Oleh : Ridwan Hutagalung
Minggu, 9 Januari 2011 adalah kesempatan yang sudah lama saya tunggu-tunggu, karena hari ini bersama Komunitas Aleut! saya akan mengunjungi Arboretum Unpad di Jantinangor. Perjalanan rutin Komunitas Aleut! setiap hari Minggu segera mulai pada jam 8 pagi dari Stasiun KA Bandung di Jl. Kebonkawung.
Agak berbeda dengan kebiasaan menggunakan bis DAMRI bila berkunjung ke daerah Jatinangor, kali ini kami menggunakan kereta api rakyat. Murah meriah dan lebih cepat pula sampainya. Selang beberapa belas menit kami sudah tiba di Rancaekek. Dari sini kami lanjutkan dengan naik angkot ke Cikeruh melalui daerah Sayang.
Singkat cerita, dari Cikeruh perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri sungai Ci Keruh, kanal pengairan, dan pematang-pematang sawah hingga mencapai kawasan kampus Unpad. Di sini kami sempat mampir ke Jembatan Cincin atau Jembatan Cikuda, sebuah jembatan lintasan rel kereta api yang dibangun tahun 1918 namun sudah tidak berfungsi lagi. Usai berbagi informasi ringan mengenai sejarah perkereta-apian di Bandung, rombongan melintasi beberapa kompleks fakultas di kawasan kampus Unpad untuk menuju Arboretum.
Dari lokasi yang lebih tinggi, Arboretum tampak seperti sebuah hutan kecil di kompleks kampus Unpad. Luasnya sekitar 12,5 hektar dan terbagi dalam beberapa ekosistem, kolam, hutan, kebun, ladang, dan sawah. Kami tiba di sisi kolam yang saat itu sedang menjadi ajang permainan beberapa ekor angsa dan bebek. Di dekat kolam ini terdapat beberapa bangunan yang umumnya berbahan bambu atau kayu. Ada juga sebuah replika rumah tradisional Baduy dan musholla. Kami langsung menyebar mengambil posisi yang nyaman untuk beristirahat karena sebentar lagi waktunya makan siang bersama dengan membuka bekal masing-masing.
Arboretum ini sungguh tempat yang nyaman. Ada banyak keteduhan dan kesejukan di sini. Sekeliling kita adalah pohon, pohon, dan pohon. Arboretum berasal dari kata Latin, arbor yang berarti pohon dan retum yang berarti tempat. Tempat menanam pohon. Penanaman pohon di Arboretum bertujuan untuk dijadikan sarana penelitian dan pendidikan. Perintisannya dimulai sejak tahun 1994 menggunakan lahan sekitar 2 hektar bekas Kampung Kiciat, tahap berikutnya area diperluas ke arah Kampung Jawa. Penduduk kedua kampung ini dipindahkan ke Tanjungsari.
Arboretum Unpad sekarang ini sungguh merupakan tempat yang tepat untuk belajar kenal berbagai hal tentang lingkungan hidup. Mulai dari soal konservasi udara, konservasi tanah dan air, konservasi tumbuh-tumbuhan dan hewan. Dalam arboretum juga diternakkan sejumlah hewan ternak dan unggas sebagai model ekologi pedesaan. Selain melindungi mata air yang sudah ada di kawasan kampus Unpad, beberapa mata air baru juga muncul di sini.
Usai makan siang, dua orang penanggung-jawab Arboretum datang menghampiri, masing-masing Bpk. Trihadi S dan Bpk. Joko Kusmoro. Merekalah yang akan banyak berbagi cerita untuk Aleut! hari ini. Usai saling memperkenalkan diri, mengalirlah banyak sekali informasi seputar Arboretum. Mulai dari sejarah perintisannya, tahap perluasan, hingga berbagai kesulitan dalam mendapatkan bibit-bibit pohon yang sudah langka. Diceritakan bahwa penanaman pepohonan dalam Arboretum ini terbagi dalam beberapa pengelompokan atau zona. Ada zona tanaman langka, zona tanaman jati-diri, zona tanaman obat, zona tanaman bahan bangunan, dan zona budidaya. Kami diajak berkeliling untuk diperkenalkan lebih jauh pada koleksi pepohonan yang ada.
Inilah bagian paling menarik dalam perjalanan hari ini, Tour Arboretum! Secara tak terduga kami mendapatkan banyak sekali informasi tentang nama-nama tumbuhan yang dijadikan nama tempat. Banyak di antaranya adalah nama yang sudah sangat akrab di telinga namun tidak pernah kami ketahui artinya. Seperti jamuju, jeunjing, kosambi, lame, renghas, bayur, bintaro, ketapang, limus, waru, dadap, gambir, menteng, kapundung, sentul, dan banyak lagi lainnya yang sekarang ini lebih dikenali sebagai nama tempat.
Yang lebih menarik lagi tentunya karena semua hal yang diceritakan dalam kunjungan ini sekaligus juga dapat kami saksikan pohonnya masing-masing. Dalam catatan saya, hari ini kami menyaksikan dan mendengarkan cerita tentang 53 jenis pohon!
Sumber informasi :
Bpk. Prihadi S dan Bpk. Joko Kusmoro sebagai narasumber di Arboretum Unpad
http://www.biologi.unpad.ac.id/?p=68
http://en.wikipedia.org/wiki/Arboretum
FYI sekarang Bang Ridwan juga punya wordpress sendiri lho, banyak juga tulisan menarik beliau.. bisa diklik disini : http://rgalung.wordpress.com
Leave a Reply