Apabila anda ke daerah Braga Selatan saat ini, lihatlah sebuah bangunan di sebelah Gedung AACC (New Majestic) yang sedang dipugar. Mari berharap semoga pemugaran bangunan ini bisa mengembalikan ‘jiwa’ bangunan tersebut yang telah lama terlantar.

Bangunan itu dulunya difungsikan sebagai toko Fashion “Au Bon Marche”. Toko yang selalu meng-update koleksinya dengan acuan mode yang lagi populer di Perancis. Menjadikan Bandung sebagai salah satu trend setter fashion untuk Hindia Belanda. Seorang penulis asal Singapura, J.T. Lloyd dalam bukunya “Across the Equator” memaparkan keadaan toko-toko fashion di Bandung sbb. :

“…The European shops, too, are handsome and are all paved with white marble or ornamental glaze tiles in artistic designs. In some of the large shop you can almost anything from a needle to dreadnought, and of the best description. The shop fronts are fitted with large plate-glass windows in some of which may be seen lovely creations in the way of ladies’ costumes : quite Parisian, I believe, but I don’t know much about the construction of dresses or the names of the materials of the various designs, therefore I hesitate to go into details. I only know they look extremely elegant and that similar costumes are worn by the many handsome Dutch ladies to be seen here and at Batavia...”

Seperti yang disebutkan di Iklan Au Bon Marche di atas, toko ini menyediakan pakaian-pakaian mewah untuk para tuan dan nyonya Belanda “Dames Modemagazijn en Heeren Modemagazijn”, serta pakaian untuk olahraga (yang juga hanya bisa dinikmati orang kaya). Jelaslah bahwa produk yang disajikan toko ini terbatas untuk kalangan teratas di Hindia Belanda.

Tapi ada yang aneh dengan iklan ini… Apa itu? Perhatikan logo toko Au Bon Marche di atas dan anda akan mendapatkan simbol freemason di sana… Apakah ada hubungannya?.

Oleh : M.Ryzki Wiryawan (@ryzkiwiryawan)