Month: July 2023

Arsitek Rumah Bosscha

Oleh: Aditya Wijaya

Di internet ada cukup banyak foto-foto terkini dari Rumah Bosscha. Tampaknya Rumah Bosscha menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan saat berkunjung ke Pangalengan. Tapi sebenarnya siapakah sosok arsitek di balik pembangunan Rumah Bosscha?

Belakangan ini saya mencoba menelusuri mengenai siapa sosok arsitek dalam pembangunan Rumah Bosscha. Beberapa postingan di internet mengenai foto lama Rumah Bosscha hanya disertai caption keterangan dan angka tahun tanpa ada yang menyebutkan siapa arsiteknya.

Jacob Frederik Klinkhamer

Rumah Bosscha pertama kali dibangun pada tahun 1903 oleh arsitek J.F. Klinkhamer. Rumah ini bergaya chalet dengan atap yang menjorok jauh. Ukiran kayu yang banyak dan serambi yang mengelilingi rumah. Rumah Bosscha ini memiliki kesamaan dengan vila-vila di Lochem, Belanda, karyanya Klinkhamer.

Prof. Ir. Jacob Frederik Klinkhamer, seorang arsitek dan insinyur, lahir pada tahun 1854 dan meninggal pada tahun 1928, merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam dunia arsitektur di Belanda.

Pada tahun 1882, Klinkhamer memulai karir sebagai seorang arsitek mandiri. Keputusan ini kemungkinan didukung oleh stabilitas keuangan dan jaringan kontak yang baik. Tahun 1883, ia menikahi Margaretha Elisabeth Bosscha, putri dari Paulina Emilia Kerkhoven dan Prof. Dr. J. Bosscha. Keluarga Kerkhoven aktif dalam bisnis perkebunan teh di Hindia Belanda dan juga terlibat dalam pembangunan jalur kereta api. Hubungan pernikahan dengan keluarga Kerkhoven dan Bosscha yang kaya dan berjiwa wirausaha akhirnya membawa sejumlah proyek untuk Klinkhamer.

Continue reading

Pengelolaan Air untuk Listrik di Perkebunan Malabar

Oleh: Aditya Wijaya

Beberapa waktu lalu saya bersama Komunitas Aleut mengunjungi kawasan Perkebunan Malabar. Salah satu keperluannya adalah melihat lokasi-lokasi yang berkaitan dengan sistem air dan kelistrikan di Malabar. Di antaranya Syphon Cikuningan, PLTA Cilaki, DAM Wanasuka, dan masih banyak lagi.

Dari kunjungan ini saya membayangkan bagaimana dulu aliran air dikelola sedemikian rupa menjadi sumber listrik untuk memenuhi kebutuhan perkebunan. Seperti syphon yang berfungsi untuk mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lainnya. Cara kerjanya mirip seperti bila kita memindahkan bensin dari motor melewati selang kecil.

Selain syphon ada juga beberapa kolam pengendapan air dan saringan-saringan air. Sesuai sebutannya, kolam dan saringan ini berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring air sebelum dialirkan menuju turbin guna menghasilkan listrik.

Jika kita amati lebih teliti sebenarnya sebagian aliran air yang dulu merupakan sungai dan dimanfaatkan untuk kelistrikan, sekarang ternyata sudah tidak ada lagi. Salah satunya, Sungai Citambaga yang saat ini sudah tinggal nama saja. Aliran sungai Citambaga termasuk yang paling awal dimanfaatkan untuk pembangunan PLTA di kawasan Perkebunan Teh Malabar.

Syphon Cikuningan (Aditya Wijaya)
Continue reading

Makam Pilot H.W. Lammers di Pandu

Oleh: Aditya Wijaya

Hari ini 22 Juli 2023, saya bersama rekan-rekan dari Komunitas Aleut kembali berkunjung ke Pandu. Dalam kunjungan kali ini saya menemukan sebuah makam yang tak biasa. Makam ini berbeda dari makam lainnya. Di nisannya terdapat lambang burung dan huruf “W”. Saya penasaran, pasti makam ini memiliki sebuah cerita.

Setelah berhasil mengambil foto makam, selewat saya mencoba mencari nama Lammers dan informasi mengenai makam ini di internet melalui ponsel. Namun tidak ada hasil yang saya dapatkan. Tak menyerah begitu saja, saya mencoba menelusuri lebih dalam. Alhasil ada beberapa informasi yang saya dapatkan dari website maupun koran lama.

Makam H.W. Lammers di Pandu (Aditya Wijaya)
Makam H.W. Lammers di Pandu (Aditya Wijaya)
Continue reading

Makam Dick de Hoog yang Terlupakan

Oleh: Aditya Wijaya

Sudah lama rasanya saya menyimpan sebuah artikel dalam majalah dari situs Belanda di internet. Artikel itu berjudul ‘Het grafmonument van Dick de Hoog (1881-1939). Artikel ini bercerita mengenai makam Dick de Hoog di Permakaman Pandu, Kota Bandung.

Hari ini, berbekal informasi dari artikel tersebut, saya dan Komunitas Aleut mencoba mencari dan mengunjungi makam Dick de Hoog. Akhirnya kami berhasil menemukan makam Dick de Hoog di Pandu, tak jauh dari pintu masuk permakaman.

Kondisi makam sangat memprihatinkan, rumput liar merambat menutupi sebagian makam. Batu nisan yang terbuat dari marmer dijadikan alas tempat membuat adonan semen. Tulisan dalam marmer juga sudah tidak dapat terlihat, tertutup lapisan semen. Atap makam berwarna hitam pekat. Saya rasa warna ini terjadi karena batu nisan dijadikan tempat pembakaran (entah sampah atau hal lainnya).  

Makam Dick de Hoog dan Istrinya di Pandu, Kota Bandung (Aditya Wijaya)
Makam Dick de Hoog di tahun 2023 (Aditya Wijaya)
Continue reading

Jejak Kerbosch Sang Ahli Kina di Mess Purbasari

Oleh: Aditya Wijaya

Dr. Kerbosch duduk paling kiri dari foto (KITLV)

Pada 16-17 Juli 2023 lalu, saya bersama Komunitas Aleut berkunjung ke beberapa lokasi di Pangalengan, di antaranya ke Mess Purbasari di Desa Wanasuka, Pangalengan, Kab. Bandung. Kunjungan-kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dalam rangka mengumpulkan materi lapangan terkait Kawasan Perkebunan Malabar.

Siang itu kami tiba di Mess Purbasari. Di sini kami memerhatikan sebuah plakat berbahasa Belanda yang terpasang di dinding tepat di atas perapian. Saya coba tuliskan inskripsi dalam plakat tersebut.

Plakat di Mess Purbasari (Aditya Wijaya)
Continue reading

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑