Month: July 2012

Bulan Puasa di Bandung Baeula

Oleh : M.Ryzki Wiryawan (@ryzkiwiryawan)

Keadaan Kaum (Masjid Agung) Bandung tempo doeloe

Pengalaman masa kecil di Bulan Puasa selalu penuh dengan kenangan yang tidak terlupakan. Tidak disadari, pengalaman setiap usia selalu berbeda sesuai dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu, lewat kenangan bulan puasa ini kita bisa mengetahui keadaan lingkungan saat itu dan membandingkannya dengan kedaaan sekarang.Kali ini saya mencoba menelusuri keadaan Bandung tempo doeloe lewat pengalaman seorang Sutadisastra, yang pernah dimuat dalam majalan Sunda tahun 1953. Kisahnya berlatar belakang keadaan Bandung seabad yang lalu, kira-kira tahun 1901. Terus terang agak juga sulit menerjemahkan artikel ini dari bahasa Sunda ke bahasa Indonesia mengingat latar belakang saya yang lama dididik di Bilingual School (Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda Kasar) selama bertahun-tahun. Jadi harap maklum apabila ada pernyataan yang kurang sreg dibaca. …

Rukun Islam yang keempat yaitu puasa di bulan Puasa atau Ramadan. Setiap pagi menjelang bulan puasa selalu ramai oleh suara “dulugdugdag-dulugdugdag” di Masjid Agung (kaum), memberi tahu bahwa besok akan  mulai puasa. Hari itu orang-orang membersihkan diri, berkeramas dengan air bersih. Karena saat itu laki-laki berambut panjang, mereka ikut berkeramas. Beres berkeramas, mereka langsung menyediakan makanan untuk sahur.  Untuk itu bahkan sampai ada yang sengaja “ngabedah balong”[1]

Dari awal bulan puasa semua orang telah berpuasa. Kini setelah negara ramai, orang-orang yang kerja buruh, jadi pembantu, atau tukang kebon biasanya puasanya hanya awal-awal saja, sesudah dua tiga hari sudah banyak yang tidak kuat nahan lapar di siang hari. Adalagi yang yang melakukan “ilmu kendang” yaitu puasanya hanya awal dan akhir saja.  Tetapi tidak seperti di kota, penduduk di distrik-distrik (desa-desa) sangat taat berpuasa…

Setiap anak di bulan puasa merasa bahagia  karena mendekati hari Lebaran bisa menghabiskan hari dengan bermain dengan teman-temannya  ke sana ke mari sambil bermain petasan dan makan dengan kenyang di hari lebaran.

Dari awal tanggal 1 ramadan, kami bangun lebih awal untuk sahur dan mengawali puasa. Setelah sahur biasanya tidur lagi. Sama orang-orang tua diberi jampi-jampi puasa “nawaetu sambalgai an adai perlu sahri ramadoni hajiis sanati perdu karana Allah” Saya berniat berpuasa di bulan puasa esok hari kamis (atau Jum’at, Sabtu, Dst.) perlu karena Allah.

Mengaji di langgar menjadi kewajiban bagi setiap anak di Bulan Puasa

Setelah mengaji, langsung dilanjutkan dengan bermain, ngabuburit, padahal saat itu masih termasuk pagi hari. Ke mana? Kebanyakan ke Setasiun , nonton kereta api lewat (dahulu masuk ke dalam peron tidak perlu beli karcis), ke tempat bengkel kereta api  dari atas tembok melihat yang pada bekerja, atau pada berenang di Cikapundung, di Leuwi Peujit dan Leuwi Kuda, di belakang pabrik Es. Di aliran sungai ini airnya besar dan jernih, tidak keruh seperti sekarang. Di bawah sungai ini terdapat kerikil dan tanah lembut. Bukan untuk mandi sambil membersihkan diri, melainkan Cuma bermain, “icikibung”, main ucing-ucingan, dan kejar-kejaran sambil berenang. Apabila kena “ucing”, maka harus menyelam, dan ketika  muncul dari air dan mengejar anak-anak lain yang sudah menjauh.  Di Cikapundung inilah saya belajar berenang, antara lain gaya punggung, gaya dada dan berenang  sambil berdiri (ngojay tangtung).

Apabila ketahuan orang tua kalau saya berenang di Cikapundung, sudah pasti  sapu lidi akan segera mendarat di bokong saya. Tapi saya tidak kapok dan tetap sembunyi-sembunyi main ke Cikapundung karena di sana ramai banyak teman.

Kalau pulang, karena capek habis main kucing-kucingan, perut kosong karena puasa. Untungnya di kantong ada uang, maka mampirlah saya beserta teman ke pinggir jalan di bawah pohon Johar yang rindang, menghampiri pedagang peyeum sampeu yang besar-besar. Maka berkecamuklah perang antara si baik dan si jahat dalam pikiran, “Buka-Jangan ? Buka-Jangan?”. Namun karena kalah sama godaan setan, maka jadilah membeli dua buah peyeum sebesar lengan seharga dua rupiah.   Peyeum itu dimakan bareng teman-teman dalam perjalanan pulang. Pengalaman ini saya alami ketika kelas IV di SD Banjarsari tahun 1901.

Waktu itu kita juga biasa membeli makanan untuk berbuka seperti kolek cangkaleng, sarikaya, rujak, cuing, dll. Ketika buka semua semua makanan dikumpulkan untuk dimakan bersama. Apabila sudah terlihat ada kelelawar, kami langsung berlarian menuju rumah. Semua makanan yang telah dibeli tadi siang ternyata tidak habis karena keburu kenyang. Biasanya sih makannya dilanjutkan selewat taraweh.

Si Gombar selalu menjadi pertunjukan menarik bagi warga Bandung yang menanti azan magrib

Dari awal bulan puasa, saya dan teman-teman sudah berkumpul buat membeli petasan di toko-toko Tionghoa. Setiap siang hari petasan itu dijemur supaya kering dan suaranya makin keras. Yang suara petasannya paling keras boleh merasa bangga. Semakin mendekati hari Lebaran bahkan semakin asyik. Tiap rumah memasang lentera (lampion) di depannya, buatan sendiri, berlomba agar semakin bagus dan besar, sesuka  dan semampunya. Dibuatnya dari bambu yang ditempeli kertas layangan berwarna-warni.

Apa maksudnya membuat penerangan di malam hari tersebut? ternyata konon untuk menyambut datangnya lailatul qodar yang turun malam itu…

(Bersambung…)*

[1] Bahasa Indonesianya “Ngabedah Balong” apa ya?

* Dilanjutkan apabila mood mendukung..haha

 

 

 

Ngabuburit!

Oleh : Nara Wisesa (@naraws)

Naah, kebetulan kan Aleut! hari ini akan mengadakan acara berbuka bersama nih, jadi terinspirasi untuk nulis lagi deh, hehe…

Ketika memasuki bulan Ramadhan, satu istilah yang mendadak sering terdengar adalah “ngabuburit”

Sebenarnya apa sih artinya?

Apakah, seperti yang saya kira waktu masih kecil: ngabubur beurit (tikus)? – YA NGGAK LAAAH :p

Saya sendiri sih sebenarnya selama ini juga gak tau apa arti sebenarnya dari istilah ini, maklum, gak fasih berbahasa sunda, hehe… jadi setelah melakukan pencarian google, saya menemukan dua situs blog yang membahas etimologi dari istilah ‘ngabuburit’, yaitu http://zakiiaydia.com/2011/08/31/kenapa-harus-kata-ngabuburit/ dan http://websitedada.wordpress.com/2011/08/06/ngabuburit/

Dari yang tertulis dalam kedua blog tersebut (utk lengkapnya silakan dibaca sendiri, hehe), bisa disimpulkan bahwa kata ‘ngabuburit’ adalah sebuah jargon yang berasal dari bahasa sunda, dan memiliki arti menunggu senja/magrib (ngalantung ngadagoan burit).

Nah, bila dilihat dari arti kata secara literal, maka ‘ngabuburit’ sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, tidak hanya ketika melakukan ibadah shaum.. Tetapi ya mungkin kalau tidak sedang shaum, masyarakat jarang melakukan kegiatan yang khusus diperuntukan sembari mengisi waktu sambil menunggu senja. Sehingga, istilah ngabuburit menjadi identik dengan menunggu datangnya waktu magrib untuk kemudian melakukan iftar (berbuka) 🙂

Mengapa kata yang berasal dari bahasa sunda ini sekarang menjadi sebuah istilah yang digunakan secara umum, kemungkinan antara lain karena semakin menyebarnya orang-orang sunda ke seluruh Indonesia, terutama Jakarta.

Populernya penggunaan istilah ini di Jakarta mungkin juga berbuntut dengan meningkatnya intensitas penggunaan istilah ini dalam media televisi yang setiap bulan ramadhan menayangkan acara-acara religi, yang tentunya ditayangkan ke seluruh pelosok negeri.

Mungkin teman-teman ada yang mau berbagi pendapat sambil ngabuburit? 🙂

 

 

 

Asal-usul Kata “Puasa” dan “Lebaran”

Selama ini mungkin kita bertanya2, dari manakah asal-usul kata “Puasa” dan “Lebaran” karena kedua kata ini ternyata tidak dikenal di bahasa Arab. Nah, menurut M.A. Salmun dalam artikelnya yang dimuat dalam majalah “Sunda” tahun 1954, kedua istilah tersebut ternyata berasal dari tradisi Hindu.

Menurut M.A. Salmun, “Puasa” berasal dari kata “Upawasa” yang berarti “menutup”, dengan kata lain menutup/menahan hawa nafsu. Oleh sebab itulah, padanan dari kata “Puasa” adalah “Buka”.

Begitu pula kata “Lebaran” berasal dari tradisi Hindu yang berarti “Selesai, Usai, atau Habis”. Menandakan habisnya masa “Puasa”.

Istilah-istilah ini mungkin diperkenalkan para Wali agar umat Hindu yang baru masuk Islam saat itu tidak merasa asing dengan agama yang baru dianutnya. Selain itu, tradisi munggahan dan nyekar yang berasal dari Hindu juga masih dipraktikan hingga sekarang.

So, kalo saya sih mulai sekarang lebih suka pakai kata “Shaum” dan “Idul Fitri” saja supaya makna ibadahnya lebih kena…

*Foto : Masjid Agung Bandung tahun 50’an yang cantik tapi menor,, 🙂

Oleh : M.Ryzki Wiryawan (@ryzkiwiryawan)

Laporan Pertama Gunung Padang

Keterangan yang menyebutkan situs Laporan pertama mengenai keberadaan situs Gunung Padang dimuat pada Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, “Buletin Dinas Kepurbakalaan”) tahun 1914 tampaknya harus direvisi. Dalam buku “Daftar Peninggalan Hindu di Jawa” buatan Veerbeek tahun 1891 ternyata sudah disebutkan mengenai Gunung Padang, yang menurutnya ditemukan tahun 1890 oleh De Corte. Dalam buku ini Gunung Padang masih dianggap peninggalan kebudayaan Hindu.

Berikut terjemahan teks di buku tersebut mengenai gunung padang, versi google translate…

“Di puncak Gunung Padang, dekat gunung Melati, sebuah suksesi yang terdiri dari 4 teras, dihubungkan oleh jalan setapak yang terbuat dari batu kasar, batu datar yang ditata, berhenti pada kolom andesit yang didekorasi berdiri. Pada gundukan teras mungkin terdapat sebuah kuburan, yang ditutupi oleh batuan, dan di atasnya terdapat dua batu tajam. (Seperti yang dilaporkan) kunjungan De Corte pada tahun 1890.

**Kalau ada yang bisa menerjemahkan dengan lebih memadai, saya sangat mengharapkan bantuannya ya,, mohon dibantu ya,, prok prok prok

Oleh : M.Ryzki Wiryawan (@ryzkiwiryawan)

Yuk Cicip Makanan Legendaris di Bandung

Teks dan foto oleh: Rio Rahadian
Bandung itu memang Kota Kuliner, gedung pemerintahannya saja ada satenya”. Demikian ujar Gilang Bhaskara dalam acara Stand Up Comedy Kompas TV bulan lalu. Mendengarnya teman-teman pasti setuju. Bagaimana tidak? Bandung memang memiliki segudang tempat kuliner, beberapa di antaranya bahkan sudah ada sejak 1920-an. Nah, mau tahu apa saja kuliner legendaris Kota Kembang ini? Yuk ikut perjalanan saya bersama Komunitas Aleut! Minggu (14/7) kemarin.
Aleut! kumpul di depan Gedung Merdeka
Perjalanan kami mulai dari depan Gedung Merdeka menuju Braga. Di persimpangan Jl Braga dan Jl Naripan, ada bangunan empat lantai bernama toko kue Canary. Di tempat ini dulu berdiri toko (1) Es Krim Baltic, sebesar rumah satu lantai. Bagian toko yang menghadap Jl Naripan dulunya berupa teras, pengunjung menyantap es krim di situ seraya menikmati pemandangan Braga. Toko ini bertahan hingga 1970-an sebelum akhirnya dibongkar dan dibangun gedung tinggi yang masih ada hingga kini.
Toko kue Canary, dulu berdiri Es Krim Baltic

Masih di Braga, kali ini kami berbagi sejarah sebuah toko roti yang bernama (2) Sumber Hidangan. Ketika berdiri tahun 1929 dulu, namanya adalah Het Snoephuis yang kurang lebih berarti toko makanan manis. Toko ini dibagi dua, separuh toko roti, separuh toko es krim. Di toko rotinya, mereka menyediakan bermacam roti seperti bokkepoot, krentenbrood dan likeur bonbon. Jika teman-teman berkunjung sekarang, suasananya tidaklah jauh berbeda. Hampir semuanya masih otentik dan asli. Etalase dan mesin kasir nampak sudah tua dengan kaca yang memburam. Menurut pegiat Aleut, Reza Ramadhan, toko ini menjual roti tanpa pengawet dan pengembang. Hal itu masih berlangsung hingga kini, itulah kenapa rotinya nampak mungil.

Tampak depan Sumber Hidangan  
Suasana dalam Sumber Hidangan
Roti khas Prancis Croissant yang dijual di Sumber Hidangan. Mungil tapi lezatnya historis banget

 Catatan: Karena alami tanpa pengawet, roti tidak bisa begitu awet. Makanlah di hari yang sama saat kamu beli.

Tempat ke tiga adalah (3) Braga Permai yang aslinya bernama Maison Bogerijen. Restoran ini menyajikan masakan khusus Belanda dan paling beken di era 1930-an. Sama seperti Sumber Hidangan, nama Maison Bogerijen berubah setelah pemerintah Indonesia melakukan ‘nasionalisasi nama asing’. Meski menyediakan masakan Belanda, papan nama di depan menggunakan bahasa Perancis yakni bertuliskan chocolatier (pembuat cokelat), patissiers (pembuat kue) dan boulangers (pembuat roti). Menurut pegiat Aleut, Alfredho, kosakata Perancis digunakan karena kemahsyuran Perancis akan makanan berkelas tinggi.

Tampak depanBraga Permai
Papan nama Braga Permai
Reza (memegang buku) dan Alfredho (baju putih) menjelaskan sejarah Braga Permai
Dari Braga, kami masuk ke Gang Afandi. Kami berjalan beriringan, ke sisi lain dari kemegahan Braga, menyusuri gang-gang belok kanan dan kiri. Saking rumitnya gang-gang di sini, saya dan empat kawan lainnya sampai tersesat hahaa.. Setelah melewati jembatan, kami sampai di lokasi selanjutnya.
Menyusuri Gang Afandi

Adalah (4) C’Mar yang jadi tempat berbagi kami selanjutnya. C’Mar terletak di Jl Naripan, ditusuk oleh Jl Cikapundung Timur. Saat kami ke sana, C’Mar masih tutup. Tapi itu karena C’Mar memang buka malam hari. Makanan yang disediakan di sini adalah makanan home made seperti tumisan dan lainnya. Bila buka, meja-meja akan dikeluarkan dan ditaruh di jalanan depan tokonya. Pengunjung bisa makan sambil menikmati jalanan Bandung di malam hari. Menurut salah satu pegiat Aleut, C’Mar awalnya buka untuk memenuhi kebutuhan loper koran yang beraktifitas di bantaran Ci Kapundung. Namun kini, setelah makin terkenal, C’Mar jadi langganan artis.

Aleutian mendengar pemaparan tentang C’Mar
Baiklah, perjalanan kami lanjutkan ke kawasan Pecinan. Di sini, kami mampir ke (5) Lotek Alkateri. Tak ada yang ceritakan sejarahnya, atau mungkin saya yang tidak mendengar lantaran sibuk beli lotek, jadi saya ceritakan saja loteknya ya? Menurut saya, lotek ini adalah versi fast food. Penjual tidak menggerus kacang dulu melainkan tinggal mencongkel sebongkah besar bumbu kacang seperti batu yang bersembunyi di sisi ulekan. Tinggal masukan sayur rebus, kerupuk, tambahkan kecap agar bumbu jadi encer, aduk-aduk dan voila! Ini dia Lotek Alkateri. Tunggu dulu, inovasi lotek ini belum selesai. Lotek tidak dibungkus biasa, melainkan dimasukan dalam kertas nasi yang dibentuk kerucut, mirip es krim. Dilengkapi dengan sendok, pembeli bisa menyantapnya sambil jalan. Praktis bukan?.
Lotek Alkateri
Lotek versi fast food
Masih di Jl Alkateri, kami menemukan kedai (6) Kopi Purnama.Menurut seorang pegiat Aleut, tempat ini dulunya jadi tempat nongkrong pengusaha sekitar pasar baru kini. Mereka berbincang soal bisnisnya dari pagi hingga sekitar jam 10 siang. Oh ya, kopi di sini memakai kopi dari Kopi Aroma, pabrik kopi jadul tak jauh dari situ.
Kopi Purnama tampak depan
Kami beriringan lagi, kali ini berdesakkan ria di penuhnya Pasar Kota Kembang. Kami memotong sengaja memotong jalan, untuk segera ke lokasi selanjutnya yakni (7) Pisang Simanalagi. Toko yang berdiri sejak 1948 ini menjual berbagai gorengan seperti bakwan, combro dan berbagai kue basah. Namun teman-teman harus beli andalannya yakni pisang goreng. Satu buahnya cukup malah, seharga 2500 , tapi memang sepadan. Pisang gorengnya tidak basah berminyak. Saat digigit, kulitnya tebal dan kriuk sekali. Gigit lebih dalam, pisangnya langsung mengeluarkan rasa manis yang lumer, tak ada kecut atau sepat. Pisangnya berwarna sedikit oranye dan empuk sekali, hanya sedikit mengunyah dan pisangnya sudah menari di lidah. Di sini juga, untuk pertama kalinya selama hidup, saya minum sarsaparila yang rasanya mirip-mirip balsam.
Papan nama Pisang Simanalagi
Pisang Simanalagi, pisang goreng mahal
Sarsaparilla, minuman rasa balsam
Tak jauh dari situ, hanya lewat satu perempatan, kami singgah di (8) Toko Sidodadi. Tempatnya masih otentik, dengan papan nama yang sudah kotor. Toko ini dulunya menjual roti-roti buatan sendiri. Roti-rotinya masih ada hingga kini, namun sekarang toko ini juga menjual makanan dan minuman kemasan yang modern. Jika kita lihat bungkus rotinya, ada yang menarik. Perhatikan seksama tulisan ini: Jadilah Peserta KB Lestari. Ini kan program era Soeharto, benar-benar otentik ya?.
Tampak depan Toko Sidodadi
Roti moka, mudah digigit dan ada potongan cokelat di dalamnya
“Jadilah peserta KB Lestari”
Selepas berfoto di situ, kami berjalan menyusuri Jl Kalipah Apo, lalu berbelok dan keluar di (9) Kawasan Cibadak. Kawasan ini masih area pecinan, dengan ruko-ruko yang khas. Jika kita berjalan di trotoar dan melihat sekeliling, kita akan menemukan cermin-cermin yang ditaruh di atas pintu, itu lambang keberuntungan bangsa Cina. Di sini, Salman bercerita mengenai makanan warisan Cina di Indonesia, diantaranya bakso, bakpao, bakcang dan lainnya. Reza melanjutkan, awalan ‘bak’ berarti babi, namun karena penduduk Indonesia mayoritas menganut Islam, daging babi diganti jadi daging sapi. Pada malam harinya kawasan ini akan ramai dengan pedagang kaki lima. Mereka menjual aneka masakan seperti nasi goreng, kwetiau dan lainnya.
Kawasan Cibadak
Usai perjalanan yang menggendutkan perut dan menguruskan dompet ini, kami melakukan sharing pengalaman. Berbagai pendapat keluar dari mulut masing-masing, tapi intinya adalah kami semua senang. Kami semua senang kuliner Bandung. Ya, Itulah Bandung, Kota kuliner bagi siapa saja. Mulai dari makanan kelas atas warisan Eropa, hingga makanan rakyat warisan etnis Tionghoa. []

Terimakasih untuk Aleut atas ngaleut kuliner ini.

Original Post (http://riorahadiant.blogspot.com)

Aleut Kuliner, Maknyos!

Oleh : Dinda Ahlul Latifah (@propesordinda)

Hallo! apa kabar Indonesia muda? yang tua juga apa kabar?. Aku mau lapor cerita ngaleut lagi. Kali ini gak ada kisah pemerkosaan sungai atau penjelajahan ekstrem. Kali ini ceritanya soal kuliner,makan..makan..makan…!

Jadi seperti biasa kami semua para ALEUT RANGERS pasti ngaleut tiap hari minggu pagi, itu jadwal mutlak ngaleut, udah di patenin belum jadwalnya???. Jadinya sekarang di Kalender Aleut dan kalender aku khususnya, (aku gapunya kalender sih *-_-“)  tiap hari minggu pasti ditandai sebagai hari aleut nasional.

Nah curcol dikit deh yah, jadi minggu kemaren itu asalnya aku gabakal ngaleut. Gara gara bentrok sama acara lain juga, dan dua-duanya sama pentingnya seperti yang tertera dalam kitab UUD pasal 20 ayat 5. Akhirnya kan aku dilema berat tuh,di setel deh lagunya Cherrybelle yang judulnya Dilema. Tapi gak ngasih kepastian sama sekali, mubazir dengernya -__-“.
========================================================================
Oke, lanjut ke perjalanan ALEUT KULINER kami yah! akhirnya aku mutusin buat NGALEUT, keputusannya aku ambil dadakan banget, gapake semedi segala, gapake minta wangsit , gapake ngeluarin SK kaya presiden.

Kami semua para aleut rangers kumpul di depan Museum Asia Afrika, dan jadwal kumpulnya sih jam 7.30, tapi namanya juga orang indonesia, jam 8.30 baru berangkat ngaleut.aku sendiri datengnya jam 8 sih..he..he ;)).

Dan hari itu aleut rangers yang dateng cuma dikit sih, gak terlalu banyak. Aneh,padahal ini ALEUT KULINER ,berarti korelasinya sama perut kan, nah tapi perut korelasinya sama SAKU,DOMPET,DUIT ;)).

 (Nah ini,waktu lagi sesi perkenalan para aleut rangers,sebelum ngaleut kita semua emang selalu perkenalan,selain kenalan sama aleut rangers baru juga ini buat antisipasi kejadian kalau suatu saat nanti kita ketemu dijalan,dan malah pura pura gak kenal.awas loh yah -__-“)

Sehabis perkenalan kita semua langsung langkah tegak maju jalan, memulai aleut kuliner-nya 😉 belom apa apa cacing cacing di perut udah pada dugem, nantinya diperjalanan pasti bakal banyak banget sejarah sejarah tempat makan yang melegenda, mulai dari yang masih ada sampai yang telah punah tinggal sejarah. Nah ini nih salah satu hal yang aku khawatirkan saat aleut kuliner, “lapar musnah,duit punah” -__-“.

Kami pun berhenti di depan sebuah TOKO KUE dan BAKERY yang udah bisa liat sendiri kan bangunanya tua dan gaya arsitekturnya KUNO. Ini tuh katanya tempat kongkow nya para menir dan noni belanda. Hmm..kongkow disana juga yuk? siapa tau keluar dari sana langsung pinter bahasa Belanda..-__-” .

 Lalu kita semua pun memutuskan untuk berhenti di seberang restoran Sumber Hidangan yang letaknya di jl BRAGA.

(Nah, bangunan yang tembok jendela dan pintu-nya coret coret itu adalah bangunan restoran Sumber Hidangan. Ya,restorannya tutup,dan maap banget pas lagi penjelasan soal Restoran Sumber Hidangan ini aku ga fokus dengerin gara gara cacing cacing diperut kompakan nari tor-tor-__-” dan samar samar yang aku dengar soal sumber hidangan ini, katanya siklus bukanya itu PAGI BUKA, SIANG TUTUP, SORE BUKA SAMPE MALAM. Wah asa kagok yah. Terus di restoran ini juga dijual hidangan yang terbuat dari BABI, yaitu steak babi. Tapi selain itu masih banyak menu menu enak dan halal yang ditawarkan, ada kue soes-nya juga. Ini restoran tempat makannya orang orang Belanda, dari jaman dahulu kala sudah ada. Ayo silahkan dicoba yah pemirsa, dateng aja langsung ke tempatnya ;3

(ini foto yang iseng aku ambil pas lagi jalan. Aneh kemana mempelai pria-nya?-_-“)

(Dan ini salah satu pemandangan FAVORIT aku. Keren aja liatnya ;3 bapak sama anak-anaknya ini kompak banget 😉
========================================================================

Selanjutnya, kami semua mampir ke  BRAGA PERMAI. Ehm bukan mampir sih, cuma liat liat aja sambil sharing dan cerita tentang BRAGA PERMAI. Jadi BRAGA PERMAI itu restoran yang punya LISENSI buat masak resep makanannya Ratu Belanda dulunya. Tapi walaupun BRAGA PERMAI ini restoran Belanda nama menu masakannya pake bahasa Perancis loh.

Nah, seperti yang kalian liat keadaan langitnya bandung di pagi itu biru banget kan yah, cerah,indah,kalau kata ceribel mah ISTIMEWA ;3.apalagi suasana Braga pagi itu juga masih WOLES coy,jadi enak bangetlah jalan jalan pagi di Braga 😉 bisa cuci mata liat bangunan bangunan keren dan lukisan lukisan uniknya ;3 keadaan Braga di pagi hari berbanding terbalik sama keadaan Braga di malam hari,ga berani motret ah x))) haha.coba cek sendiri aja yah ;)).
=========================================================================
Perjalanan kami masih berlanjut! kami semua para Aleut Rangers langsung menuju ke GERBANG APANDI, bukan AFANDI. Kan orang Sunda gabisa bilang FFFF!! eh gerbang atau gang sih? -_-“.

(Nah ini dia penampakan Gang Apandi itu,di atasnya ada itu apa ya? semacam janur yang mengering?? Gang Apandi ini jalan tembus menuju Banceuy)

(Dan pemandangan di gang yang pertama kami lihat adalah PENAMPAKAN HOTEL ini -_-” gilaa ini tinggi banget, kelebihan kalsium nih hotelnya. Jadinya rumah rumah warga itu nyempil diantara cakaran gedung gedung kelebihan kalsium yang jumlahhnya semakin membabi buta. Jadi percis jakarta, di balik gagah gedung gedung pencakar langit terselip gubug gubug reot yang tak terurus. Ini realita dan ini Bandung kita.

(Lama lama mungkin rumah rumah penduduk yang lumpuh ini akan ludes juga diserang proyek super para kontraktor. Mungkin beberapa tahun kedepan nanti gedung gedung kelebihan kalsium itu akan merembet sampai ke perkampungan warga, nah sekarang gimana solusinya biar pertumbuhan membabi buta gedung gedung kelebihan kalsium ini bisa di jinakan. Hmm..solusinya adalah..tanya Ridwan Kamil yuk).

(para Aleut Rangers berfoto diatas jembatan yang dibawahnya terdapat aliran Sungai Ci Kapundung,bukan Sungai Nil ;3).

(itu aliran Sungai Ci Kapundung yang membelah perkampungan warga, kontras yah. Belahan aliran sungai itu seakan membelah KASTA. Kasta gedung dan kasta kampung. Ini realita ini Bandung kita).

(keren nih, udah kaya poster fiilm aja ;))bentar ini yang motoin siapa yaaaaah ;))) )

(yupp dan para Aleut Rangers kompakan foto di atas tangga jembatan,ini teh padahal ngahalangan jalan ,hahaha ).

Oke dan saat itu ternyata ada 2 orang Aleut Rangers yang ketinggalan rombongan, jadinya kami semua harus nunggu di atas jembatan, yah sambil nunggu sambil foto foto. Akhirnya kedua Aleut Rangers bisa diketemukan, kami semua melanjutkan perjalanan, karena duduk duduk di atas tangga jembatan emang mutlak ngaheurinan dan ngalangin jalan.
=========================================================================

(Ini waktu kami lagi share cerita tentang sejarah kuliner Kota Bandung lagi, tapi lagi-lagi saya ga fokus. Ternyata cacing diperut saya sekarang malah shuffle dance, jadi saya gabisa mencerna ceritanya dengan baik.maap ya-__-“).

Oke ini kan judulnya ALEUT KULINER, tapi pasti pada heran..MANA MAKANANNYA? yah sabar-sabar. Ini memang Aleut Kuliner, tapi kami bukan anak buahnya Bondan Winarno, tidak semua makanan yang masuk ke perut harus di shoot. Nanti kalian pada kabita kan kasian, apalagi kalo baca ini pas bulan puasa ;(( malah dosa ;((.

==========================================================================

(Nah ..JRENG JRENG.ini kan yang kalian tunggu tunggu? YUP! akhirnya kami berhasil mendatangi MANGSA PERTAMA, yaitu LOTEK ALKATERI, lotek ini udah terkenal dan melegenda, tempat jualannya sederhana dan jualan pake tenda biru, tapi tidak dihiasi janur kuning.

DAN…
Ini dia penampakan wajah wajah merdeka, puas menikmati lotek yang mereknya alketiri ini. Cacing cacingnya udah ga nari tor tor lagi kan?.

NAH , kalo kalian mau nyobain lotek merek Alkateri yang ORIGINAL dan bukan KW , bisa langsung dateng ke sekitar Jl.ABC, disana ada tenda biru yang tidak dihiasi janur kuning menjual menu lotek istimewa, namanya LOTEK ALKATERI, mangga di tampi ;))).

=========================================================================
Selesai makan lotek. Eh makan loteknya sambil jalan sih, maksudnya kami pun melanjutkan ALEUT KULINER ke tempat yang lainnya. Kali ini KULINER KOPI yang kebagian di omongin.

DAN..
Ini dia salah satu warung kopi/kedai kopi terkenal lainnya.namanya WARUNG KOPI PURNAMA, kalau gak salah dulu pernah masuk COFFE STORY KOMPAS TV, tapi kalo salah yah maap aja,manusia tidak luput dari kesalahan kan?.

(katanya rasa kopi di kedai ini tuh KHAS banget. Tapi kami ga sempet nyobain kopinya kami sayang dompet kami, konon harganya 10 kali lipat kopi torabika. Itung sendiri deh ;))) ).

Nah di Kedai Purnama ini kita bisa beli kopi dengan 2 cara. Cara pertama beli kopi jadi langsung minum deh ,tapi tiuup dulu jangan ditelen panas-panas. Dan cara kedua beli biji kopinya terus digiling sendiri dirumah, ya itupun kalo punya gilingan kopi, kalau gapunya? tepokin pake palu aja -_-“.

(Nah ini waktu kami semua lagi cerita cerita soal KOPI. Waktu itu Kak Reza ngejelasin berbagai jenis kopi, ada kopi TORABIKA, ARABIKA dan ROBUSTA. Eh yang disebutin pertama itu harusnya disensor sih ;))) ).

Dan yang ngebedain kopi ARABIKA & ROBUSTA itu adalah tingkat keasamannya katanya. Bentar, selama ini aku minum kopi gak pernah ada rasa asemnya kok -_-” dulu aku malah ngira kopi ARABIKA itu kopi yang di import dari Arab, dan kopi ROBUSTA itu kopi yang direbus. Baiklah, karena ALEUT KULINER semua hipotesis itupun TERBANTAHKAN.
==========================================================================

(Nah, kami pun melanjutkan perjalanan dan ambil jalur tembus lewat PASAR KOTA KEMBANG. Beginilah penampakan pasar Kotkem di pagi hari. Masih sepi, belum banyak yang belanja. Harga-harga dipasar Kotkem ini miring dan murah murah looooh. Sedikit tips aja kalo mau belanja sepatu/tas disini harus pinter pinter ngabodor sama si emangnya, SKSD aja biar nanti dikasih murah. Soalnya waktu sekolah aku sering banget nganter temen temen aku kesini, buat beli barang terus dijual lagi atau dipake sendiri).

Dan salah satu hal yang bikin aku cinta kota kembang adalah DVD dan CD BAJAKAN ;)). Yah, KOTA KEMBANG adalah pusat DVD/CD di Kota Bandung. Semuanya LENGKAP, MURAH, pokoknya belanja CD disini mah kenyaaaaaang deh ;3,  kasetnya juga bagus dan kualitasnya bersaing, jarang eror. Justru kalo aku beli DVD/CD di toko toko malah suka eror dan gamau jalan. Berarti DVD player aku emang jodohnya sama kaset bajakan di Kota Kembang ;3.

==========================================================================
Baiklah!!
DAN….
Setelah kami semua para Aleut Rangers berjalan kesana kemari menyusuri sejarah kuliner Bandung, akhirnya kami sampai di TOKO SIMANALAGI.

(Di atasnya banyak tergantung pisang, yah soalnya emang toko ini SPESIALIS jual menu pisang goreng yang unik unik. Tapi selain pisang di sini juga dijual MENU MAKANAN lainnya, dan semuanya ENAK ENAK, kayaknya sih. Soalnya aku ga nekad beli semuanya buat tahu gimana rasanya, itumah penjajahan financial ==a.

Maap nih yah,kalo liat gambar gambar gini jangan pas bulan puasa.inget…

(Ada yang bisa nyebutin gak nama nama makanan digambar itu apa aja? aku cuma nyebutin dua, LONTONG sama KUE LAPIS doang -_-“).

(Nah, kan keliatan banget muka lapernya…. ;)). Itu semuanya MAKANAN, dan DIJUAL. Range harganya sih lumayan dan terjangkau, tapi kalo ini dijual di SEKOLAH aku dulu, kayaknya 2 kali ronde jajan aja udah bikin bangkrut sih -__-“).

MANALAGI?MANALAGI MAKANANNYA?

(Nah itu salah satu minuman khas Toko Simanalagi. Nama minumnya susah,lupa juga (ternyata Sarsaparila hehe) -__-” yang jelas ini RASANYA UNIK coy, rasanya kaya rasa SODA BALSEM ;3 enak banget, seger, harga satu botolnya 4 RIBU RUPIAH ;3 kalo buka puasa pake ini pasti mantap jaya ).

Oke.gimana?udah ngiler?
Stop. Dulu deh pamernya makannya. Jangan kelamaan makan dan jajan juga. ALARM DANGER di dompet udah nyala nyala nih. Jalan lagi aja yuk, leut!
==========================================================================
Nah,selesai dari SIMANALAGI. Kita langsung ke SIDODADI. Itu spesialis TOKO ROTI.

Nah Toko Sidodadi ini menjual berbagai macam jenis, rasa, dan bentuk roti. Tapi aku ga sempet masuk ke dalem. Soalnya penuh banget, dan konon di dalem Toko Sidodadi itu terdapat GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK yang super kuat. Kalo kita masuk dompet dan duit kita bisa ketarik buat beli rotinya, Baaaah!.

Dan disamping Toko Sidodadi ini ada yang jualannya CINGCAU ;)). Ada yang belom pernah makan CINGCAU?. Kasian deh lah yau ;3.

(Nah tapi ini cingcau nya beda.soalnya ini cingcau obat,dan gulanya gak sama kaya cingcau biasanya. Yah,ini BUKAN CINGCAU BIASA. Bisa jadi OBAT PANAS.panas apa yah? yang jelas bukan panas hati…errrr!..

DAN…kami semua pun foto foto dulu sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Ngaleut gak lengkap rasanya tanpa jeprat sana sini ;3
=========================================================================
Dan dari SIDODADI, kita menuju ke Jalan Kalipah Apo. Nah sebagai anak gaul saya merasa gagal, soalnya saya baru tahu dibandung itu ada JALAN KALIPAH APO *kamana wae neng?*.

Dan…tujuan kami ke jalan KALIPAH APO adalah untuk….

LOTEK LAGI???MABOK LOTEK -__-”
yah ,kalem aja kali gausah kaget gituh. Ini namanya LOTEK KALIPAH APO 42. Toko lotek yang bentuknya udah lebih modern. Gak pake tenda biru tanpa janur kuning kaya Lotek Alkateri tadi. Tapi gak ada yang beli lotek disini sih, jadi kita kesini lewat doang, yah itung itung nambah ilmu lotekologi lah.

DAN…ternyata! di samping toko lotek ada yang jualan BOLA NAGA

Oke. Itu bola UBI sebenernya. Cuma bentuknya KEREN sih..bulet, orange, nyala. Kaya DRAGON BALL alias bola naga ;))). Harganya murah juga, enak lagi, manis ;)))si emang-nya bisaan bikin bola bola ubi yang eksotis dan cantik macam ini. Kaya bola naga dan liontin asmara.

DAN! ada satu FENOMENA tak biasa saudara saudara! hanya ada di bandung sepertinya, dimana sekarang BMW tak lagi dijual di SHOW ROOM, sekarang BMW diperjualbelikan di PINGGIR JALAN secara KAKI LIMA, bahkan BISA DIMAKAN. Kaget gak? kaleem..gaperlu sampe salto sambil bilang WAW ya ;).

oke,NO PIC HOAX.ini buktinya…

(nah…gimana?percaya kan kalo di Bandung mah BMW dijual di tenda pinggir jalan dan bisa dimakan??? ;))) )
==========================================================================
OKE dan kisah FENOMENA BMW KAKI LIMA tadi mengakhiri ALEUT KULINER kita hari ini. Tadinya kita semua mau FINISH di kawasan Pecinan, cuma jauh teuing. Udah pada cape kasian. Padahal aku mah masih kuat jalan sih ;))).
Yaudah akhirnya kita semua mengakhiri ALEUT KULINER dengan sharing dan cerita cerita di LAPAK TOKO di Jalan Gardujati. DAN KALIAN TAHU APA? berkali kali kami harus pindah LAPAK karna mendapat “pengusiran secara halus” yah. Si pemilik toko tiba tiba datang dan akan membuka tokonya, jadi kami harus segera langkah tegak maju jalan,dan duduk di lapak lainnya heheheh.
Inilah potret wajah para Aleut Rangers yang LELAH dan LAPAR. Okey, ini judulnya emang ALEUT KULINER tapi tetep aja pada kelaperan yah -_-“.

Nah, berakhirlah ALEUT KULINER kami hari itu. Kami semua pun pulang ke habitat dan alam masing masing. Sebenernya beberapa diantara kami ada yang memutuskan buat makan lagi, nambal lambung yang ternyata masih laper. Cuma saya memutuskan untuk langsung hengkang, karena ada keperluan lain dan mau ketemu temen, ehm ga penting juga sih saya ceritain yah -_-” oke SEKIP.
Sekian laporan ALEUT KULINER-nya. Kesan saya di ALEUT KULINER adalah ya, betapa saya sedikit malu dan merasa gagal sebagai anak gaul Bandung, saya gatau dibandung ada SIMANALAGI ada SIDODADI *kemana wae neng* , meskipun saya orang Lembang sih sebenernya, tapi kan pergaulan saya besar dan luas di Bandung. Jadi saya juga harus mengapresiasi titik titik sejarah Kota Bandung, sekalipun itu hanya sejarah dari secolek lotek dan setetes kopi.
Mohon Maaf bila dalam postingan ini banyak TYPO dan salah kata.kalo ada yang tersinggung yah maaf juga ,eh tapi kenapa harus tersinggung?-__-” kesempurnaan hanya milik allah dan milik lagu andra and the back bone.
Sampai Jumpa di Cerita Aleut kami selanjutnya.SAMPURASUN DADAH ;)))
========================================================================
SUMBER PHOTO:
Album Facebook & Dokumentasi saya
MODEL PHOTO:
BRAGA
RESTORAN SUMBER HIDANGAN
BRAGA PERMAI
GEROBAK LOTEK ALKETIRI
WARUNG KOPI PURNAMA
TUKANG BOLA NAGA
BOLA NAGA
LOTEK KALIPAH
GEROBAK BMW KAKI LIMA
BAPAK DAN 3 ANAK GUNDULNYA
TOKO SIDODADI
TOKO SIMANALAGI
MAKANAN,KUE,MINUMAN
CENDOL
ALEUT RANGERS
Dan semua unsur dalam poto yang takterdefinisikan,tak teruliskan,karna banyak teuing nanti bikin lieur yang baca.thanks.
Original post : http://dindatheexplorer.blogspot.com/2012/07/aleut-kulinermaknyos-3.html

 

 

 

Sedikit Cerita Tentang Kuliner Bandung

Oleh : Mohammad Salman (@vonkrueger)

*sekedar epilog dari ngaleut kuliner (15 juli 2012) hahaha :D oh ya, penulis tidak akan dan tidak mau bertanggung jawab atas timbulnya rasa lapar, ngiler dan lain-lain*

Dari sekian banyak macam makanan/minuman di Bandung, mungkin ada beberapa yang kita ga tau makanan ini asalnya darimana? kenapa namanya ini? padahal makanan itu udah sering kita lihat, atau malah jadi makanan favorit.

yuk ah kita sedikit mengintip (udah mah sedikit, mengintip) makanan-makanan yang banyak ditemui di Bandung :D

Siomay

Siapa sih orang Bandung yang ga tau siomay? dari sekian banyak jenis siomay yang ada di  Indonesia, ‘Siomay Bandung’ adalah yang paling terkenal.

Siomay, berasal dari masakan Cina, Shumai. Diyakini pertama kali dikembangkan dari daerah Huhhot, Mongolia Dalam. Dalam resep aslinya, makanan ini dibuat dari daging babi giling dicampur dengan udang, lalu dibungkus dengan kulit tipis dari tepung terigu. Beberapa variasi shumai menambahkan jamur dan sedikit daging sapi didalamnya.Karena di Indonesia mayoritasnya muslim, maka siomay daging babi jarang sekali ditemukan.

Biasanya siomay dibuat dari daging ikan tenggiri, meskipun ada juga yang menggunakan udang, tuna, dan ikan-ikan lainnya. Ada beberapa macam penyajian siomay. Di restoran tionghoa, siomay biasanya disajikan dengan saus cabe asam manis. Cara makannya siomay dicocol satu-satu kedalam saus itu.

Siomay Bandung biasanya disajikan dengan kol, kentang, telur, paria, tahu (bisa diisi adonan siomay atau tidak) dan disiram dengan bumbu kacang. Juga ditambahkan dengan kecap manis, sambal, dan sedikit perasan jeruk nipis. Dimakan anget-anget, wuiiiihhhh….SEDAP.

Batagor

Nah, ini pengembangan dari siomay. bahan dan cara penyajian sama, tetapi setelah itu digoreng, bukan dikukus. Batagor ini lahir di Bandung, sekitar era 70-80an (mungkin ada yang punya info lebih lengkap?). Karena digoreng, tekstur batagor sangat “crunchy”. Banyak orang luar kota yang datang jauh-jauh ke Bandung cuma ingin ngerasain batagor, dan kalau diluar kota, kadang-kadang penjual batagor memasang plang “Batagor Asli Bandung” *padahal mah bikinan dia sendiri*.

Cap Cai

Banyak orang mengira kalo cap cai itu asli sunda. Padahal, makanan ini berasal dari kaum peranakan tionghoa, yang di-inspirasi oleh masakan fujian.Arti cap cai sendiri adalah “aneka ragam sayur”. kalo diartikan secara harfiah, Cap atinya
sepuluh, cai artinya sayur. Maka cap cai bisa diartikan “sepuluh sayur”.

Bakso

Abang tukang bakso, mari-mari sini, aku mau beli…~

Bakso, berasal dari kata bak-so, yang dalam bahasa cina berarti daging (babi) giling. Tapi karena sudah mengalami proses akulturasi, bakso di Indonesia biasanya terbuat dari tikus…eh, daging sapi giling dicampur sedikit tepung tapioka :D bakso juga ada yang dibuat dari ayam, udang, dan ikan.

Biasanya bakso dihidangkan dalam kuah kaldu, ditemani dengan mie, bihun, tahu atau siomay, toge, bok choy (sosin), pangsit goreng, dan ditaburi bawang goreng dan seledri. hmmmmm…..bakso juga sering digunakan sebagai pelengkap dalam nasi goreng, mie goreng dan cap cai.

Karena bakso begitu populer, terkadang beberapa oknum menyalahgunakan beberapa bahan dalam membuat bakso. seperti mencampurkan boraks, memakai daging tikus, dll.

Mie/Bakmie

nah, ini salah satu temennya bakso. Bakmi, berasal dari kata hokkian(dialek dalam bahasa cina) bah-mi, berarti mi dengan daging. Bakmi ini dibawa oleh para pedagang cina yang berlayar ke Asia Tenggara, dan menjadi populer di Thailand dan Indonesia.

Resep bakmi yang paling populer di Indonesia adalah Mie ayam! Di berbagai kota, makanan ini bisa saja ditemui entah di restoran atau gerobak. Bakmi biasanya disajikan dengan daging (ayam atau sapi) diatasnya, sedangkan kuahnya terpisah.Bakmi juga biasanya ditemani dengan pangsit goreng.

Variasi lain dari mie/bakmi adalah mie goreng. Konon, makanan ini berasal dari makanan cina, Chow Mein, dan disebarkan oleh imigran cina ke Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Mie goreng juga mirip dengan satu makanan Jepang, yaitu yakisoba. Di Indonesia, mie goreng sering disebut dengan bahan-bahannya. Entah Mie goreng sapi, Mie
goreng udang, mie goreng seafood,dll. Kadang disebut juga dengan daerah asalnya, seperti mie goreng Aceh, Mie goreng jawa, dll.

Ada juga Ifu mie, sama-sama variasi dari mie/bakmi. Ifu mie adalah bakmi yang direbus, lalu digoreng sampai garing dan berbentuk seperti sarang, lalu disiram dengan tumis sayuran.

Lotek, Karedok, Gado-gado, Pecel

Apa bedanya lotek, karedok, gado-gado, pecel?

Lotek, biasanya terdiri dari kangkung, kol, toge, terkadang waluh, yang direbus, lalu diberi bumbu kacang yang diulek dengan kentang, atau ubi.Lotek atah (mentah), sama seperti lotek tapi sayurannya tidak direbus terlebih dahulu.

Karedok, dari kol, timun, daun kemangi, toge, disiram bumbu kacang.

Gado-gado, terdiri dari selada, toge, kol, tahu, kentang rebus, telur rebus, disiram bumbu kacang. Kadang-kadang ditambahin lontong.

Pecel, isinya bayam, toge, kacang panjang, kemangi, daun turi, disiram bumbu pecel. Bumbu pecel sendiri mirip sama bumbu kacang biasa, cuma ditambah cabe rawit, asam jawa, & daun jeruk purut.

Memang penjelasannya sedikit membingungkan, tapi kesamaan dari keempatnya adalah, sama-sama enak dimakan dengan nasi hangat dan kurupuk/rempeyek yang banyak!! :D

Kupat Tahu

Ada dua aliran kupat tahu di Bandung. yang satu Kupat Tahu Padalarang, satu lagi Kupat tahu Singaparna. bedanya apa?
Kalau kupat tahu Padalarang, terdiri dari kupat, tahu gorang, dan disiram dengan sayur soun – baru ditambahin kecap manis dan kerupuk.

Kupat tahu singaparna, terdiri dari kupat, tahu goreng, toge, disiram bumbu kacang, ditambahi kecap dan kerupuk.

Nah, intip-mengintip sudah selesai! masih banyak kuliner Bandung yang belum kebahas, maaf-maaf saja :D lagipula kalau dibahas semua mungkin saya harus bikin situs baru :D Sebagai penutup ada joke sedikit dari kang Unang Lukmanulhakim :D
“Naha dingaranan lotek? sabab bumbuna direndos! mun bumbuna diblender, ngaranna haitek! *hi-tech*”

carpe diem!.

Original Post : http://msvonkrueger.wordpress.com/2012/07/15/sedikit-cerita-tentang-kuliner-bandung/

 

 

Kelom Geulis Sang Putri Duta Besar

Suatu peristiwa unik terjadi pada Perayaan 10 Tahun Kemerdekaan Indonesia di Kedutaan Besar RI di London. Kala itu seorang juru potret dalam negeri berhasil mengabadikan beberapa wartawan Inggris yang tengah membidik tubuh bagian belakang sdr. Suharmi Sentanu, Putri Soepomo, Duta Besar RI di Inggris.

Apa kiranya yang menarik perhatian para wartawan Inggris itu? Apakah kecantikan sang Putri Dubes? Ternyata tidak, Jawabannya baru terkuak sore harinya dalam harian “Evening Standard” tanggal 17/8-55 yang terbit di London. Ternyata di halaman muka koran tersebut terpampang gambar tumit Suharmi yang tengah mengenakan Kelom Geulis berbentuk kepala dewa Kala.

Rupanya bentuk kelom geulis ini begitu menarik perhatian para wartawan Inggris. Melalui kelom geulis ini seluruh London mengetahui bahwa di rumah Pak Pomo pada tanggal 17 Agustus 1955 telah diadakan perayaan hari ulang tahun Kemerdekaan RI yang ke-10.

Isi terjemahan teks yang tercantum di koran Evening Standard itu sbb.:

Sebuah bendera dinaikkan dan selama satu menit orang berdiam diri hari ini di kedutaan besar RI di London. Upacara hari ulang tahun ke-X Proklamasi Indonesia. Duta Besar R. Soepomo mengucapkan pidato. Di antara hadirin tersebut terdapat puterinya yang berusia 19 tahun – Ny. Suharmi Sentanu.

…dan sebuah catatan :
Ny. Sentanu memakai sepasang kelom geulis berkepala “Dewa Kala”

>>>
Silakan mengambil makna dari kisah yang menurut saya sangat menarik ini…

Oleh : M. Ryzki Wiryawan (@ryzkiwiryawan)

Au Bon “Mason”

Apabila anda ke daerah Braga Selatan saat ini, lihatlah sebuah bangunan di sebelah Gedung AACC (New Majestic) yang sedang dipugar. Mari berharap semoga pemugaran bangunan ini bisa mengembalikan ‘jiwa’ bangunan tersebut yang telah lama terlantar.

Bangunan itu dulunya difungsikan sebagai toko Fashion “Au Bon Marche”. Toko yang selalu meng-update koleksinya dengan acuan mode yang lagi populer di Perancis. Menjadikan Bandung sebagai salah satu trend setter fashion untuk Hindia Belanda. Seorang penulis asal Singapura, J.T. Lloyd dalam bukunya “Across the Equator” memaparkan keadaan toko-toko fashion di Bandung sbb. :

“…The European shops, too, are handsome and are all paved with white marble or ornamental glaze tiles in artistic designs. In some of the large shop you can almost anything from a needle to dreadnought, and of the best description. The shop fronts are fitted with large plate-glass windows in some of which may be seen lovely creations in the way of ladies’ costumes : quite Parisian, I believe, but I don’t know much about the construction of dresses or the names of the materials of the various designs, therefore I hesitate to go into details. I only know they look extremely elegant and that similar costumes are worn by the many handsome Dutch ladies to be seen here and at Batavia...”

Seperti yang disebutkan di Iklan Au Bon Marche di atas, toko ini menyediakan pakaian-pakaian mewah untuk para tuan dan nyonya Belanda “Dames Modemagazijn en Heeren Modemagazijn”, serta pakaian untuk olahraga (yang juga hanya bisa dinikmati orang kaya). Jelaslah bahwa produk yang disajikan toko ini terbatas untuk kalangan teratas di Hindia Belanda.

Tapi ada yang aneh dengan iklan ini… Apa itu? Perhatikan logo toko Au Bon Marche di atas dan anda akan mendapatkan simbol freemason di sana… Apakah ada hubungannya?.

Oleh : M.Ryzki Wiryawan (@ryzkiwiryawan)

Rood-Wit, Merah Putih sang Pionir Sepakbola

Ini adalah repro jelek dari akte klub sepakbola pertama (yang tertulis) di Nusantara, Root-Wit (merah putih). Root-Wit didirikan di Batavia tanggal 28 September 1893. Di saat bersamaan, di Portugal, António Nicolau de Almeida mendirikan Futebol Clube do Porto.

Root-Wit sendiri bernama lengkap “Bataviasche Cricket- en Football-Club”. Dipimpin oleh J.D. De Riemer, klub ini berkecimpung di kriket dan sepakbola. Tahun 1894 Root-Wit disahkan oleh Departemen Kehakiman.

Yang menarik adalah :

1. Kenapa tertulis “Football” dan bukan “Voetbal” ?
2. Warna yang dipilih : merah-putih.

Oleh : R.Indra Pratama (@omindrapratama)

Sumber :

Tim Penulis 80 Tahun PSSI. 2010. Sepakbola Indonesia : Alat Perjuangan Bangsa dar Soeratin hingga Nurdin Halid (1930-2010)

Memperkosa Keeksotisan Ci Kapundung

Oleh : Dinda Ahlul Latifah (@propesordinda)

Assalamu’alaikum Wr Wb

Hay, para penjelajah bumi,aku mau berbagi kisah perjalananku, kisah sepatu jalangku, dan kisah teman-teman hebatku saat kami “memperkosa”  keeksotisan Ci Kapundung. Selamat berpetualang !.

Pada tanggal 1 Juli lalu,kami semua para pegiat Aleut atau Aleutians, atau aku lebih sukamenyebut Aleut Rangers, dengan penuh semangat menjelajahi keeksotisan Sungai Ci Kapundung. Kami semua berkumpul jam 7.30 di markas besar atau sekretariat Komunitas Aleut. Tapi berhubung keadaan lalu lintas Bandung yang macet, jadinya semua Aleut Ranger a.k.a Aleutians yang siap ngaleut baru bisa berangkat sekitar pukul 8.30. Ngaret 1 jam?, itu presentasi menakjubkan untuk ukuran orang Indonesia yang akan pergi menjelajah tanpa dibayar, tapi kami semua tahu kami akan dapat bayaran lebih dari materi yaitu PENGALAMAN & KEPUASAN BERPETUALANG ;).

(nah itu potret wajah Ci Kapundung dalam awal perjalanan kami memperkosa keeksotisan sungai yang sudah tidak perawan lagi ini)

Kami semua para pegiat Aleut alias Aleutians alias Aleut Rangers sangat bersemangat sekali pagi itu. Matahari seakan ikut mendukung kegiatan jelajah sungai kami, sangat cerah dan hangat, tersenyum pada kami seakan berkata “Semangat Kaka!”. Sepanjang perjalanan kami tidak henti berceloteh, bergurau, dan berfoto. Jujur saja saat itu saya merasa seperti Dora The Explorer, namun saya tidak butuh peta untuk berpetualang, karena alam punya kompas dan petanya sendiri jika kita menikmatinya.

(yang kalian lihat itu salah satu penampakan wajah Sungai Ci Kapundung. Gambarnya sedikit burek yah. Maklumin aja saya potonya sambil elap-elap keringat)
(Inilah penampakan para Aleutian alias Aleut Rangers, gaya-nya trendy banget kan?;). Mau ngaleut tetep harus kece, siapa tahu dijalan ketemu produser pilem)

(nah inilah kenapa Sungai Ci Kapundung dibilang tidak perawan lagi, karena sudah tercemari oleh berbagai sampah dan limbah. Prihatin kan?. Sungai Amazon-nya Jawa Barat malah dipenuhi sampah dan limbah. Jangan tanya didalamnya ada buaya atau anakonda apa tidak, kalau ada mana mau kami nyebur kedalamnya)

(kami meneruskan perjalanan petualangan kami lewat jalur darat dulu,  melewati bukit-bukit dan perkampungan warga. Semakin siang matahari semakin  berkobar, keringat kami semakin deras sama seperti semangat kami yang tak pernah terkuras. Akhirnya kami sampai pada salah satu terowongan ,terowongan sepanjang sekitar 10-15 meter, saya tidak tahu persis berapa panjangnya, soalnya saya tidak bawa penggaris untuk sekedar mengukur panjang terowongan.)

kami para Aleut Ranger sangat antusias untuk menelusuri terowongan sungai itu, sorakan para Aleut Ranger yang memutuskan untuk tidak nyemplung membuat kami semakin semangat, yah betul sih adegan itu mirip-mirip salah satu challenge dalam Be A Man ;)) meskipun cuma sebagian yang nyemplung dan masuk terowongan tapi adrenalin cukup terpacu saat masuk kedalam terowongan yang gelap dan tanpa lampu itu.

(Waktu masuk terowongan saya sempat rekam dengan video recorder, cuma gelap sih, terus aplotnya bakal lama.heheheh)

Saya baru pertama kali masuk terowongan sungai, saya membuka sepatu saya dan nyeker masuk, tidak peduli kotor atau basah, karena berani kotor itu baik. Didalam terowongan kami semua mengalami kendala,apalagi buat para Aleut Ranger yang nyeker, bebatuan itu membuat kaki kami sakiiiiiiiit sekali. Apalagi medan gua yang sempit dan gelap, penuh sarang laba-laba. Persis salah satu adegan dalam film Anaconda. That was an amazing moment!.

Akhirnya setelah pergulatan dengan monster “gelap” dan monster “batu” dalam terowongan,para Aleut Ranger selamat sampai keluar terowongan. Kami pun disambut dengan sorak sorai Aleutian lain yang sudah menunggu di pintu keluar terowongan. Alhamdullilaaaaah ;).

Setelah berpetualangan dalam terowongan kami pun menemui WATERVANG!! .

jadi watervang itu fungsinya buat memecah aliran air sungai.gituuuuuuuuuh ;)).

Nah, perjalanan petualangan kami kecubek-kecubek Ci Kapundung belum  berakhir sampai disitu, KARENAAAAAAA PETUALANGAN YANG SEBENERNYA BARU DIMULAI ;))) jreng!jreng!.

Kami semua memutuskan untuk menyebrangi dan langsung melawan arus Ci Kapundung yang saat itu untungnya lumayan woles dan kalem. Kami semua menceburkan diri kesana!. Dan saya sangat bangga sekali sebagai orang Bandung (eh orang Lembang ketang saya mah) bisa langsung pedekate sama Ci Kapundung yang merupakan The King of River ini. (Eh bentar kalo King, kenapa Cikapundung bisa gak perawan lagi?. Oke saya salah nyambungin topik, maaf!. ). BACK TO THE CI KAPUNDUNG!.

Kalian tahu kan kaya gimana keadaan Ci Kapundung?. Yup! airnya terkontaminasi oleh berbagai zat dan partikel duniawi. Karena saya bukan orang kimia dan iisika, saya ga sempat meneliti dulu zat apa saja yang mengkontaminasi Ci Kapundung kami itu. Namun katanya, keadaan Ci Kapundung dikategorikan masih lumayan bersih. Ya memang sih ternyata sampah-sampahnya tidak terlalu membeludak,dan keadaan airnya masih tergolong tidak terlalu cubluk. Cuma tetap aja kan kita gatau orang ngapain aja disana.

Nah, medan dan keadaan bebatuan sungai yang cukup ekstrim dan licin membuat para Aleutian tergelincir dan terkejebur alias tikusruk. Saya pun merasakan sendiri bagaimana mantapnya ciuman batu Ci Kapundung yang bikin linu dan bonyok lutut ;3. Semuanya basah semuanya jibrug, semuanya senang ;3.

Jujur baru pertama kali saya menkeceburkan diri ke dalam sungai, sungai yang dijadikan sebagai tempat pembuangan!. Itu artinya saya, dan kami semua para Aleutian, merelakan dan menumbalkan diri untuk bersatu dengan sisa-sisa pembuangan, namun itu kami lakukan karna kami sayang Ci Kapundung, kami peduli dan kami kepo ingin mengenal lebih dekat Ci Kapundung tuh gimana sih orangnya, gituh!.

Perjuangan kami dalam berjalan menelusuri arus Ci Kapundung bisa dibilang cukup lancar, meskipun diwarnai insiden kecebur yang bikin ngakak saat melewati beberapa medan terjal dengan arus yang cukup besar kami semua saling membantu dan bekerja sama. Gilaaaa! ini keren abis, disaat banyak para pemuda bandung yang jalan-jalan ngalay ke mall,atau masih bergelut dengan selimut dan kasur, kami justru rela pedekate dan “memperkosa” keeksotisan Sungai Ci Kapundung!.

Akhirnya, arus dan medan Ci Kapundung berhasil kami taklukan!. Kami Menaaang!. Kami berhasil menepi ke daratan!. Kami lolos dari kejaran lele koneng ;3. Nah kebayang kan kalau di Ci Kapundung ada buaya atau anakonda -nya, perjuangan kami menuju daratan akan semakin ekstrim dan fearfull!. Alhamdullilaaah selamat meskipun basah semua ;3.
=======================================================================

Nah ini cuplikan poto-poto kami, Aleutians alias pegiat Aleut alias Aleut Rangers. Stamina kami masih kuat!, kami masih tangguuuh, karena perjalanan kami masih belum selesai ;3 Selamat menikmati pesona Ci Kapundung, selamat menikmati pesona kami ;)).
========================================================================

CURUG DAGO,prasasti.

Kami melanjutkan petualangan kami ke Curug Dago, tepatnya ke sebuah prasasti yang terdapat disana. Untuk menuju air terjun dan prasasti itu kami harus menuruni tangga, turunnya sih tinggal blek tapi naeknya cooooy ;3.

 Nah, keadaan air terjun di Curug Dago ini memang tak seindah “Air Terjun” Niagara di DUFAN,  ;(( . Oke, dan dalam perjalanan menuju Curug Dago kami menemukan hal  yang menakjubkan, benda hidup yang tak bisa dibawa pulang. Dan mereka adalah…

Dua personil junior baru Aleut Rangers yang kami temukan sedang menjelajah juga, mereka ini kakak-adik, namanya Teguh & Emir. Keduanya cakep kan?. Nah adek adek kalau sudah besar jangan jadi personil boyben, jadi personil Aleut sejati aja yah ;3.

Itu adalah batu prasasti-nya. Saya sendiri ga begitu tahu itu prasasti apa, karena keasyikan jepret sana sini, hihihi.

Oke mari kita menikmati pesona alam Curug Dago,dan pesona para Aleutian sebagai bonus super ;3.

Akhirnya selesailah petualangan kami di Curug Dago,kami semua memutuskan untuk mencari tempat peristirahatan,buat makan, solat, dan sharing;3.
=======================================================================
(nah itu foto saat kami melakukan sharing kegiatan ngaleut, kami semua secara bergantian akan menyampaikan kesan dan pesan “aleut kali ini” gituh. Kami sharing di sebuah pendopo di deket kawasan Curug Dago,tempatnya lumayan kotor. Cuma karena gak bawa sapu saya ga sempet bersihin sih. Maap yak.)
Akhirnya setelah sharing nya beres. Kami semua kompak lapar dan memutuskan mencari tempat makan. Berdasar salah satu rekomendasi Aleutian Master, A Ayan, akhirnya kami memutuskan untuk makan batagor di Simpang Dago. Tapi sebelum pergi kami tetep poto-poto lagi loh!.
===================================================================
Saat menuju tempat batagor ada fenomena menarik, yang dibawah itu foto temboknya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Tapi lihat dibawahnya, banyak sampah berjejeran. Saya tidak bawa sapu, kalo bawa mah Insya Allah disapuan.
Akhirnya perjalanan dan petualangan Ngaleut Cikapundung kami berakhir di meja salah satu tukang batagor di Simpang Dago. Selamat makaaaan, jangan lupa bayar!.
Udah dulu yah ceritanya. Capek nih, mau cuci sepatu dulu, sepatu putih saya jadi korban keganasan Cikapundung. Tapi gak apa-apa, berarti ada “bekas” dan “jejak” petualangan disana ;))).
=========================================================================
Kenapa saya pilih judul “MEMPERKOSA KEEKSOTISAN CIKAPUNDUNG”? . Jangan mikir porno!. Maksud dari memperkosa disini adalah menguak lebih dekat sisi keekstrim-an Cikapundung, terjun langsung ke aliran airnya, pedekate dengan deras arusnya. Kami semua sampai nyebur dan basah nyemplung Cikapundung, menurut saya itu bukan sekedar petualangan!. Lebih dari itu saya merasa itu juga adalah petualangan jiwa, karena otomatis, anggapan dan presepsi saya terhadap Cikapundung yang sudah tidak perawan lagi itu mulai berubah.
Saya sudah melakukan pedekate sama Cikapundung, saya berusaha buat mengerti, apa sih mau kamu? kok pundung ?. Dan saya rasa kalian harus melakukan hal yang sama, jangan sekedar “kenal” Cikapundung, tapi ber-pedekate-lah, kejarlah dan rasakan “perasaan” Sungai Cikapundung, buat jiwamu menyatu dengan derasnya air Cikapundung.
 Sekian cerita petualangan saya dengan Komunitas Aleut di Sungai Cikapundung. Ini baru season 1,masih ada season 2. Percayalah, kami ngaleut berseason-season bukannya mau menyaingi Cinta Fitri, tetapi karena kami peduli ;3.
SUMBER FOTO:
ALBUM FACEBOOK SAYA(DINDA AHLUL LATIFAH)
ALBUM FACEBOOK TEH TATA
MODEL FOTO:
SUNGAI CIKAPUNDUNG

Original Post : http://dindatheexplorer.blogspot.com/2012/07/memperkosa-ke-exotisan-cikapundung.html

Maribaja!

Dahulu Maribaya merupakan objek wisata yang sangat populer di Bandung. Saat ini pengunjung objek wisata tsb sudah sangat menurun seiring menurunnya kualitas keindahan di sana. Namun demikian, ada sedikit cerita menarik tentang Maribaya yang saya dapet dari suatu majalah jadul.

Konon asal muasal nama Maribaya diambil dari bahasa Sunda, kata “Mari” artinya Sehat dan “Baya” artinya Bahagia. Dahulu di sana hanyalah hutan rimba yang penuh dengan pepohonan besar dan kecil. Jarang sekali manusia berada di sana, kalaupun ada maka hanyalah orang-orang yang sedang susah atau bingung lantaran menderita penyakit yang dijauhi orang, seperti raja singa, borok, bungkul, dll.

Konon lagi, yang memberi nama tempat itu jadi Maribaya adalah seorang bujangga Sunda, KH Hasan Mustapa, yang saat itu menjadi kepala Penghulu di Bandung, jaman Bupati R. Aria Martanegara. Saat itu kira-kira tahun 1912 M.

Pada tahun 1926, saat terbentuknya Regentschaprad (Dewan kota), di Maribaya dibangun sebuah pesanggrahan oleh M. Usman yang saat itu menjabat Kontroleur merangkap kepala perusahaan kabupaten Bandung. Proyek pembangunan pesanggrahan sendiri dilakukan oleh Ir. R.H. Moch. Enoch yang menjabat Kepala Pekerjaan Umum Kab. Bandung tahun 1935.

Sebelum ramai oleh pengunjung, Maribaya termasuk tempat yang angker. Tercatat sebuah makam keramat di sana, seperti Makam Haji Buligir Putih yang ramai dijadikan tempat bertapa masyarakat. Selain itu ada juga beberapa mitos di Maribaya seperti :

– KASMARAN mere pepeling, ka sadaya nu teu damang, upami kasorang koreng, ararateul saluarna, atawa kasorang raad, siram teh kedah diatur, ulah sering ulah carang. Sedengna mah tilu kali, sareng mun parantos siram, landongan tipereu hae, Insha Alloh enggal damang,,,

– Di wewengkon Maribaya ulah nyeseuh pacuan digebot, sareng ulah nyebat lada, eta teh kedah dilarang, sok disamperkeun karuhun…

– Ulah nyandak poni lanjang, kajabi awewe goreng, baris teu matak kabita, sumawon tuang istri mah, kantenan eta kulanun, matak lami henteu damang…

(…Artinya silakan ditanyakan sama yang ngerti bahasa Sunda.. hehe)

*Foto kakek saya beserta teman2nya yang tengah “Ngaleut” ke Maribaya sekitar tahun 50’an

Oleh : M.Ryzki Wiryawan

Skandal Penyimpangan Seksual di Bandung

Oleh : M.Ryzki Wiryawan

Apabila anda pernah membaca buku “Vaarwel, Tot Betere Tijden: Documentatie over de ondergang van Ned-Indie” yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Djambatan dengan judul “Selamat tinggal , sampai jumpa pada masa yang lebih baik” karangan B.J. Bijkerk tentunya tidak asing dengan kisah skandal homoseksual yang terjadi di Bandung sekitar tahun 1938.

Ceritanya pada suatu malam, seorang pelajar HBS (Hogere Burger School/Setingkat SMA) berteriak-teriak dan gugup sekali datang ke kantor polisi. Ia melaporkan telah diserang oleh seorang Eropa yang ingin melakukan hubungan seks dengannya.

Beberapa waktu kemudian, skandal seks ini terbongkar setelah polisi menangkap basah seorang pejabat tinggi di sebuah hotel Tionghoa di Bandung, ketika tengah melakukan perbuatan tidak senonoh dengan seorang bocah pribumi. “Terwijl deze ontucht pleegt met een Inlands jongetje“. Sang pelaku segera dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi. Polisi kemudian menghubungi Residen Priangan dan Gubernur Jawa Barat yang kemudian menjatuhkan skorsing terhadap pejabat tersebut.

Sang pejabat lantas menanggalkan jabatannya dan atas kemauan sendiri naik kapal meninggalkan Hindia Belanda. Namun ketika kapal tersebut singgah di Makassar, pejabat tersebut diringkus polisi dan dibawa ke Batavia. Atas perintah jaksa agung, sang pejabat kemudian diganjar hukuman penjara selama satu setengah tahun di Sukamiskin.

Setelah itu Gubernur Jenderal Tjarda van Stackenborgh Stachouwer memerintahkan razia besar2an terhadap pelaku Homoseksual. Terjadilah seorang direktur sekolah MULO di Bandung melakukan bunuh diri dengan membuka keran gas di rumahnya karena takut ditangkap polisi dan malu terhadap keluarganya. Sang direktur ini terkenal pula sebagai penulis buku kanak2 terkemuka sekaligus organisator tonil untuk remaja. Di lingkungan masyarakat Bandung dia dikenal sebagai orang terpandang… Siapa sangka ternyata dia homoseksual. Siapakah namanya tidak disebutkan dalam buku karangan Bijkerk.

Editor : Tentunya kisah ini dimuat tanpa berpretensi kepada homophobia. Konteks yang dipakai dalam penceritaan ini adalah konteks sosial saat cerita ini terjadi, yang mana homoseksualitas, menurut sang penulis buku, bukan hal aneh di kalangan pribumi,, tapi jika menyangkut orang Eropa berhubungan berhubungan sesama jenis dengan pribumi, itu dianggap skandal.

© 2025 Dunia Aleut

Theme by Anders NorenUp ↑