Month: December 2016

#InfoAleut: Kelas Literasi Pekan Ke-75 dan Ngaleut Tahun Baruan

Selamat pagi, Aleutians! 2016 bakalan berakhir dalam hitungan jari, nah di penghujung tahun ini Aleut punya dua kegiatan yang warbyasak seru buat menutup tahun 😀

2016-12-31-kl-75

Kegiatan pertama adalah Kelas Literasi Pekan Ke-75 dengan judul “Ngadu Bako: Infografik”. Di Festival Literasi Ngadu Bako yang diadakan akun Stadion Siliwangi (@stdsiliwangi), kita akan belajar lebih banyak soal infografis dan proses kreatif di balik pembuatannya. Kawan-kawan bisa langsung merapat ke Warung Alibaba (Jl. H. Wasid No. 29) hari ini mulai pukul 12.30 WIB.

2016-12-31-babakaran-1

Masih di hari yang sama, dalam rangka menyambut pergantian tahun, Aleut juga bakal Tahun Baruan di KedaiPreanger. Akan ada banyak hal yang dilakukan selama malam pergantian tahun ini. Kalau kawan-kawan tertarik bergabung, bisa konfirmasikan kehadirannya via SMS/WA ke nomor 0896-8095-4394 atau LINE @FLF1345R (jangan lupa pakai “@”) dan langsung merapat ke Jl. Solontongan No. 20-D mulai pukul 20.00 WIB. Bawa juga uang udunan secukupnya ya 🙂

Jangan lupa ajak kawan, kekasih, istri, keluarga, tetangga, atau gebetanmu agar di akhir tahun ini bisa dinikmati beramai-ramai dan semakin seru. Sampai jumpa 😀

#InfoAleut: Kelas Literasi Pekan Ke-74 dan Ngaleut Gereja

Selamat pagi, selamat wayah kieu wahai Aleutians! Seperti biasanya, pagi ini adalah waktunya kami untuk mewartakan dua info kegiatan mingguan Aleut yg aduhai, yg kiranya jangan sampe lolos!

Kegiatan pertama adalah Kelas Literasi Pekan Ke-74 dengan tema “PEREMPUAN” yg akan digelar pada hari Sabtu ini, mulai pukul 13.00 WIB.

2016-12-24-kl-74

Bagi kawan-kawan yang tertarik bergabung, bisa menghubungi nomor CP 0896-8095-4394/LINE @FLF1345R dan datang langsung ke Perpustakaan KedaiPreanger. Aleutians juga bisa hadir untuk sekadar ikut menyimak dan berdiskusi kok 🙂

2016-12-25-gereja-2

Sedangkan di hari Minggu, kita akan Ngaleut Gereja: menyusuri beberapa gereja di Kota Bandung dan berkisah tentang sejarahnya. Kalau kawan-kawan tertarik untuk bergabung, langsung aja konfirmasi kehadiran via SMS/WA ke nomor 0896-8095-4394 atau LINE @FLF1345R (jangan lupa pakai “@”), lalu kumpul di depan Taman Ganesha (seberang gerbang utama ITB) pukul 07.00 WIB. Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman ya.

Jangan lupa ajak kawan, kekasih, istri, keluarga, tetangga, atau gebetanmu agar kegiatan minggu ini bisa dinikmati beramai-ramai dan semakin seru. Sampai jumpa.

Pertempuran Laut Jawa

Oleh: Mohamad Salman (@vonkrueger)

Tahun baru 1942. Perang telah mencapai pintu Asia Tenggara. Mesin-mesin perang Kekaisaran Jepang meluncur bagai petir ke selatan. Target utama mereka adalah Hindia-Belanda, sebuah kepulauan subur gemah ripah loh jinawi yang memiliki sumber daya alam berkelimpahan.

Embargo oleh Amerika Serikat, yang disebabkan oleh invasi Jepang ke China, cukup mencekik Jepang. Suplai minyak mereka hilang sebanyak 93%. Belum lagi impor besi-besi tua, mineral, dll yang terhenti. Cadangan minyak strategis Jepang hanya tersisa untuk satu setengah tahun, itu pun harus dibagi untuk kebutuhan militer dan sipil. Dihadapkan dengan pilihan mundur dari China atau mencari sendiri sumber minyak baru, Jepang memilih opsi yang kedua.

Serangan mendadak Jepang ke Pearl Harbor mengawali langkah Jepang mencari lahan sumber daya baru. Selain melumpuhkan Armada Pasifik Amerika Serikat, Jepang juga menenggelamkan 2 battleship Inggris, HMS Prince of Wales dan HMS Repulse di lepas Pantai Malaya. Filipina, Thailand, Indocina pun jatuh secara cepat.

11 Januari 1942, Jepang menduduki teritori Hindia-Belanda mereka yang pertama: Tarakan. 4 hari kemudian, pihak sekutu membentuk suatu komando gabungan yang bernama American British Dutch Australian Command (ABDACOM) dengan Panglima adalah Marsekal Medan Sir Archibald Wavell. Meskipun telah berada dalam satu komando, mereka sama sekali tidak mempunyai misi dan prioritas yang sama. Inggris ingin mempertahankan Singapura mati-matian, Belanda ingin menempatkan pertahanan utama di Sumatera dan Jawa, Amerika Serikat dan Australia tidak mau terlibat total di Asia Tenggara, sehingga mereka bisa menyimpan pasukan untuk melakukan serangan balik pada Jepang.

Selain perbedaan itu, ABDACOM juga kalah jumlah, kalah teknologi, dan kalah mental. Armada Gabungan ABDACOM sama sekali tidak mampu memperlambat apalagi menghentikan gerak laju Jepang. Pada pertengahan Februari 1942, Singapura jatuh. Sumatra, Borneo dan Celebes sudah didarati oleh Jepang. Wavell mengundurkan diri dari jabatan Panglima ABDACOM. Jepang juga melakukan serangan udara ke Darwin, Australia dan menyebabkan pelabuhan tersebut tidak dapat difungsikan untuk mendukung logistik sekutu di Hindia Belanda.

Nasib Jawa telah berada diujung tanduk. Pada akhir Februari, armada Jepang berkumpul untuk mendarat di Jawa. Laksamana Muda Karel Doorman, Panglima Armada Pemukul ABDACOM, melayarkan armadanya pada tanggal 27 Februari 1942 untuk mencegat konvoi pasukan pendarat Jepang yang mendekat dari Selat Makassar. Doorman berkedudukan di penjelajah ringan HNMLS De Ruyter, dan bersamanya berlayar 2 penjelajah ringan yang lain (HNMLS Java dan HMAS Perth), 2 penjelajah berat (USS Houston dan HMS Exeter), dan 9 perusak (HMS Electra, HMS Encounter, HMS Jupiter, HNLMS Kortenaer, HNLMS Witte de With, USS Alden, USS John D. Edwards, USS John D. Ford, dan USS Paul Jones).

Konvoi pasukan pendarat Jepang dilindungi oleh suatu gugus tugas yang terdiri dari  2 penjelajah berat (Nachi and Haguro), 2 penjelajah ringan (Naka and Jintsū) dan 14 perusak (Yūdachi, Samidare, Murasame, Harusame, Minegumo, Asagumo, Yukikaze, Tokitsukaze, Amatsukaze, Hatsukaze, Yamakaze, Kawakaze, Sazanami, and Ushio). Kapal-kapal perang Jepang ini bersenjata jauh lebih baik dari kapal-kapal Doorman. Mereka juga dalam keadaan fresh, tidak seperti armada sekutu yang beberapa hari sebelumnya mengalami beberapa serangan udara.

Kedua armada bertemu pada pukul 4 sore. Kontak tembak pertama yang terjadi hanya memberikan kerusakan-kerusakan ringan pada kedua pihak sampai akhirnya, tidak lama setelah pukul 5 sore, sebuah proyektil menghantam ruang mesin HMS Exeter. HNMLS De Ruyter bermanuver untuk menghindari tabrakan dengan HMS Exeter, karena masalah komunikasi, kapal-kapal Doorman yang lain menyangka gerakan ini adalah perintah untuk membubarkan barisan tempur dan menyebar. Dalam kekacauan ini, HNMLS Kortenaer terhantam torpedo Jepang dan tenggelam.

Doorman berhasil melakukan reorganisasi dan memerintahkan HMS Exeter kembali ke Surabaya, dikawal oleh HNMLS Witte de With dan HMS Electra. Hanya saja, HMS Electra terlibat duel dengan dua perusak Jepang, Jintsu dan Asagumo. Setelah terjadi kebakaran hebat dan kehabisan amunisi, HMS Electra terpaksa ditinggalkan. Sementara HMS Exeter berusaha mencapai Surabaya, Doorman kembali menghadapi armada Jepang. Usahanya yang kedua ini tidak membuahkan hasil, bahkan pada pukul 9 malam 4 perusak Amerika Serikat terpaksa kembali ke pangkalan karena kehabisan bahan bakar dan amunisi, dan HMS Jupiter tidak sengaja menabrak ranjau pada pukul 10.

Tidak lama setelah HMS Jupiter menabrak ranjau, mereka melewati titik lokasi HNMLS Kortenaer tenggelam. HMS Encounter diperintahkan untuk mengevakuasi orang-orang yang selamat. Armada yang sudah berkurang banyak kekuatannya ini kembali berhadapan dengan dengan armada Jepang pada pukul 11 malam. Sialnya, Armada Jepang lebih berpengalaman dalam pertempuran malam. HNMLS De Ruyter dan HNMLS Java terhajar torpedo dan tenggelam bersama Laksamana Doorman. 2 penjelajah yang tersisa akhirnya mengundurkan diri ke Tanjung Priok.

Pertempuran Laut Jawa, pertempuran laut permukaan terbesar setelah Pertempuran Jutland, bagai melepaskan badai kehancuran terhadap ABDACOM. USS Perth dan USS Houston yang selamat dari pertempuran akhirnya tenggelam di Selat Sunda, 24 jam kemudian. HMS Exeter dan pengawalnya dihajar Jepang di selatan Borneo. Kapal-kapal lain yang masih selamat, mengundurkan diri ke Australia. ABDACOM sendiri akhirnya bubar pada 1 maret 1942. Dan, Jawa pun terbuka tanpa pelindung. Kekuatan darat sekutu pun kucar-kacir dan pemerintah Hindia-Belanda akhirnya menyerah kepada Jepang.

Continue reading

#InfoAleut: Kelas Literasi Pekan Ke-73 dan Ngaleut Dewi Sartika

Selamat pagi dan selamat berakhir pekan, Aleutians! Seperti biasanya, pagi ini adalah waktunya mimin buat share dua info kegiatan mingguan Aleut yang sayang untuk dilewatkan 🙂
 
2016-12-17-kl-73-alt-1
Kegiatan pertama adalah Kelas Literasi Pekan Ke-73 yang berjudul “Petite Histoire II” di hari ini. Karena diskusi soal sejarah kecil yang berlangsung di Gedung Indonesia Menggugat dua pekan kemarin masih dirasa kurang, pekan ini kita akan melanjutkan pembahasan dan diskusi diskusikan buku-buku petite histoire (sejarah kecil).
 
Bagi kawan-kawan yang tertarik bergabung, bisa menghubungi nomor CP 0896-8095-4394/LINE @FLF1345R dan datang ke Perpustakaan KedaiPreanger hari Sabtu besok pukul 13.00 WIB. Aleutians juga bisa buat hadir untuk sekadar ikut menyimak dan berdiskusi kok 😀
 
2016-12-17-dewi-sartika
Sedangkan di hari Minggu, kita akan Ngaleut Dewi Sartika. Dalam Ngaleut hari Minggu ini, kita akan menyusuri jejak-jejak salah satu tokoh pendidikan nasional di Kota Bandung ini. Kalau kawan-kawan tertarik untuk bergabung, langsung aja konfirmasi kehadiran via SMS/WA ke nomor 0896-8095-4394 atau LINE @FLF1345R (jangan lupa pakai “@”), lalu kumpul di Perpustakaan Alun-alun Bandung pukul 07.00 WIB. Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman yes.
 
Jangan lupa ajak kawan, kekasih, istri, keluarga, tetangga, atau gebetanmu agar kegiatan minggu ini bisa dinikmati beramai-ramai dan semakin seru. Sampai jumpa 😀

Catatan Perjalanan: Mengumpulkan Kejutan-Kejutan Kecil di Sepanjang Jalur Pantai Selatan

Oleh: Hendi “Akay” Abdurahman (@akayberkoar)

whatsapp-image-2016-12-13-at-08-30-17
Pantai Bubujung, Cipatujah. 

Dalam film Ada Apa Dengan Cinta (AADC), ada adegan di mana Cinta membacakan puisi buatan Rangga yang diiringi petikan gitar di sebuah cafe. Dalam puisinya, “Aku” sedang dalam kebimbangan. Bosan dengan kepenatan, kesepian, dan kesendirian. Di akhir puisi, “Aku” seolah menyerah dengan menunjuk hutan dan pantai sebagai tempat menyendiri.

***

Bila boleh saya memprediksi, mungkin di antara kalian sedang bersiasat untuk merencanakan liburan akhir tahun. Ada yang sudah mempersiapkan schedule untuk menghabiskan liburan ke pantai, atau mungkin juga ada yang sedang bersiap untuk mendaki gunung. Di pojok kamar, sebagian pemuda-pemudi sedang mencari-cari destinasi wisata favorit dengan keadaan terkini melalui Instagram. Yaahh, libur akhir tahun masih sekitar dua pekan lagi, tapi persiapan harus diperhitungkan sejak dini. Mungkin begitu gumam mereka.

Sebelas motor bermacam-macam merk  dengan kemampuan mengemudi yang biasa saja bersiap untuk menyusuri jalur Pantai Selatan. Satu motor menyusul, total dua belas motor. Satu mobil berwarna putih yang dikemudikan oleh perempuan tangguh yang dengan resmi kami juluki “Bibi Lung”, ikut serta dalam perjalanan ini. Bibi Lung tak sendiri, ia ditemani oleh perempuan –entah sepupu atau keponakannya– berkerudung manis dengan senyum yang penuh kalsium. Tak berlebihan saya sebut senyumnya penuh kalsium, senyum anggunnya berhasil menurunkan tekanan darah, melenturkan otot-otot, dan juga melancarkan peredaran darah beberapa kawan laki-laki lainnya,walau hanya beberapa detik. Continue reading

#InfoAleut: Telusur Pantai Selatan Jawa Barat Bersama Tim Djeladjah Priangan

Selamat malam, Aleutians! Hari ini adalah jadwal mimin buat membagikan #InfoAleut untuk pekan ini 🙂
whatsapp-image-2016-12-09-at-6-43-52-pm
Di libur panjang akhir pekan ini, Komunitas Aleut bersama Tim Djeladjah Priangan akan melangsungkan Telusur Pantai Selatan Jawa Barat di tanggal 9-12 November 2016. Aleut bersama Tim Djeladjah Priangan akan berangkat malam ini. Nah, berhubung di hari Sabtu dan Minggu kami masih akan ada di perjalanan, jadi kegiatan Kelas Literasi Pekan Ke-72 dan Ngaleut akan dilangsungkan di sana 🙂
 
Tenang, di minggu depannya kita bakal Ngaleut seperti biasanya kok. Jadi kawan-kawan yang gak ikut Kelas Literasi dan Ngaleut di minggu ini bisa gabung di pekan depan, tentunya dengan tema yang bakalan seru 😀
 
Selamat merayakan long weekend, Aleutians 🙂

#InfoAleut: Kelas Literasi Pekan Ke-71 dan Ngaleut Kampung Blekok

Selamat pagi, Aleutians! Hari ini adalah jadwal mimin buat membagikan dua kegiatan mingguan Aleut yang dijamin bakal berlangsung seru 🙂

2016-12-03-kl-71

Kegiatan pertama adalah Kelas Literasi Pekan Ke-71 yang berjudul “Petite Histoire” di hari Sabtu besok. Dalam Kelas Literasi kali ini, kita akan membahas dan mendiskusikan buku-buku yang masku ke dalam kategori petite histoire (sejarah kecil) dan termasuk definisi tentang sejarah kecil.

Bagi kawan-kawan yang tertarik bergabung, bisa menghubungi nomor CP 0896-8095-4394/LINE @FLF1345R dan datang ke Gedung Indonesia Menggugat (Jl. Perintis Kemerdekaan No. 5) hari Sabtu besok pukul 13.00 WIB. Aleutians juga bisa buat hadir untuk sekadar ikut menyimak dan berdiskusi kok 😀

2016-12-04-blekok-habis

Sedangkan di hari Minggu, kita akan Ngaleut Kampung Blekok. Dalam Ngaleut kali ini, kita akan kembali bermain ke Kampung Blekok, yang sesuai nama kampungnya, menjadi rumah dari burung blekok. Kampung ini juga adalah titik populasi terakhir burung blekok di Kota Bandung. Namun mohon maaf, kuotanya sudah habis 🙂

Jangan lupa ajak kawan, kekasih, istri, keluarga, tetangga, atau gebetanmu agar kegiatan minggu ini bisa dinikmati beramai-ramai dan semakin seru. Sampai jumpa 😀

Surat dari Kertasarie Untuk Merdeka

Oleh: Hendi “Akay” Abdurahman (@akayberkoar)

Hendi, Manda, dan motor jadulnya

Hendi, Manda, dan motor jadulnya

Dear Deka…

Kita sudah lama berada di sini, di Bandung. Kota yang kita cintai, kota yang penuh dengan memori. Aku yakin, kecintaanmu pada kota ini begitu besar, sama halnya denganku. Bagaimana tidak, kita sama-sama angkatan 1900-an bukan? Hehehe… Kita merasakan pahit dan manisnya perkembangan zaman, dari zaman kolonial sampai zaman milenium sekarang. Selain itu, yang bagiku menggelitik, kita masih diberikan umur untuk menyaksikan orang-orang beradu argumen tentang letak geografis kita. Kau yang berada di pusat kota, menjadi penanda kesombongan sebagian orang untuk sekedar bilang “Aku masih masuk anak kota, bukan Bandung”. Padahal aku dan kau tak pernah mempermasalahkan hal itu. Kita sama-sama cinta Bandung. Arghhh lucu sekali…

Aku tahu, kau berada di titik keramaian, yang tak jarang menjadi tempat orang-orang untuk berkencan. Dan aku, aku yang berada jauh di selatan, hanya berteman dengan hehijauan. Bahkan orang-orang yang berpapasan denganku seperti lupa untuk sekedar menyapa.

Itu tak terjadi sekarang saja, kau memang sudah ditakdirkan untuk selalu ceria dengan kaki-kaki penuh kemenangan. Coba kau putar lagi ingatanmu ke masa lalu, kau begitu disayang orang-orang Belanda. Kau selalu dikelilingi orang-orang kaya. Groote Postweg dan Bragaweg bagian selatan tempat kau menancapkan alamat adalah jalan tersohor. Bandingkan dengan daerah tempatku berpijak yang jarang sekali didekor. Continue reading

Mengais Sampah Demi Rupiah

Oleh: Willy Akhdes (@willyakhdes)

Mengais sampah demi rupiah

Awan hitam yang sedari tadi menggantung di langit Kota Bandung akhirnya tumpah menjadi hujan. Bulir-bulirnya jatuh bergulir dari angkasa, mengencingi segala sesuatu di bawahnya, termasuk hamparan rumput sintetis Alun-Alun Kota Bandung. Seorang pria setengah baya yang dari tadi menggeledah tiap-tiap tong sampah yang ada di pinggir taman itu harus segera menepi ke sebuah bangunan untuk berteduh. Dengan bergegas, ia menyeret sebuah kantong plastik besar yang dari tadi dibawanya.
Heru Santoso, anggaplah namanya begitu, mulai membongkar kantong plastik besar bawaanya sambil menunggu hujan reda. Ia memilah barang-barang hasil pungutannya, memisahkan antara benda-benda plastik dengan kaleng dan kertas. Hasil pungutannya hari ini belum seberapa, tidak lebih dari 4 kilogram. Dengan harga beli barang bekas dan rongsokan plastik, kertas dan kaleng di pengepul sekitar Rp 2.000 – Rp 2.500 per kilogram, maka pendapatannya hari itu tidak lebih Rp 10.000. Jika tong dan bak sampah yang rutin tiap hari dibongkarnya itu sedang berbaik hati, biasanya ia mendapatkan penghasilan sekitar Rp 15.000 – Rp 20.000 tiap harinya. Musim liburan dan akhir pekan, disaat produksi sampah meningkat, adalah masa panen baginya. Namun, musim penghujan begini seringkali mempersingkat jam kerja, yang akhirnya ikut menurunkan produktivitasnya.

Continue reading

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑