkaian ulang tahun Konferensi Asia Afrika (18 April-24 April).

Selain komunitas sepeda onthel yang begitu banyak dan memadati sisi timur gedung merdeka,dan beberapa komunitas di bandung yang ikut meramaikan acara tersebut.
Dan ada pula acara yang begitu ditunggu banyak orang,acara yang diselenggarakan oleh kerjasama Museum KAA,mooibandoeng plezier compagnie dan didukung oleh komunitas aleut,acara tersebut adalah “ Plezier Gedong Merdeka 2010 ”.

Dan dihari itu saya berkesempatan menjadi seorang pemandu bersama rekan saya mondriadi a.k.a momon.Semua peserta dibagi menjadi 10 kelompok dan saya menjadi pemandu kelompok 7.

Singkat cerita

Peserta kelompok 7 berjumlah 21orang,setelah semua peserta berkumpul dilanjutkan dengan perkenalan saatnya giliran kelompok 7 pun tiba.
‘Plezier’ pun dimulai.

Tempat pertama sekaligus start awal adalah gedung bekas bioskop majestic.
Gedung yang dibangun tahun 1925 dengan arsiteknya Wolff.Schoemaker itu memang memiliki keunikan,yakni bangunan yang menyerupai kaleng biskuit atau orang jaman dulu khususnya orang belanda menyebutnya “ Blikken Trommel ”.Ditambah pula dengan ornamen nusantara berupa kepala kala yang dipasang dibagian depan gedung tesebut.Kami pun berkesempatan masuk kedalam gedung tersebut,gedung yang beberapa kali berganti nama dari Majestic,AACC (Asia Afrika Culture Centre) dan sekarang menjadi New Majestic.Didalam masih terdapat 2 buah proyektor pemutar film yang masih sangat terawat,didalam pun terdapat sebuah balkon yang dulu berfungsi sebagai tempat vip.

Tapi sayang saat penjajahan dulu gedung tersebut menjadi semacam simbol rasialisme kolonial,karena dulu ditembok depan terdapat sebuah plakat yang berisi peringatan dalam bahasa belanda yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia berbunyi
“ pribumi dan anjing dilarang masuk “.Hmm kejam betul mereka (para penjajah).

Titik selanjutnya yaitu titik nol km Bandung.Para peserta cukup antusias dengan penjelasan dan sedikit sejarah tentang titik nol km,walaupun suara saya dan momon harus bersaing dengan bisingnya suara kendaraan yang melintas dijalan asia afrika.

Berjalan sedikit kearah timur,sampailah kami didepan Hotel Grand Preanger,hotel tersebut merupakan salah satu hotel perintis dikota bandung.Dulu hotel preanger merupakan sebuah toko kecil yaitu toko Thiem.Setelah itu mengalami perombakan dan menjadi hotel berbintang dan megah seperti sekarang ini.Hotel yang bergaya art deco seperti yang sekarang adalah karya arsitek Wolff.Schoemaker dengan juru gambarnya Ir.Soekarno.

Titik selanjutnya adalah Hotel Savoy Homann,hotel yang dibangun sekitar tahun 1871 dengan arsiteknya A.F Aalbers memiliki gaya stream line art deco atau banyak garis dan lengkungan yang khas.Sebelum bernama savoy homann,hotel ini pertama sempat bernama hotel post road.
Saat Konferensi Asia Afrika tahun 1955,para delegasi Negara asia afrika menginap beberapa hari dihotel savoy homann selain para delegasi,sempat menginap juga pemeran film bisu yang sangat terkenal seantero jagat saat itu yakni Charlie Chaplin.
Didepan hotel homann terdapat sebuah monumen dasasila bandung yang berisi hasil dari konferensi asia afrika yang dirumuskan digedung merdeka.

Sebelah hotel homann terdapat sebuah bangunan antik dengan menara diatapnya,bangunan yang terbengkalai tersebut adalah bekas toko serba ada de vries milik J.R De Vries.
Saat itu de vries bisa dianggap sebagai shopping mall pertama di bandung karena menyewakan sebuah gedung tuk toko/tempat berjualan,dari toko pakaian,daging,mobil,cerut

u,minuman,makanan,buku dan kertas,keperluan pertanian,barang pecah belah,mebel dan masih banyak lagi,serta toko tersebut adalah toko pertama di bandung yang menyediakan wc/toilet tuk para pengunjungnya.
Setelah jaman kemerdekaan bangunan de vries sempat digunakan sebagai studio foto goodland,restoran peiping dan resoran padang.sayang sekarang gedung tersebut terbengkalai dan dibiarkan rusak.

Dari de vries kami berbelok masuk ke jalan homann lalu ke jalan dalem kaum.Dijalan dalem kaum masih bisa terlihat sebuah bangunan yang berdiri diatas aliran sungai ci kapundung .Bangunan tersebut dulunya adalah sebuah toko yang menjual rotan,yaitu LIDO.Saat Konferensi Asia Afrika tahun 1955,rotan yang dipakai pun dibeli/pesan dari toko tersebut.

Titik henti selanjutnya adalah dijalan dalem kaum depan jalan regol,saya dan momon menjelaskan secara bergiliran dan saling melengkapi tentang dalem kaum dan regol
Yang mengandung banyak sejarah tapi mungkin banyak dari orang bandung sendiri yang tidak tahu sejarah tentang regol dan dalem kaum.

Berjalan sedikit ketitik henti selanjutnya yaitu Dian Kencana Futsal Klub,yang dulunya bangunan tersebut adalah sebuah bioskop yang bernama Radio City milik seorang raja bioskop di Bandung yakni F.A Busse.Bagian plafon dalam bangunan terebut sudah banyak yang terkelupas dan kondisi nya cukup memprihatinkan.

Didaerah alun alun banyak terdapat bioskop (bioskop perintis dikota Bandung) yaitu Elitee Bioscoope,Feesterrein Varia dan Oriental yang sekarang menjadi bangunan Palaguna.Feesterrein Varia selain berfungsi sebagai bioskop dapat pula berfungsi sebagai tempat menampilkan hiburan rakyat ataupun kesenian daerah seperti jaipongan,pencak silat,benjang,wayang dll.
Setelah jaman kemerdekaan nama dari bioskop tersebut dinasionalisasi seperti dari Elitee Bioscoope menjadi Elita,Feesterrein Varia menjadi Aneka dan Oriental menjadi Nusantara dan sekarang komplek bioskop tersebut disatukan menjadi palaguna.

Titik henti selanjutnya adalah Pendopo Kabupaten,kami berkesemptan masuk kedalam area pendopo (Karena jarang warga yang diperbolehkan masuk).

Pendopo Kabupaten didirikan sekitar tahun 1810 dan merupakan bangunan pertama yang dibangun saat pemerintahan kabupaten bandung dipindahkan dari krapyak ke alun alun.Rumah dinas walikota dekat pendopo termasuk salah satu hasil karya Ir.Soekarno yang memiliki bangunan yang khas seperti atap limasan dan ornamen gada dipuncak atap bangunan.

Didepan pendopo terdapat alun alun bandung,ditengah taman alun alun saya dan momon bergiliran menerangkan tentang Bale Bandung (Paseban),Alun alun Bandung dan Mesjid Agung (Bale Nyungcung).

Alun alun diseluruh pulau jawa memiliki pola yang sama seperi adanya pendopo,mesjid,penjara dan pasar.Alun alun bandung pun demikian memiliki unsur tersebut yang mewakili unsur eksekutif,legislatif dan yudikatif.

Tempat selanjutnya adalah makam Dalem Kaum yang berada dibelakang pelataran mesjid agung.Makam tersebut adalah makam dari pendiri kota bandung yakni R.A Wiratanakusumah II beserta istrinya dan kerabat serta para petinggi bandung lainnya di masa itu.

Setelah dari makam dalem kaum,kami harus berjalan menyusuri gang sempit dan deretan pedagang dipasar kota kembang yang cukup sesak.

Walaupun tampak sudah kelelahan para peserta nampaknya masih bersemangat mendengarkan penjelasan tentang Gedung Dezon N.V yang dibangun sekitar tahu 1920 an (akhir).
Dezon sendiri diambil dari bahasa Belanda yang berarti matahari seperti lambang yang ada di depan bagian atas bangunan tersebut.Disebelah de zon terdapat sebuah jalan kecil yang bernama jalan alkateri yang memilik cerita menarik dan cukup mengandung sejarah pula.

Titik selanjutnya adalah bekas hotel SWARHA yang sekarang menjadi toko INDRA,”Mahal Uang Kembali” .Kami pun beruntung bisa berkesenpatan masuk dan naik ke bagian dalam hotel tersebut.
Hotel swarha dibangun menjelang Konferensi Asia Afrika (KAA) di gedung merdeka.
Hotel tersebut saat KAA diperuntukan untuk menginap para pencari berita atau wartawan dari berbagai daerah bahkan dari berbagai Negara yang meliput jalannya KAA di bandung.

Sekarang kondisi gedung tersebut cukup memprihatinkan dan dibiarkan rusak.Dilantai 3 pernah pula dijadikan syuting sebuah film “ love is cinta “ yang dibintangi acha septriasa (sebenarnya ga penting tuk dibahas ,,heheh).

Dari Swarha ,kami menyebrang ke kantor Pos besar bandung dipersimpangan antara jalan asia afrika dan banceuy.Kantor pos pertama dibandung dibangun tahun 1835 yang letaknya berada di dekat yogya kepatihan sekarang.

Dulunya kantor pos besar bandung hanya berupa bangunan kecil yang dibangun 1863 bersebelahan dengan sebuah rumah sakit kecil tempat merawat pasien yang terjangkit penyakit kolera,sifilis dan cacar.

Bangunan yang seperti sekarang adalah hasil dari perombakan yang dilakukan pada tahun 1928 oleh arsitek J Van Gendt,dan perombakan tersebut menyita lahan rumah sakit kecil tersebut,rumah sakit kecil tersebut adalah cikal bakal dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung sekarang.

Panas pun semakin menyengat tapi tak menyurutkan semangat kami,karena para peserta nampak mulai kelelahan ,kami pun beristirahat sejenak di Banceuy (istal kuda/tempat istirahat kuda) yang sekarang menjadi tempat parkir bank mandiri.
Sembari para peserta berisirahat saya dan momon menjelaskan sedikit tentang banceuy,setelah cukup beristirahat perjalanan pun dimulai kembali.

Dengan sedikit berjalan kami pun sampai di bekas komplek penjara banceuy yang sekarang telah berubah menjadi ruko dan kawasan perkantoran.Penjara banceuy di bangun sekitar tahun1870,dahulu Ir.Soekarno pernah disel dipenjara banceuy pada tahun 1930.Bagian yang masih tersisa adalah sel tempat Ir.Soekarno ditahan dan menara pengawas,kondisi kedua tempat tersebut terbenglakai dan kurang terawat.

Titik henti selanjutnya dalah sumur bandung,sumur yang berada dikompleks gedung PLN tepatnya dibasement.Sumur bandung ditemukan oleh bupati bandung R.A Wiranatakusumah II yang sedang mencari lokasi yang cocok tuk dijadikan ibu kota kabupaten.
Saat beristirahat disisi sungai Ci kapundung,R.A Wiranatakusumah II menancapkan tongkatnya ketanah dan keluarlah air yang sangat jernih,kemudian mata air tersebut digali dan dijadikan sumur yang sekarang disebut sebagi sumur bandung.

Ada pula mitos yag beredar bahwa sumur bandung dijaga oleh putri cantik nan jelita yang bernama Nyi Kentring Manik Mayang Sunda dan konon adalah istri dari Prabu Siliwangi.

Dari sumur bandung,akhirnya sampai pula di tempat terakhir yaitu Gedung merdeka.

Gedung yang dulunya bernama Societeit Concordia,digedung tersebut dahulu para preanger planters (orang belanda pemilik perkebunan teh di priangan) biasa berkumpul dan bersenang senang/berpesta.Karena saking kaya nya mereka maka mereka pernah/sering mendatangkan kelompok musik,teater,artis artis terkenal dari eropa hingga ballerina terkenal dari rusia.

Societeit sendiri kurang lebih berarti perkumpulan orang belanda yang kaya raya dengan sistem menarik iuran dari setiap anggotanya tuk kegiatannya (berkumpul/berpesta).
Gedung tersebut sama halnya seperti gedung majestic melarang orang orang pribumi tuk masuk kedalam gedung tersebut..
Saat ini gedung merdeka dibagi menjadi 2 bangunan utama dengan karakter yang berbeda.Gedung yang menghadap ke jalan asia afrika adalah bekas gedung pertunjukan (Shouwburg) hasil rancangan arsitek Wolff.Shcoemaker pada tahun 1920-an sedangkan bangunan disebelah timur yang melengkung kesisi jalan braga hasil rancangan A.F Aalbers pada tahun 1940.

Setelah jaman kemerdekaan dan dijadikan gedung tempat Konferensi Asia Afrika tahun1955,gedung tersebut berubah nama menjadi gedung merdeka hingga sekarang dan dijadikan pula sebagai museum Konferensi Asia Afrika.

Setelah jaman kemerdekaan dan semangat nasionalisme yang dicanangkan oleh Ir.Soekarno maka runtuhlah pula rasialisme kolonialis di Indonesia.Dan salah satu tempat perjuangan ‘meruntuhkan’ kolonialisme bangsa diasia dan afrika adalah gedung merdeka yang menjadi kebanggaan warga bandung dan umunya rakyat Indonesia.

Alhamdulillah acara Plezier Gedong Merdeka sukses dan lancar.Sebelumnya terima kasih pada para peserta dan panitia lainnya.Semoga para peserta berkesan dan maaf bila dari pemandu kelompok 7 ada hal yang kurang berkenan.Semoga pula acara seperti ini dapat membawa dampak positif umunya bagi warga bandung agar lebih menghargai sejarah kotanya sendiri dan menjaga peninggalannya.

Itoelah catetan singkat jang bisa dicritaken oentoek khalajak banjak dari Pemandoe Lantjong Plezier Gedong Merdeka.

Merdika…

Sumber : mooibandoeng plezier compagnie

3 Comments

  1. Bioeti

    toer jang tjoekoep mengagoemkan….
    Gak ikoet karana telat liyat tanggal deadline-nya…. gara2 kajongjonan jadi babooo.. hiks.. hiks.. hiks…

  2. opik

    hehe…padahal mah seru pisan teh..

  3. Aisyah Azumi

    seruuuuu…^^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑