Month: June 2015 (Page 2 of 2)

#PernikRamadhan: Berpuasa di Negeri Singa (Bagian 1)

Oleh: Wisnu Setialengkana (@naminawisnu)

Cerita ini bukan cerita tahun ini. Ini adalah kisah di tahun 2009, di saat saya memperoleh kesempatan ‘belajar hidup’ di Negeri Singa alias Singapura. Entah mengapa saya ingin bercerita tentang berpuasa di negara yang memiliki kode telpon +65 yang sering kali saya sebut bila bepergian ke Singapore.

Mayoritas muslim di Singapura adalah etnis Melayu, sekitar 15% dari populasi penduduk Singapura yang didominasi oleh etnis Tionghoa sebesar 77%. Dengan kondisi seperti itu, maka suasana menjalankan ibadah puasa Ramadhan di Singapura pun tak ada bedanya dengan suasana di luar bulan Ramadhan. Hal ini tentu berbeda dengan suasana Ramadhan di Indonesia yang selama sebulan akan beradaptasi dengan jadwal berpuasa.

Aktivitas perkantoran tidak ada perubahan apapun dari segi jam kerja. Tidak ada pengurangan jam masuk atau jam keluar kerja. Semuanya normal, tidak ada dispensasi. Saya bahkan tetap harus naik ke kapal di tengah hari yang terik dikarenakan saya harus memnyampaikan dokumen penting. Di waktu dini hari pun saya tetap masih harus mengawasi proses bunker di lautan lepas. Continue reading

Memoar Domba Tersesat dari Cimahi

Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip)

“Mereka sudah tiba di Bandung!”

Syahdan, tersiar kabar ada sepasukan bangsa bermata sipit hendak bikin onar. Paniklah manusia yang Totok begitupun Indo, kelimpungan takut dihabisi Nippon.

Dari Cimahi, hiduplah dia yang seorang Indo, berbapak Belanda beribu babu. Seorang dokter, dan katanya sih juga seorang vrijdenker. Memang saat itu lagi tren soal ateis, agnostik, dan beragam jenis lainnya. Banyak umat malas beribadat yang melakukan pembenaran dengan memakan bacotan Nietzsche dari kemarin awal abad. Maka begitupun yang terjadi sama si katolik yang pas bocahnya taat benar ini, yang sekarang sudah amnesia dengan doa-doa rosario. Namun meski sudah sedikit murtad, tak percaya lagi pada-Nya, dia tetap berkawan baik dengan Pastor Bart Leenders. Sohibnya sejak kecil, dan teman ngobrol sampai sekarang.

“Oh mungkin suatu saat deh Bart,” ucapnya buat menghentikan cerocosan dakwah pastor Gereja St. Ignatius Cimahi itu. Continue reading

Kuli Gadungan

Oleh: M. Ryzki Wiryawan (@sadnesssystem)

Pak Ahmad adalah opas (office boy) Bung Karno ketika tahun 1927 mendirikan Biro Teknik Bangunan. Tetapi sebenarnya tugasnya bukan hanya sebagai opas saja, melainkan juga sebagai agen PNI. Dia bertugas menyebarkan pamflet ke ranting-ranting di seluruh Bandung. Dari Cimahi sampai Cililin dan Cicalengka, yang jauhnya 30 km lebih dari Kota Bandung. Tugasnya hanya dikerjakan dengan sepeda.

Gajinya? Jangan ditanya. Pak Ahmad tidak mendapat gaji. Hanya mendapat makan dari Bu Inggit. Apa yang dikerjakannya murni demi perjuangan bangsanya.

Tatkala Bung Karno dipenjara, Pak Ahmad berusaha mengadakan kontak dengan pimpinannya yang sekarang mondok di Sukamiskin itu. Tapi bagaimana caranya? Continue reading

#InfoAleut: Ngaleut Pasar Baru

2015-06-07 Pasar Baru

#InfoAleut Hari Minggu (07/06/2015) kita akan… “Ngaleut Pasar Baru”. Mari bersama-sama melihat keadaan Pasar Baru dan sekitarnya!

Dalam ngaleut ini, kita akan foto banyak bangunan di sekitaran Pasar Baru. Seperti apa kemacetan di daerah ini? Apa saja yamg dijual di sekitar kawasan ini? Mengapa namanya Pasar Baru? Di mana Pasar Lama? Apakah terjadi banyak perubahan? Mari cari tahu bersama! 😀

Tertarik untuk bergabung? Langsung saja kumpul di dekat Monumen Kereta Api (Jl. Stasiun Timur) pukul 07.30 WIB. Bagi yang punya kamera saku atau DSLR, harap dibawa karena kita akan hunting foto 😀

Nah, jangan lupa untuk konfirmasikan kehadiranmu ke nomor 0896-8095-4394. Cukup kirim SMS dengan format nama dan kesedian untuk ikut serta. Ingat, konfirmasi ini hukumnya WAJIB yah 🙂

BywSSCTCUAAIE_G

Untuk yang mau daftar keanggotaan, langsung aja di tempat kumpul kegiatan. Konfirmasikan kehadiranmu, hadir di tempat kumpul, lalu daftarkan keanggotaanmu dengan biaya iuran Rp 10.000,00. Voila! Kamu sudah terdaftar sebagai anggota Komunitas Aleut 😀

Sekian saja Info Aleut pagi hari ini. Ayo datang dan ramaikan, karena tiada kesan tanpa kehadiranmu 🙂

Bandung Tak Hanya Di Bagian Utara

Oleh: Arya Vidya Utama (@aryawasho)

Bandung tentu saja menjadi kota yang paling penting bagi hidup saya. Dari lahir sampai sekarang sudah di pertengahan kepala dua, hampir 90% hidup saya dihabiskan di Kota Kembang. Semua jenjang studi juga saya jalani di kota ini, mulai dari TK hingga sekarang duduk di bangku strata dua. Pahit-manis dan berbagai macam pernik kehidupan saya rasakan di Bandung.

Jika mau bernostalgia, Bandung yang sekarang tentu saja sudah jauh berbeda dengan Bandung yang saya kenal di tahun 90-an. Dulu udara Bandung relatif lebih sejuk dibandingkan sekarang, hal ini bisa dilihat dari kabut yang hampir setiap pagi bisa terlihat. Sekarang ini sih kabut baru terlihat setelah turun hujan di dini hari. Itu baru cuaca, belum tentang pergeseran fungsi beberapa wilayah di Bandung. Continue reading

Sudut Literasi di Kedai Preanger

Oleh: Arif Abdurahman (@yeaharip)

kedai preanger good book and coffee

Sungguh kenikmatan surgawi di dunia. Tak seperti wanita, buku adalah teman duduk terbaik, mustahil mengkhianatimu. Dan makin sempurna ketika hadir secangkir kopi; Espresso, Cappuccino, Macchiato, Mochachino, Americano, Caffe Latte, atau apapun variannya silahkan pilih sesuai selera. Bacaan manis menarik hati dibalut kehangatan kopi, ah nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?

Membaca telah terbukti sebagai aktivitas yang menakjubkan, salah satunya secara ilmiah didaulat sebagai obat paling mujarab mereduksi kadar stress. Dan makin ampuh ketika ditambah seduhan kopi atau teh. Oh ya, alunan musik pun termasuk obat pereda beban hidup. Nah jika kamu ada di semesta bernama Bandung, maka coba mampir ke Kedai Preanger. Ada koleksi sekitar 2000 buku, ada beragam spesies teh dan kopi, juga ada lagu-lagu yang berkumandang. Continue reading

Komunitas Aleut: Diajar Sejarah Sabari Leuleumpangan

Oleh: Irfan Teguh Pribadi (@irfanteguh)

DSCN5195

Mun seug dibandingkeun jeung kota-kota nu aya di basisir kayaning Jakarta, Cirebon, Semarang jeung Surabaya, Bandung mah kaasup kota nu kaitung anyar kěněh. Tapi angger wě sok sanajan kitu, ari nu ngaranna kota mah pasti miboga sejarah. Kiwari di Bandung aya sababaraha komunitas nu sok nalumtik ajěn inajěn sejarah Bandung ku cara nu leuwih popilěr. Salahsahijina nyaěta Komunitas Aleut.

Naon ari Komunitas Aleut těh? Kumaha kagiatanna? Continue reading

Newer posts »

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑