Month: November 2017

Minggu Berfaedah: Ngaleut KAA Bersama Komunitas Aleut (Part I)

medium inshonia 1

Oleh: Qiny Shonia (@inshonia)

Aleut aka. Ngaleut (Sunda) dalam Bahasa Indonesia berarti berjalan beriringan.

Mungkin ini yang mendasari komunitas ini berdiri. Seperti Minggu ini, teman-teman dari Komunitas Aleut ini ngaleut dari pagi hingga sebelum dhuhur menyusuri jalanan di Kota Bandung. Karena tema Minggu ini KAA, maka kami ngaleut dari titik 0 Kota Bandung, melalui Jl. Asia Afrika, mengunjungi Museum KAA, hingga sampai di Penjara Banceuy.

Awalnya saya tertarik dengan Semarang Walking Tour teman saya ikuti. Walking tour yang konsepnya pay as you wish tapi berfaedah karena menyusuri tempat-tempat bersejarah dan menggali budaya khas Semarang. Lalu saya mencari info barangkali ada Bandung Walking Tour juga. Sempat juga chit-chat dengan Eya yang sama-sama anak rantau di Bandung. We thought it would be fun than just staying ‘ngadeprok’ at home. Lalu, ada seorang teman yang bilang kalau Bandung ada Komunitas yang mirip seperti walking tour sampai akhirnya saya cari di instagram dan berkenalanlah dengan Komunitas ini. Continue reading

Berkunjung ke Rumah Bosscha!

Oleh: Erna Sunariyah (@ernasunariyah)

Saya termasuk orang yang suka dengan bangunan heritage. Apapun jenis maupun nilai yang dimiliki oleh bangunan tersebut. Saat tour mengenang K.A.R Bosccha tanggal 25 November 2017 lalu bersama mooi Bandung, saya berkesempatan untuk mengunjungi rumah Bosscha, salah seorang preanger planters yang paling berpengaruh di tanah priangan.

Rumah bergaya arsitektur eropa

Rumah ini terletak di tengah perkebunan teh Malabar, kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Kenapa disebut rumah Bosscha? Karena rumah ini merupakan kediaman dari Karel Albert Rudolf Bosscha selama ia memimpin perkebunan teh Malabar selama 30 tahun lebih.

Dari kejauhan terlihat bangunan paling mencolok diantara bangunan lain sekitarnya. Sebuah rumah bergaya arsitektur Eropa dengan cerobong menjulang dan pilar persegi serta kolom jendela melengkung. Bagian atap berbentuk segitiga mengadaptasi atap rumah tradisional. Batuan alam warna hitam pada dinding luar diberikan agar tidak terlihat kotor saat terkena debu atau cipratan tanah saat hujan. Dinding rumah yang terpasang kaca di hampir semua bagiannya, membuat cahaya bebas masuk ke dalam rumah.  Continue reading

Wisata Pangalengan: Satu Hari Menyusuri Jejak Bosscha di Perkebunan Teh Malabar Bandung

 

Oleh : Irfan Noormansyah (@fan_fin)

Nama Bosscha sangat lekat dengan sebuah tempat peneropongan bintang di kawasan Lembang. Nama tersebut diambil dari nama sang inisiator yaitu Karel Albert Rudolf Bosscha. Selain membangun observatorium, Bosscha juga mengelola Perkebunan Teh Malabar di daerah Pangalengan, Bandung. Di Perkebunan Teh Malabar inilah Bosscha banyak menghabiskan masa hidupnya. Saat pendidikan belum menyentuh masyarakat, ia bangun sebuah sekolah. Saat Perkampungan masih gelap gulita, ia buat listrik menerangi setiap rumah. Saat penduduk sekitar tak memiliki penghasilan, ia kembangkan perkebunan teh yang dikelolanya hingga produk tehnya kini menjadi salah satu komoditas ekspor di Jawa Barat. Beberapa waktu lalu, team dari YourBandung mencoba menyusuri jejak yang ditinggalkan oleh Bosscha di Perkebunan Teh Malabar Bandung melalui sebuah tour wisata “one day trip to heart of the tea Pangalengan” yang diselenggarakan oleh Mooi Bandoeng.

Continue reading

#InfoAleut: Kelas Literasi “Bosscha” dan Ngaleut “Konfrensi Asia Afrika (KAA)”

Nama Bosscha indentik dengan Sebuah observatorium berdiri yang megah di sebidang tanah seluas 6 hektar di Lembang pada ketinggian 1300 mdpl. Sejak didirikan pada tahun 1923, observatorium sudah memberikan banyak manfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang astronomi. .
.
Aleutian pasti sudah tahu bahwa nama Bosccha itu diambil dari seorang Belanda pemilik perkebunan teh terbesar di tanah Priangan, yaitu Karel Albert Rudolf Bosscha. Tapi bukan Obeservatorium saja peninggalan Bosscha yang masih bisa dimanfaatkan sampai sekarang. Bosscha pun memperhatikan pendidikan para pekerjanya dengan mendirikan sekolah dan bangunan lainnya yag masih berdiri megah hingga detik ini. .
.
Yuk kita kenali lebih dekat tentang siapa sebenarnya Bosscha dan kita susuri jejak Bosscha di Bandung selengkapnya dalam Kelas Literasi yang bertepatan dengan hari pelaksanaan Tur Bosscha. –
Aleutian yang sudah mendaftar, siap-siap untuk berangkat hari Sabtu , 25 November 2017

***

“Nun di suatu masa nanti, Terusan Suez bakal bermandikan darah, api berkobar dahsyat di benua Asia dan Afrika. Akhirnya kedua benua, akan berpaut menyatu padu di kota ini!” – Drs. Sosrokartono

Sosorokartono adalah kakak kandung R.A. Kartini, seorang poligot yang menguasai 37 bahasa. Sempat malang melintang sejak menjadi mahasiswa di Negeri Belanda hingga menjadi jurnalis di kancah PDI dan penerjemah di Liga Bangsa-Bangsa.

Saat kembali ke Hindia Belanda, ia tinggal di kota yang dijuliki Parijs van Java yang sedang giat-giatnya membangun di medio tahun1920-an. Saat itulah Sosotokartono meramalkan tentang suatu peristiwa bertemunya dua benua Asia dan Afrika di kota Bandung.

Inilah salah satu kisah ramalan tentang peristiwa Konferensi Asia Afrika.
Mau tahu lengkapnya ramalan dan peristiwa seputar KAA? Yuk ngaleut. Hari Minggu tanggal 26 November 2017. Kumpul di Titik 0KM. Kita akan susuri kota Bandung dengan sejarahnya yang berkenaan dengan KAA.

Untuk detail info kegiatan da konfirmasi kesertaan bisa dicek di akun dan narahubung berikut
Line: @ Komunitasaleut
Twitter: @ Komunitasaleut
Instagram: @ Komunitasaleut
Whatsapp +6289680954394 (Irfan)

Sejarah Terbaginya Bandung dan Wacana Kab. Bandung Timur

Sejarah Terbaginya Bandung dan Wacana Kab. Bandung Timur

Stasiun Bandung zaman dulu. Foto/Istimewa

Oleh: Irfan Teguh Pribadi (@irfanteguh)
Wilayah Kabupaten Bandung akan semakin mengecil. Dimulai dengan kelahiran Kotamadya Bandung, lalu Kota Cimahi dan terakhir Kabubaten Bandung Barat, dalam waktu dekat akan segera berdiri Kabupaten Bandung Timur.

Pada 1 April 1906, pemerintah Hindia Belanda menetapkan kelahiran Kota Bandung yang diberi status sebagai gemeente atau kotapraja. Hampir seratus tahun kemudian, tepatnya pada 21 Juni 2001, Kota Cimahi pun resmi berdiri sendiri. Terakhir, pada 2 Januari 2007, Kabupaten Bandung Barat pun resmi berdiri. Continue reading

#InfoAleut: Kelas Literasi “Leuweung Sancang” dan Ngaleut “Susur Pantai Jilid 4: Leuweung Sancang”

Kegiatan komunitas Aleut yang rutin dilaksanakan hari Sabtu-Minggu ini sedikit berbeda. Kelas Literasi dan Ngaleut akan dilebur menjadi kegiatan Susur Pantai jilid 4. Kali ini perjalanan masih tetap akan ditemani oleh Djeladjah Priangan. Bersama, kami akan menyusuri Pantai Selatan di wilayah Garut kemudian terus ke wilayah Tasikmalaya.

Salah satu kawasan utama yang akan dikunjungi adalah Leuweung Sancang. Sebagian Aleutian tentu sudah akrab dengan leuweung yang pernah menjadi satu judul lagu Sunda ini. Beberapa waktu lalu, Aleut juga sudah pernah bertandang ke kawasan ini. Meskipun sudah pernah, tapi ya seperti biasa, tetap bakal ada cerita baru dan hal² baru yang akan ditemui lagi kali ini.

Sancang masih menyimpan banyak sekali hal seru yang perlu digali lebih jauh lagi.

Apa saja yang kami temukan di sana nanti? Tunggu di postingan selanjutnya.
Oh, ya, mohon maaf. Peserta Susur Pantai jilid 4 ini dibatasi. Kali ini dikhususkan bagi yang sudah terdaftar di keanggotaan Komunitas Aleut saja.
#komunitasaleut
#Susurpantaijilid4
#DjeladjahPriangan

Jangan Bawa Saya Pergi dari Andir

IMG-20171105-WA0053.jpg

Ngaleut Jatayu – Photo by Komunitas Aleut

Oleh: Hendi “Akay” Abdurahman (@akayberkoar)

Langitnya yang biru dengan cahaya matahari yang terang benderang, hijaunya taman membikin kupu-kupu bisa terbang dengan bebas tanpa merasa pengap, belum lagi gedung-gedung tinggi serta kemodernan yang diciptakan. Sungguh, inilah hunian yang menawarkan keoptimisan: Meikarta. Arghh… Aku ingin pindah ke Meikarta!

Akhir-akhir ini saya sering kali mendengar kata Meikarta. Katanya, tempat inilah yang kelak akan menjadi kawasan hunian yang super-super nyaman, mewah dan berteknologi tinggi. Jika kamu tinggal di sana kamu dijanjikan  dapat menghirup udara segar meskipun Continue reading

Perkebunan Kertamanah yang Kembali Hidup

Muka Kertamanah 1949.png

Pabrik Kertamanah 1949 (Arsip foto HA. J. JonkerSecretary of Economic Affairs J. Van Baalen)

Oleh: Vecco Suryahadi (@veccosuryahadi)

Pada tahun 1949, pabrik dan perkebunan di Kertamanah terlihat sibuk dan ramai. Lebih dari 400 orang berkumpul di halaman pabrik. Banyak mobil dan kereta kuda terlihat nangkring di halaman Pabrik Teh Kertamanah. Perkebunan Kertamanah terlihat hidup kembali.

Kenapa disebut hidup kembali? Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita mundur mulai dari era pendudukan Jepang di Hindia Belanda atau sekitar 6-7 tahun lalu. Continue reading

#InfoAleut: Kelas Literasi “Memento” dan Ngaleut “Jatayu”

IMG-20171103-WA0002

Kelas Literasi sabtu ini kita akan membahas isi buku yang baru saja diterbitkan oleh Ultimus, yakni Memento. Sekumpulan cerita masa kecil dari para pegiat Aleut.
Dalam acara ini akan ada beberapa penulis di buku tersebut ikut menceritakan pengalaman menulisnya. Aleutians pun bisa ikut aktif berdiskusi soal penulisan buku tersebut ataupun bercerita pengalaman masa kecilnya.

Bertempat di Kedai Preanger
Sabtu, pukul 13.45 WIB .
.
Untuk info keikutsertaan dan detail kegiatan bisa kontak
Line: @ komunitasaleut
Twitter: @ komunitasaleut
Whatsapp: +6289680954394

Sampai jumpa disana yah!!
.
#KelasLiterasi #KomunitasAleut #Memento

IMG-20171103-WA0017.jpg

Kawasan ini pada masa awal perkembangan kota Bandung di tahun 1920-an adalah sebuah permukiman elite di Bandung yang dibangun di pinggiran kota sebelah barat. Sebelumnya kawasan ini adalah daerah yang sepi sehingga tak mengherankan menyimpan sebuah kisah mistis nan menyeramkan.

Pada perkembangan selanjutnya di daerah ini dilengkapi dengan stasiun kereta api, rumah pemotongan hewan dan pasar. Terkait dengan rumah pemotongan hewan di daerah ini berkembang pula cerita mengenai hewan ternak dan sebuah perusahaan distibutor daging yang sangat terkenal dan dipimpin oleh seorang keturunan Tionghoa pencinta dunia penerbangan.

Kawasan Sekitar Jatayu juga pernah jadi kamp interniran di masa pendudukan Jepang

Sekarang daerah itu terkenal dengan pasar loak onderdil motor & mobil, pasar barang-barang militer, pasar besi & pasar Ciroyom

Saat ini kabarnya daerah itu lagi dibenahi sama pemkot

Kumpul sebrang SMK Negeri 12 Bandung
Minggu, pukul 07.30 WIB

Tertarik bergabung dalam ngaleut kali ini silahkan daftarkan dirimu kamu

Line: @ komunitasaleut
Twitter: @ komunitasaleut
Whatsapp: +6289680954394

#Komunitasaleut #ngaleut #ngaleutjatayu

Memudarnya Kemewahan Mausoleum van Motman

Momotoran Ke Bogor mausoleum van Motman

Mausoleum van Motman di Kampung Pilar, Bogor (Photo by Tegar Bestari – pegiat Aleut)

Oleh: Aozora Dee (@aozora_dee)

Bogor sangat panas hari itu. Sebutan sebagai Kota Hujan agaknya tidak berlaku saat kami menyambangi kota tersebut. Seorang teman yang memakai jaket tebal dibuat tidak nyaman, sebab siang itu suhu udara di Bogor sekitar 340c . Rupa-rupanya teman saya itu mengira Bogor masih setia dengan udara dingin dan hujannya. Nyatanya sebaliknya. Udara Bogor lebih panas dari udara Bandung dan melakukan perjalanan dengan jaket tebal jelaslah bukan ide bagus. Hal itu jadi bahan candaan teman-teman sepanjang perjalanan.

Perjalanan ke Bogor kami tempuh dengan memakai motor, atau biasa kami sebut momotoran. Kami mengalokasikan Continue reading

Malam Mencekam dalam Wisata Legenda Urang Bandung

Pastor Verbraak, Malam Mencekam Dalam Wisata Legenda Urang Bandung

Patung Verbraak (Photo by Komunitas Aleut)

Oleh: Rulfhi Alimudin (@rulfhi_rama)

Malam hari itu udara Kota Bandung tak terlampau dingin. Mungkin udara dingin enggan untuk  bercengkrama dengan Kota Bandung saat itu. Malam itu Bandung dipenuhi dengan beberapa kegiatan yang memanjakan wisatawan dan warganya.

Salah satu kegiatan yang mengisi malam tersebut adalah city tour Legenda Urang Bandung yang diselenggarakan oleh Komunitas Aleut dengan MooiBandoeng.

City tour kali ini mengangkat cerita urban legend di Bandung dengan tagline ‘fakta di balik urban legend’. City tour ini cukup menarik

Continue reading

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑