Cigadung

Oleh: Arifin Surya Dwipa Irsyam

Ada yang rumahnya di Cigadung? coba angkat tangannya tinggi-tinggi.. Seperti yang sudah diketahui bahwa secara toponimi, Cigadung berasal dari kata Ci dan Gadung. Pasti sudah tidak asing lagi mendengar kata “gadung”.

Ya… gadung merupakan jenis tumbuhan merambat yang bagian umbinya dikonsumsi menjadi keripik. Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) dalam taksonomi tumbuhan adalah anggota dari famili Dioscoreaceae. Famili ini terdiri dari 600 jenis gadung, dan Dioscorea hispida Dennst. salah satunya. Untuk membedakannya, apa sih ciri jenis ini?

Dioscorea hispida Dennst. adalah tumbuhan merambat dengan panjang hingga 10 m. Berakar serabut dan memiliki batang membelit yang berwarna hijau. Daunnya majemuk, memiliki anak daun berjumlah tiga helai yang tipis. Jenis ini banyak dijumpai pada hutan sekunder di seluruh kawasan Asia Tenggara.

Tapi berdasarkan karakter fitokimianya, gadung perlu diperhatikan. Gadung mengandung senyawa beracun dioscorin dari golongan piperidine alkaloid. Senyawa dioscorin masuk ke dalam kategori highly toxic, dan dapat menyebabkan kerusakan hati serta gangguan saluran pencernaan manusia bila pengolahannya tidak tepat.

Senyawa beracun ini banyak terkandung dalam bagian umbinya. Sehingga sebelum dikonsumsi, senyawa dioscorin harus dibuang terlebih dahulu. Bagaimana caranya? Dalam praktek tradisional, bagian umbi harus dicuci pada air mengalir selama kurang lebih 7 hari untuk detoksifikasi kandungan dioscorin. Setelah bersih dari sneyawa racun, umbi dapat diolah menjadi makanan ringan. Bagian umbi kaya akan kandungan polisakardia atau karbohidrat, tersusun atas manosa, arabinosa, glukosa, galaktosa, xylosa, dan rhamnosa.

Selain kandungan dioscorin, gadung juga mengandung senyawa dioscin, dari golongan streoidal saponin. Senyawa ini dimanfaatkan sebagai hormon steroid semi-sintesis dan kontrasepsi oral. Namun pemanfaatan ini harus dibawah pengawasan tenaga medis. Selain bermanfaat sebagai sumber hormon steroid semi-sintesis, gadung juga memiliki beberapa aktivitas penting lainnya, seperti antitumor, antiradang, penahan rasa sakit (analgesik) antioksidan, dan sebagai obat cacing (anthelmintic).

Ternyata meskipun tergolong sebagai tumbuhan beracun, gadung juga memiliki manfaat di bidang kesehatan. Sayangnya.. saat ini gadung sudah jarang ditemui di Cigadung. Kalah bersaing dengan “tumbuhan” beton dan besi hasil karya manusia. yah..semoga saja gadung tidak sekedar menjadi cerita saja di Kota Bandung. Kita yang sudah tahu akan peran gadung bagi manusia diharapkan dapat melestarikannya.

Image

Iklan

2 pemikiran pada “Cigadung

  1. Ping balik: Toponimi Citepus | Dunia Aleut!

  2. Ping balik: Meretas Kampung Tua di Bandung Utara Bernama Coblong | Dunia Aleut!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s